Jumat, 06 Agustus 2010

Pelajaran bagi Kaum Muslimin




Pengantar

Kebrutalan yang dilakukan Zionis Israel terhadap awak kapal laut Marvi Marmara menunjukkan kepada kita bahwa Umat Islam saat ini benar-benar sangat lemah. Sekadar untuk mendapatkan bantuan makanan dan obat-obatanpun, kaum Musliman Palestina tidak diperbolehkan. Kejadian brutal seperti ini sudah berulang kali terjadi.

Zionis tidak takut lagi dengan kebesaran Islam, karena sadar bahwa raksasa itu tengah tertidur. Mereka tahu, Sistem Nation State yang diterapkan di negeri-negeri Muslim ampuh menjadi penghalang umat Islam membantu saudaranya. Zionis tahu, meskipun mereka telah melakukan tindakan biadab apapun, seperti menghadang rombongan Freedom Frotilla to Gaza (ke Palestina), para penguasa Muslim tidak akan berani mengirimkan tentaranya untuk menyerbu.

Zionis paham, PBB tidak mungkin berani macam-macam, karena mereka punya sahabat sejati, yakni Negeri Paman Sam (AS), yang siap memveto keputusan apapun dari PBB yang merugikan Negara Israel. Lagi pula PBB yang dulu mengesahkan berdirinya Negara Israel melalui resolusinya.

Penjara Besar

Ada hal yang perlu diketahui oleh umat Islam, bahwa saat ini ada penjara besar yang mengkerangkeng mereka, dan itu telah membatasi semua gerak yang seharusnya dapat diterabas:

1) Adanya sistem jahiliyah, salah satunya adalah sistem Nation State
2) Adanya penguasa yang lebih takut sama Amerika Serikat daripada takut kepada Allah.
3) Adanya PBB yang menjadi alat untuk menguasai negeri-negeri Islam.

Saat ini, tidak ada satupun negeri-negeri Islam yang mengirimkan tentaranya guna membantu saudara mereka di negeri lain dengan alasan tidak ada instruksi dari PBB.

Persoalan Palestina adalah persoalan saudara Muslim kita yang ada di belahan bumi ini. Di Iraq, Amerika dengan pongahnya menumpahkan darah ribuan kaum muslim, dengan alasan mencari senjata pemusnah masal yang tidak terbukti kebenarannya. Di Afghanistan sampai saat ini AS belum mau menarik pasukkanya, bahkan baru saja menambah sebanyak 30 000 pasukan bersenjata.Tapi aneh, dunia memberikan Nobel perdamaian kepada Obama, sang komando perang itu.

Berikutnya, Paman Sam saat ini berusaha mencoba menancapkan pengaruhnya di Yaman, Pakistan, Bangladesh, langsung maupun lewat tentara bayaran (Blackwater). Nasib serupa juga menimpa umat Islam di negeri minoritas Muslim, seperti Cina, Philippina dan negri lain yang mendapatkan perlakuan tidak semestinya. Di negeri kita tercinta ini, kisahnya sedikit berbeda: Saat ini kita dijajah secara nonfisik.

Harus Ada Usaha Berkesinambungan

Setiap Muslim harus berusaha merobohkan penjara besar itu, dengan berjuang mengganti sistem jahiliyah, semisal Nation State, dengan sistem Islam. Kepala negaranya adalah seorang Khalifah yang tidak takut lagi sama Amerika, tidak peduli lagi dengan instruksi maupun sanksi PBB. Sang Khalifah berkewajiban melindungi seluruh kaum Muslimin. Tugas dan fungsi Khalifah adalah pengatur atau pemelihara urusan umat, menjaga dan melindungi mereka.

“Dan seorang Imam (Kepala Negara) adalah laksana penggembala, dan ia bertanggungjawab terhadap urusan rakyatnya” (HR. Bukhari).

"Sesungguhnya Imam itu adalah laksana perisai, benteng bagi orang-orang akan berperang di belakangnya dan menjadikannya sebagai pelindung" (HR. Muslim).


Dalam sejarah kaum Muslimin, banyak contoh yang pernah dilakukan oleh seorang Khalifah. Satu contoh yang terkenal adalah seperti yang dilakukan oleh Khalifah Al-Mu’tashim Billah, tatkala seorang wanita di kota Ammuriah (letaknya antara Iraq dan wilayah Syam) berteriak minta tolong karena kehormatannya akan dinodai oleh seorang pembesar Romawi:

"Di mana engkau, wahai Mu’tashim?"

Tak lama setelah berita teriakan wanita itu sampai ke telinga Khalifah, ia segera memberikan bantuan dengan mengerahkan pasukan kaum Muslimin yang ujung barisannya berada di kota Ammuriah, sedangkan ekornya berada di kota Baghad Iraq.

Khalifah yang merupakan imam pemimpin Negara Khilafah juga melindungi seluruh warga yang Nonmuslim (kafir dzimmi). Setiap warga Negara yang memiliki kewarganegaraan Islam adalah rakyat Negara Khilafah, sehingga wajib memelihara mereka seluruhnya.

Saat ini bagi pengemban dakwah dan seluruh kaum Muslimin, memang wajib berusaha terus menerus dan berkesinambungan untuk mewujudkan sebuah pemerintahan bagi kaum Muslimin sedunia. Kita tidak ingin melihat ada kapal laut lainnya yang ditembaki oleh Zionis. Kita tidak ingin melihat kaum Muslimin dibunuhi di Palestinan, Irak, Afghanistas, Philippina, Thailad, Burma, Chehnya, Bosnia-Herzhegovina, dan di belahan bumi manapun. Kita tidak ingin lagi melihat kaum Muslimin menjadi korban kebiadaban dan kezdaliman di manapun mereka berada.

Penutup

Telah 2 (dua) tahun Zionis Israel Laknatullah itu memblokade Gaza. Namun negeri kaum Muslimin mana yang telah berteriak menghardik Zionis Israel, atau, yang mengirimkan tentaranya untuk melawannya.

Jawabannya: Tidak ada dan tidak akan pernah ada. Bagaimana dengan Indonesia? Entahlah. Apa mungkin kita dan negeri-negeri itu takut kepada tuannya yang memang sekutunya Zionis?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar