Jumat, 06 Agustus 2010

Ya Allah Kami

Paparan Keresahan Seorang Teman



"Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadaNya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan" (Al Qur'an Surat Ar Rahman ayat 29).

Ketika badai mengamuk, laut mengganas
saat Kafilah tersesat di hamparan padang pasir
saat ribuan bencana dan malapetak menimpa bumi
pintu-pintu tertutup, menghalangi lalu lalang

Ketika semua rencana gagal
harapan hilang tertelan waktu
bumi luas terasa mengecil

Semua manusia berteriak; Ya Allah kami!

Kepada Allah naik perkataan yang baik-baik
orang-orang memanjatkan doa ikhlas yang tulus berurai air mata
rintihan kesedihan yang tak terperikan
tangan yang ditengadahkan ke atas saat ketidakmujuran, kesulitan dan musibah
lidah yang tak mampu menjeritkan kata untuk memanggil namaNya

Saat itulah hati menjadi damai
jiwa berlabuh di ketenangannya
tangan ditengadahkan dan orang-orang bangkit kembali

Ya Allah kami
Engkaulah Mahasempurna
Mahakuasa lagi Mahaperkasa
KekuasaanMu meliputi segalanya

"Dan Dialah Allah Mahakuasa lagi Mahaperkasa" (Al Qur'an Surat Asy Syura' Ayat 19).



--------------------------
Medan, Setia Budi,
29 Oktober 2009, selepas shubuh.

Kesal Hati

(Simpati Kepada Dua Teman di KPK)



Kita semua kesal
melihat ketidakadilan meraja di sini
dilemma mayoritas yang dikalahkan oleh tirani minoritas
yang dilindungi oleh kepentingan kapitalistik yang korup

Kita terperangkap di kelompok eksklusif
menyemprotkan Ayat maupun Hadits tapi miskin aplikasi
memandang curiga saudara sendiri
yang sedang berjuang menegakkan keadilan.

kita lupakan hal-hal normatif
yang menjadi kebutuhan azazi manusia
Hal yang diperlukan seorang penjahat mapun rahib

Mengapa kita terjebak dalam gerakan simbolik
yang miskin makna dari sentuhan nurani
terjebak dalam kotak Pandora pemikiran

Kita perlu menyamakan visi dalam membaca
dalam menerima isyarat Sang Mahapencipta
membongkar penjara egoisme, kesukuan dan taklid buta

Hentikan saja berpedoman Al Qur’an dan Al Hadits
bila itu hanya sebatas wacana dan teori semata
Mulailah dengan kemauan yang sama
Berempati dengan simpati pada sebuah tujuan
Boleh setuju untuk tidak sepakat
Tetapi sikapilah semua hal dengan bijaksana

Tanpa Judul (11)




Bersimpuh di hadapanNya, menyusun sujud, menyulam pinta dengan rangkaian doa, memohon diberikan segala yang terbaik, memohon agar ditunjuki jalan yang lurus, istiqomah di zaman fitnah ini, bersabar di tengah makar, ikhlas menghadapi hidup yang keras. Kemudian air mata pun mengalir deras membasahi malam yang sepi.

Jangan lupakan bait permintaan, terucap deras dari lisan yang berdosa, yang melupakan arti kehidupan dan perjumpaan denganNya, melupakan ‘azzam yang lama tertanam, melupakan hari yang tak sebait doa pun akan didengarkanNya, tak sejurus sujud pun ada artinya, tak ada lagi tangisan walau itu mengiris jiwa. Bahwa tidak ada pengacara yang bisa dibayar untuk membela kita di hadapan MahkamahNya

Kehidupan kita ini tidaklah berarti. Mengapa kita tak mengerti jua, berpura-pura tuli bahwa memang ada kehidupan setelah ini. Bahwa wajah pucat itu adalah wajah kita, tubuh lemah itu adalah tubuh kita, tangis itu adalah tangisan melepaskan kita, kain kafan itu menjadi pakaian terindah dan kapas putih itu telah menutupi wajah cantik kita. Apa yang dapat kita lakukan ketika itu? Kepada siapa kita kembali yang jiwa kita ada dalam genggamanNya?

Masih pantaskan kita menengadahkan tangan, setelah sekian mungkir kita lakukan, setelah seribu dusta kita ucapkan. Masih beranikah kita mengangkat wajah kelam ini di hadapanNya, setelah kita pertontonkan bagaimana caranya mengolok-olok ayatNya. Masih beranikah bermaksiat jika tahu bahwa Allah sedang menatap kita?

Ke mana kaki lemah ini melangkah. Ke mana jiwa resah ini kita papah. Ke mana hati yang sombong ini kita gotong. Ke mana dosa-dosa ini kita bawa. Ke mana lagi kita bawa sementara Rabb telah murka. Kepada penguasa duniakah kita mengadu? Atau kembali lagi kepadaNya sambil mengeja sebait doa yang mungkin lidah kita sudah kelu mengulanginya?

Kembali kepadaNya yang telah memberi rezeki sebelum kita benar-benar mengakhiri dunia ini. Titipkanlah kerinduan pada malam. Sampaikan pada malam agar senantiasa menikmati sepertiga malam, untuk kita sampaikan pesan dan permintaan kepadaNya

Kita adalah mata pena tajam yang siap menuliskan kebenaran. Kita adalah anak panah di busurnya yang siap dilepaskan. Kita adalah karang yang terus diterpa ombak. Kita bukan siapa siapa kalau bukan karena kasih sayangNya. Kita ini ibarat embun menetes yang sedang memohon.

Tanpa Judul (5)




Hari ini ada ribuan gulungan kain diperjualbelikan di pasar kota. Namun ada kain putih bersih, diukur dan dipotong sesuai pesanan. Itu kain kafan, pesanan dan permintaan seseorang. Tidak tahu kita, apakah kain-kain putih itu bertanya, untuk apa dia dipotong, dibeli untuk siapa, dan siapa pula yang memerlukannya?

Esok hari, siapa gerangan pembeli berikut? Bisa jadi ia dibeli orang yang tidak kita kenal. Atau kita sendiri yang membelikannya untuk tetangga atau keluarga dekat. Bisa jadi dibelikan untuk jenazah kita yang sedang menunggu dikuburkan.

Jangan tertawa. Bisa jadi kain kafanmu itu ada di truk pengangkut, sedang parkir di pinggir toko kain itu. Bisa jadi kain kafanmu ada di toko itu. Bisa jadi pabriknya sedang memintal kain kafanmu. Boleh jadi seorang petani sedang memanen kapas bahan kain kafanmu.

Kita tidak tahu kapan ujung akhir kehidupan kita. Kita juga tidak tahu kain kafan mana yang menemani kita di kuburan. Pun, kain putih itu tidak pernah tahu siapa yang akan menggunakan dirinya. Andaikan ia bisa berkata-kata, tentu ia minta agar dirinya digunakan oleh orang sholeh yang senantiasa mempersiapkan diri untuk kehidupan berikutnya. Tapi yang jelas kain putih itu sudah ada di suatu tempat yang kelak akan kita pakai. Jadi, bersiap-siaplah.

Kista Ovarium Tak Harus Ganggu Kesuburan




Masalah kesuburan perempuan sering dikaitkan dengan kista. Ada anggapan orang yang terkena kista ovarium (indung telur) sulit hamil. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar.

Kista pada perempuan itu ada 2 (dua) macam, yaitu (1) Kista Ovarium. Kista ini ada di Ovarium (indung telur). (2) Kista Endometriosis. Kista ini berada di dinding rahim (Endometrium).

Kista Ovarium

Umumnya kista ovarium bersifat jinak, berukuran kecil, dan tidak berpengaruh pada kesuburan. Kista membahayakan manakala ukurannya sudah besar. Seseorang bisa hamil meski ada kista di indung telurnya. Lagi pula ovarium perempuan ada sepasang. Jika salah satunya terganggu dan tidak berfungsi, maka ada satu lagi sehingga kehamilan masih dapat terjadi.

Hanya kista berukuran besar yang dapat mengganggu kehamilan, bukan kesuburannya. Kista yang berdiameter lebih dari 5 sentimeter dapat melintir pada saat terjadi kehamilan. Akibatnya, kista bisa pecah dan menimbulkan nyeri yang hebat.

Kista Endometriosis

Kista Endometriosis letaknya di dinding rahim. Kista ini dapat mengganggu kesuburan, karena secara mekanik mengakibatkan perlengketan-perlengketan di dinding rahim.. Adanya perlengketan menyebabkan proses ovum pick-up (lepasnya sel telur yang sudah matang) sehingga sulit ditangkap fimbriea (ujung tuba falopi). Akibatnya, pembuahan sulit terjadi.

Kista endometriosis secara imunologis menyebabkan kesuburan juga terhambat karena timbulnya reaksi-reaksi kekebalan yang mengganggu fungsi kesuburan sel telur, sperma, dan embrio secara alami. Jika dibiarkan, endometriosis akan semakin berat bobotnya dan umumnya perempuan susah hamil.

Dari survei, 40 persen perempuan yang sulit hamil diketahui memiliki endometriosis pada rahimnya. Untuk itu perlu dilakukan operasi dengan cara laparoskopi. Setelah dilakukan operasi, 70 persen perempuan dengan endometriosis ringan (stadium 1 dan 2) dapat hamil secara normal. Sebaliknya, endometriosis berat (stadium 3 dan 4) akan sulit untuk hamil secara alami meski telah diobati, kecuali dengan cara inseminasi buatan atau bayi tabung.

Kista endometriosis juga dapat mengganggu kehidupan seksual karena akan timbul rasa nyeri pada saat berhubungan intim.

Tanpa Judul (6)





Lihatlah orang kafir itu. Mereka tekun bekerja setiap hari. Mereka membuat mobil di atas bumi, menemukan pesawat terbang untuk langit, membuat kulkas untuk menyimpan makanan dan minuman. Sementara engkau tidak bekerja apa- apa, kecuali makan dan minum, bersenda gurau dan bermain-main saja.

Jangan tersinggung bila saya katakan demikian. Bahwa umat Islam yang sekarang ini umumnya adalah sekumpulan komunitas termalas di dunia. Saya berharap akan banyak yang tersinggung ketika membaca tulisan ini. Sebab, umat ini mau enaknya sendiri. Mau menang sendiri. Maunya seenaknya sendiri. Tidak mau diatur untuk tertib. Tidak mau hidup bersih dan sehat. Maunya kerja enak, gaji besar. Maunya culas dan curang, korupsi, dan seribu satu dekadensi moral lainnya.

Kalau mau marah, monggo, silahkan. Mau ngebantah, juga boleh. Buktikan bahwa dirimu tidak begitu. Buktikan bahwa semua itu tidak benar. Buktikan bahwa orang Islam itu santun dan baik hati. Hayo, berbuatlah, berkaryalah dan wujudkan mimpi-mimpi indahmu, ikrarkan tekadmu untuk mau menjadi yang terbaik. Wujudkan juga agar kehidupan ini bisa menjadi lebih baik kalau manusia mau menjalankan aturan dan sistem kehidupan milik Islam.

Ketahuilah hidup ini adalah bagaimana memegang aqidah yang benar dan berjihad dengan amaliyah dan kesungguhan, kesabaran yang dipenuhi dengan kekerasan, perjuangan yang harus dilewati dengan dan pengorbanan, serta amaliyah untuk mencapai kemenangan. Mari mulai dengan kerja keras, berburu pahala sejak pagi hari.

Hidup ini adalah kesempatan membuat pilihan. Kita gulirkan dan gilirkan pilihan itu. Apapun yang kita pilih, ujungnya adalah tanggung jawab yang harus kita pikul dan itu pasti melelahkan. Tidak ada hidup yang tidak melelahkan dan bagaimana memahami setiap konsekuensi pilihan dengan sikap terbaik dari kita. Katakanlah: Aku tidak akan pernah berhenti berjuang.

Kita merindukan etos kerja dan semangat inovasi yang pernah ada pada zaman keemasan Islam. Apa yang salah pada diri kita saat ini? Jelas, kesalahan kita ada pada sistem kehidupan yang diri kita menjauhi sistem kehidupan alami milik Islam. Kita sekarang malah merasa asing ketika ada segelintir orang yang menyerukan agar manusia kembali kepada aturan Syariat Islam dan Sistem Pemerintahan Khilafah, yang dua hal ini telah terbukti teruji ratusan tahun dalam kehidupan manusia .

Tanpa Judul (7)




Dunia Islam telah lama menjadi obyek penelitian dari kalangan Muslim maupun Nonmuslim. Dari fihak Muslim, mereka menggarap bidang sosioekonomi, atau terkadang geografi. Sementara fihak Nonmuslim lebih banyak menekankan studi sosiopolitik. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh saling terkait faktor yang menggerakkan masyarakat Muslim. Hasil studi itu mereka pergunakan untuk memudahkan mempengaruhi dan mengarahkan masyarakat Muslim. Sebuah krisis internasional, misalnya, adalah berawal dari hasil studi semacam itu.

Bila seorang pengamat membaca hasil studi tersebut, mereka mengambil kesimpulan bahwa “Ide Dunia Islam” tidaklah penting untuk diperhatikan, tidak perlu ada ikatan antarmuslim, dan seterusnya. Munculnya kesimpulan semacam ini karena para pengamat melihat fakta bahwa Dunia Islam begitu porakporanda yang mustahil bisa diperbaiki. Atau, mereka melihat kecamuk politik antarnegeri Muslim, ditambahi oleh pernyataan dari sumber berita dari musuh-musuh Islam. Keadaan itu semakin terpatri lagi ketika para pengamat itu telah dibekali oleh fikrah-fikrah (cara berfikir) yang saat ini cenderung merusak keyakinan akidah umat Islam.

Ada beberapa hal yang patut dan mendesak diperhatikan ketika kita melontar “Ide Dunia Islam”.

Pertama, kita wajib melihat Dunia Islam yang dulu pernah ada dan berjaya, saat Hukum Islam masih diterapkan. Saat itu kita hanya mengenal dan jelas terbaginya dua dunia, yaitu Dunia Islam (Darul Islam) dan Dunia Nonislam (Darul Harbi). Kala itu kaum Muslimin memegang akidah Islam sebagai sesuatu yang teramat penting bagi seluruh aktifitas hidup dan jiwanya.

Poin pertama ini adalah menyangkut pemahaman kita terhadap pemikiran Islam, konsepsi serta metodologi dakwahnya yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw. Inilah pokok-pokok pemikiran pertama tentang “Mafhum (pemahaman) Keislaman dan Dakwahnya”.

Kedua, kita harus jeli melihat “Makar Persekutuan Besar Musuh-musuh Islam” di dunia saat ini. Bahwa mereka disatukan oleh ikatan akidah yang sama untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin, bukan ikatan bahasa, bangsa atau aktifitas ekonomi. Sebab, mereka menyadari bahwa ikatan-ikatan tersebut mudah runtuh dan diruntuhkan.

Ketiga, bila bahasa memang memiliki peran besar untuk menyebabkan salingfaham, maka Dunia Islam perlu sepakat bahwa wajib ada bahasa resmi, yaitu "Bahasa Al Qur’aan". Kesepakatan ini tidak terlalu sulit tercapai, karena bahasa ini telah tersebar ke seluruh negeri Islam, dipakai luas pada masa lampau dan masih ada bekasnya hingga kini pada bangsa-bangsa lain, juga memberikan pengaruh yang begitu kuat bagi setiap orang, bahkan bahasa lokalpun menggunakan tulisan bahasa Al Qur’aan dan itu berlangsung sampai datangnya kaum penjajah.

Keempat, banyak konflik yang terjadi di kalangan kaum Muslimin bersumber dari dalam kaum Muslimin sendiri (karena kebodohan dan kefasiqannya). Tetapi lebih banyak konflik itu berasal dan diciptakan oleh musuh-musuh Islam yang memang tidak pernah senang melihat Islam ada dan berkuasa kembali di muka bumi ini. Di dalam Dunia Islam diakui bahwa sumber konflik itu tetap akan ada sepanjang pemahaman keislaman yang beragam. Tetapi Islam dan umat Islam lewat penguasa tunggal, yaitu "Sistem Kekhalifahan Islam" akan mampu mengatasi dan meredam seluruh konflik yang sekarang begitu banyak muncul sebagai bagian dari permasalahan kaum Muslimin.

Demikianlah “Ide Dunia Islam” yang mengacu kepada empat hal besar, yaitu (1) Mafhum Keislaman (Aqidah, Syariat, dan Dakwah Islam), (2) Menyadari adanya Makar Persekutuan Musuh-musuh Islam, (3) Adanya kesepakatan Bahasa Pemersatu (Bahasa Al Qur’aan), dan (4) disatukan oleh Sistem Pemerintahan Kekhalifahan sebagai pemersatu kaum Muslimin, maka ide dunia Islam bukanlah angan-angan kosong yang sulit diterapkan. Ide ini yang sekaligus merupakan krisis besar multidimensi bagi kaum Muslimin tersebut perlu dan wajib disepakati, minimal ia wajib diketahui setiap orang Islam. Kesepakatan tersebut juga perlu dilakukan dan wajib terus berjalan tanpa memperdulikan berbagai konflik politik antarnegeri kaum Muslimin, atau hasut dengki dari musuh-musuh Islam.