Jumat, 06 Agustus 2010

Krisis Bahasa Arab



“Sedang belajar apa, nak?” Tanya Ibu Fatimah pada anaknya yang tengah asyik belajar.

“Bahasa Inggris, Bu!” jawab Ani, anaknya.

Ani duduk di kelas 2 SMP. Ia sangat menyukai pelajaran Bahasa Inggris. Koleksi buku bahasa Inggrisnya banyak. Ani ikut kursus bahasa Inggris di lembaga pendidikan ternama. Karena itu, pantas kalau nilai bahasa Inggrisnya tak pernah kurang dari 100.

Ibu Fatimah Nampak tersenyum puas. Tiba-tiba ia mengernyitkan dahi. Lalu dalam benaknya terlintas sebuah tindakan Taman Firdaus.

“Jangan-jangan anak saya …” demikian kata batinnya tiba-tiba.

“An, coba terjemahkan halaman buku ini” ucap Ibu Fatimah sambil menyodorkan Chemicals Engineering Text Book yang letaknya tidak jauh dari meja belajar Ani.

“Baik Bu…” Luar biasa! Ani lancar menterjemahkan text book, tebal berbahasa Inggris pegangan mahasiswa kimia.

“Cukup, kamu memang hebat!” Puji Ibunya sambil mengambil text book itu dari tangan Ani.

“Sekarang coba terjemahkan yang ini” Bu Fatimah menyodorkan buku jauh lebih tipis.

“Ani tidak bisa Bu”, kata Ani. Dugaan Ibu Fatimah benar, anaknya itu tidak mampu menterjemahkan bacaan shalat! Teks bacaan doa Iftitah yang disodorkannya tidak berhasil diterjemahkan satu katapun oleh Ani yang mahir berbahasa Inggris itu. Ani yang selalu mendapat nilai 100 untuk Bahasa Inggris, ternyata mendapat nilai 0 (nol) untuk Bahasa Shalat. Sedih, dan sesal menyelimuti perasaan sang Ibu karena selama ini tidak mementingkan pendidikan yang seharusnya paling penting.

@@@@@@

Di negeri ini Ani tidak sendirian. Sangat banyak Ani-Ani lain yang punya kemampuan yang sama: Tidak mampu menerjemahkan bacaan shalat, yang harusnya mampu dilakukannya. Tapi itulah potret anak-anak kita.

Kedangkalan ilmu shalat bahkan tidak hanya menjangkiti anak-anak kita. Masih banyak remaja dan orang tua yang belum menguasai ilmu shalat secara memadai.

“Amal pertama yang dihisab dari seorang hamba di hari kiamat adalah shalat. Siapa saja yang baik shalatnya, maka baiklah seluruh amalan lainnya. Siapa saja yang buruk shalatnya, maka binasalah seluruh amalan yang lain” (HR Thabrani).

Karena itu, belajar shalat dan mengerti apa yang dibaca dalam setiap penggalan shalat harus menjadi prioritas! Tidak ada kata terlambat. Ayo, mulai belajar dari sekarang!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar