Kamis, 05 Agustus 2010

Menyambut Ramadhan

Beberapa hari ke depan, akan datang tamu istimewa bagi Umat Islam. Tamu ini selalu dirindukan, dinantikan kedatangannya oleh orang-orang yang beriman. Marhaban, ya Ramadhan. Dalam bilangan hari ia akan datang mengunjungi kita.

Entahlah. Apakah kita sudah siap menyambutnya? Insya Allah kita gembira menyambutnya. Bulan yang penuh berkah, ampunan dan imbalan yang diberikan Allah SWT kepada umatnya yang rela dan ikhlas menjalankannya. Setiap detik, setiap menit, jam per jam, hari-hari yang dilewati, rasanya sangat tidak rela kita melewatkannya. Ya Allah kami, berikan kemudahan bagi kami menjalaninya.

Bersyukur, Berdoa dan Gembira

Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar berkata:

”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.”

Di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan dan kesempatan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Ketika Ramadhan tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat, maka kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk rasa syukur.

Berdoa kepada Allah SWT yang masih memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat wal afiat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik shaumnya, shalat (fardhu, sunnah, tarawih), tadarrus-tilawah, dan berdzikir.

Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah Saw apabila masuk bulan Rajab, beliau selalu berdoa:

”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna Ramadhan” (Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan -HR. Ahmad dan Tabrani).

Salafush-shalih (orang-orang terdahulu yang shaleh) sangat memperhatikan bulan Ramadhan. Mereka bergembira dengan kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadhan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.

Para salafush-shalih juga selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadhan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah:

”Allahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha” (Ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai).

Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadhan:

“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka” (HR. Ahmad).

Pelajarilah Hukum dan Amalan Ramadhan

Setiap mukmin wajib beribadah dengan landasan ilmu. Kita wajib mengetahui ilmu dan hukum berpuasa sebelum Ramadhan datang agar puasa kita benar dan diterima oleh Allah.

“Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an surah Al-Anbiyaa’ ayat 7.

Selain itu, hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadhan.

Merancang Kegiatan Bermanfaat dan Ketaatan

Ramadhan sangat singkat, hanya sebulan saja. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kita kepada Allah. Siapa saja yang jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikannya.

“Tetapi jika mereka benar terhadap Allah, pasti yang demikian itu lebih baik bagi mereka” [Q.S. Muhamad (47): 21]

Tinggalkan dosa dan Keburukan (Buka Lembaran Baru)


Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Inilah saatnya waktu yang tepat untuk melaksanakannya. Ramadhan adalah bulan taubat.

“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung” [Q.S. An-Nur (24): 31]

Kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah Saw kita berpedoman salam usaha melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, kita terus mempererat hubungan silaturrahmi. Kepada masyarakat, kita berusaha menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Berdakwah dan Mendengarkan Dakwah

Di lingkungan kita ada mushollah. Di sekitar kita ada teman. Di kalangan kita ada keluarga, kerabat, anak dan istri. Ini adalah lahan dan tempat kita menebarkan kebaikan dan menyerukan kebaikan (dakwah). Buatlah agenda kegiatan untuk semua kalangan tersebut di atas. Pada bulan Ramadhan ini, misalnya, bisa kita lakukan hal-hal berikut:

1. Buat catatan kecil untuk kultum (kuliah /kajian tujuh menit) untuk tarawih, dan ba’da sholat fardlu).
2. Membagikan buku saku (kalau punya, dan berusaha mendapatkan ke peneribit) atau selebaran yang berisi nasihat tentang keutamaan ibadah Ramadhan.
3. Mengunjungi masjid, musholla, majelis taklim, halaqoh, liqo’, yang mengadakan pengajian dan kajian Al Qur’an dan Hadits..
4. Jangan lewatkan waktu sia-sia untuk melakukan apa saja yang bernilai positif. Ingatlah bahwa pada bulan itu semua amalan nilainya akan dilipatgandakan oleh Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar