Jumat, 06 Agustus 2010

Tanpa Judul (7)




Dunia Islam telah lama menjadi obyek penelitian dari kalangan Muslim maupun Nonmuslim. Dari fihak Muslim, mereka menggarap bidang sosioekonomi, atau terkadang geografi. Sementara fihak Nonmuslim lebih banyak menekankan studi sosiopolitik. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh saling terkait faktor yang menggerakkan masyarakat Muslim. Hasil studi itu mereka pergunakan untuk memudahkan mempengaruhi dan mengarahkan masyarakat Muslim. Sebuah krisis internasional, misalnya, adalah berawal dari hasil studi semacam itu.

Bila seorang pengamat membaca hasil studi tersebut, mereka mengambil kesimpulan bahwa “Ide Dunia Islam” tidaklah penting untuk diperhatikan, tidak perlu ada ikatan antarmuslim, dan seterusnya. Munculnya kesimpulan semacam ini karena para pengamat melihat fakta bahwa Dunia Islam begitu porakporanda yang mustahil bisa diperbaiki. Atau, mereka melihat kecamuk politik antarnegeri Muslim, ditambahi oleh pernyataan dari sumber berita dari musuh-musuh Islam. Keadaan itu semakin terpatri lagi ketika para pengamat itu telah dibekali oleh fikrah-fikrah (cara berfikir) yang saat ini cenderung merusak keyakinan akidah umat Islam.

Ada beberapa hal yang patut dan mendesak diperhatikan ketika kita melontar “Ide Dunia Islam”.

Pertama, kita wajib melihat Dunia Islam yang dulu pernah ada dan berjaya, saat Hukum Islam masih diterapkan. Saat itu kita hanya mengenal dan jelas terbaginya dua dunia, yaitu Dunia Islam (Darul Islam) dan Dunia Nonislam (Darul Harbi). Kala itu kaum Muslimin memegang akidah Islam sebagai sesuatu yang teramat penting bagi seluruh aktifitas hidup dan jiwanya.

Poin pertama ini adalah menyangkut pemahaman kita terhadap pemikiran Islam, konsepsi serta metodologi dakwahnya yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw. Inilah pokok-pokok pemikiran pertama tentang “Mafhum (pemahaman) Keislaman dan Dakwahnya”.

Kedua, kita harus jeli melihat “Makar Persekutuan Besar Musuh-musuh Islam” di dunia saat ini. Bahwa mereka disatukan oleh ikatan akidah yang sama untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin, bukan ikatan bahasa, bangsa atau aktifitas ekonomi. Sebab, mereka menyadari bahwa ikatan-ikatan tersebut mudah runtuh dan diruntuhkan.

Ketiga, bila bahasa memang memiliki peran besar untuk menyebabkan salingfaham, maka Dunia Islam perlu sepakat bahwa wajib ada bahasa resmi, yaitu "Bahasa Al Qur’aan". Kesepakatan ini tidak terlalu sulit tercapai, karena bahasa ini telah tersebar ke seluruh negeri Islam, dipakai luas pada masa lampau dan masih ada bekasnya hingga kini pada bangsa-bangsa lain, juga memberikan pengaruh yang begitu kuat bagi setiap orang, bahkan bahasa lokalpun menggunakan tulisan bahasa Al Qur’aan dan itu berlangsung sampai datangnya kaum penjajah.

Keempat, banyak konflik yang terjadi di kalangan kaum Muslimin bersumber dari dalam kaum Muslimin sendiri (karena kebodohan dan kefasiqannya). Tetapi lebih banyak konflik itu berasal dan diciptakan oleh musuh-musuh Islam yang memang tidak pernah senang melihat Islam ada dan berkuasa kembali di muka bumi ini. Di dalam Dunia Islam diakui bahwa sumber konflik itu tetap akan ada sepanjang pemahaman keislaman yang beragam. Tetapi Islam dan umat Islam lewat penguasa tunggal, yaitu "Sistem Kekhalifahan Islam" akan mampu mengatasi dan meredam seluruh konflik yang sekarang begitu banyak muncul sebagai bagian dari permasalahan kaum Muslimin.

Demikianlah “Ide Dunia Islam” yang mengacu kepada empat hal besar, yaitu (1) Mafhum Keislaman (Aqidah, Syariat, dan Dakwah Islam), (2) Menyadari adanya Makar Persekutuan Musuh-musuh Islam, (3) Adanya kesepakatan Bahasa Pemersatu (Bahasa Al Qur’aan), dan (4) disatukan oleh Sistem Pemerintahan Kekhalifahan sebagai pemersatu kaum Muslimin, maka ide dunia Islam bukanlah angan-angan kosong yang sulit diterapkan. Ide ini yang sekaligus merupakan krisis besar multidimensi bagi kaum Muslimin tersebut perlu dan wajib disepakati, minimal ia wajib diketahui setiap orang Islam. Kesepakatan tersebut juga perlu dilakukan dan wajib terus berjalan tanpa memperdulikan berbagai konflik politik antarnegeri kaum Muslimin, atau hasut dengki dari musuh-musuh Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar