Rabu, 21 Juli 2010

Boikot Zionis Yahudi

Produk dan yang Terkait dengan Bangsa Terkutuk Itu



Para ulama Hamas, Al Ikhwanul Muslimin dan berbagai organisasi perjuangan Muslimin di Timur Tengah telah menyerukan boikot terhadap produk-produk yang mendukung negara Zionis Israel. Syeikh Yusuf Qardhawi telah mengeluarkan fatwa yang sangat rinci mengenai seruan ini. Usai memimpin shalat Jum’at di Masjid Umar, Qatar, beliau naik ke mimbar dan mengeluarkan fatwa boikot produk pendukung Zionis-Israel,

“Tiap-tiap riyal, dirham, dan sebagainya, yang digunakan untuk membeli produk dan barang Israel atau Amerika Serikat, dengan cepat akan menjelma menjadi peluru-peluru yang merobek dan membunuhi pemuda dan bocah-bocah Palestina. Sebab itu, diharamkan bagi umat Islam membeli barang-barang atau produk musuh-musuh Islam tersebut. Membeli barang atau produk mereka, berarti ikut serta mendukung kekejaman tirani, penjajahan, dan pembunuhan yang dilakukan mereka terhadap umat Islam di belahan dunia lainnya...”

Apakah aksi boikot ini berarti tidak mengkonsumsi atau tidak menggunakan produk-produk di atas? Bukan. Maksud boikot ini adalah tidak membelanjakan uang, bukan melarang mengkonsumsi atau menggunakan produknya.

Jubilee Awards

Menurut situs internet Virtual Israel pada 14 Oktober 1998, Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu menganugerahkan penghargaan tertinggi dari "Negara Israel" kepada sekelompok tokoh pebisnis internasional. Jubilee Awards nama penghargaan itu, menandai hari ulang tahun negara Zionis itu yang ke-50. Tujuannya untuk menghargai tokoh-tokoh dan perusahaan itu atas usaha terbaik mereka memperkuat ekonomi Israel, melalui penanaman modal dan hubungan dagang.

Di antara yang menerima penghargaan itu adalah sebagai berikut:

Harry Stonecipher dari perusahaan industri pesawat terbang Boeing
Dr. Ferdinand Piech dari perusahaan mobil Jerman Volkswagen AG
Sir Richard Greenbury dari perusahaan retail Marks & Spencer
Nicholas Frank Oppenheimer dari perusahaan berlian De Beers Consolidated Mines Ltd
Peter Brabeck-Letmathe dari perusahaan susu dan makanan Nestle S.A.
Franck Riboud dari perusahaan makanan dan minuman Danone
Richard H. Brown Esq dari perusahaan telekomunikasi Cable & Wireless
Christopher C. Galvin dari perusahaan telekomunikasi Motorolla Inc.
Ted Leonsis dari perusahaan sistem komputer dan internet AOL studios
Dr. Heinrich Von Pierer dari perusahaan telekomunikasi Siemens
Pascal Castres dari perusahaan kosmetika St Martin L'Oreal
Roger S. Fine perusahaan produk kebutuhan bayi dan balita Johnson & Johnson
Lucien Nessim perusahaan pakaian dan makanan Sara Lee
Robert P. Van der Merwe dari perusahaan kebutuhan rumah tangga Kimberley-Clarke (Eropa)

Berikut ini adalah daftar produk-produk Zionis Yahudi yang telah kami dapat dari NRNTA Project Indonesia dan INMINDS INTERNATIONAL :

Soft Drink & Ice Cream:

COCA-COLA, FANTA, FRESH TEA, SUNKIST, SPRITE, Braums Ice Cream, PICKWICK (Teh, yang juga diproduksi oleh PTP. Nusantara VIII, Gunung Mas Bogor),

Mobile Phone, Internet, TV Cable, Elektronika, Komputer & Asesoris:

NOKIA, MOTOROLA, SIEMENS, BENQ, INDOSAT, MENTARI, MATRIX, IM3, IM2, STAR TV, AOL (AMERICAN ONLINE), INTEL, MICROSOFT, APPLE COMPUTER, HP (HAWLET PACKARD), AT&T, CABLE & WIRELESS, CBN, CBS,HBO, SONY DDS, ICQ (Anak perusahaan Time Warner. ICQ awalnya dikembangkan oleh perusahaan Israel Mirabilis), DPO (produk Tekstronik), SANEX, MERIT, WESTELL, VIACOM, CREATIVE, SOUND BLASTER, TORCHE, WALMART, AT & T, LUCIFER (Lampu), DIM (Elektronik), MAXWELL (Elektronik), AON (Elektronik, di Indonesia produknya dipakai oleh system pengamanan CISCO), PITTWAY (Sistem alarm keamanan), ARIEL (Elektronik pengamanan), DELCO (Elektronik), FACEBOOK.

Susu, Susu Formula, Makanan & Minuman Ringan & Paoduk Bayi:

NESTLE, DANCOW, MILO, KOKO CRUNCH, DANONE, NABISCO, NIDO, SARA LEE, AQUA, DOLE, SARA LEE, DONWE EGBENS, JHONSON & JHONSON, HUGGIES, PAMPERS,

Entertainment, Arena Bermain & Rekreasi:

WALT DISNEY, TOYS R US, HOLLYWOOD, PARAMOUNT PICTURE, COLUMBIA PICTURE, STARTREK, DEWA 19 (Indonesia), PYRAMID (Produksi Tenda),

Produk Rumah Tangga, Pasar Swalayan & Café:

CARREFOUR, STARBUCKS, MCDONALDS, KENTUCKY FRIED CHICKEN, A&W, BURGER KING, ARBYS, P & G, SUAVE (Salah satunya produknya berasal dari Unilever AS), Mark & Spencer, SNAKE ORDERTRUST, PILAO (Cofee) Café (Brazil), MAISON CAFE, CHAMPIONS, KIMBERLEY-CLARKE (Kleenex, Scott, Huggies, Pull-Ups, Kotex, Andrex /Tissue), COMET (Keperluan rumah tangga, Cairan Pembersih),

Hotel Berbintang:

(GRAND) HYATT, JW. MARRIOT, SHERATON, DAYS INN,

Fashion, kosmetika & Lifestyle:

HUGO BOSS, LEVI’S,WRANGLER, KIWI, SANEX, SARA LEE, AMEX (AMERICAN EXPRESS), MARKS & SPENCER, ESTEE LAUDER, L’OREAL, TOMMY HILFINGER, DKNY, REVLON, AMBI PUR, LEGGS, LUCENT (Kacamata), WONDERBRA (Pakaian dalam wanita), GOSSARD (Pakaian wanita), NUR DIE (Asesories pakaian dalam wanita), HANES (Pakaian), PLANTEX (Keperluan kaum wanita), CLINIQUE, DANZIGER (Alas /tempat tidur), CRAIN’S (Kosmetik, yang juga memproduksi Avon), DE BEERS (Perusahaan perhiasan dan permata), ORIGINS (Tidak diperoleh keterangan), ARAMIS (Parfum & Kosmetik), BALI (Asesories dan Perhiasan wanita).

Automotif & Pesawat Terbang:

BOEING, DAIMLER,CHRYSLER, MERCEDES, VOLKSWAGEN, JAGUAR, DODGE, ALFA ROMEO, GM FORD, CADILLAC, BENSON (Helikopter & Skutermatik), HARLEY DAVIDSON, BISSELL (Elektronik Pembersih Rumah Tangga), SATURN(US),

Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi:

EXXON, CHEVRON, TEXACO, SHELL, UNO CALL (Eksplorasi Lepas Pantai), CITGO (Pengolahan Minyak Bumi dan Gas),

Rokok:

MALBORO, L & M (Altria Group, Inc, sebelumnya dikenal sebagai Philip Morris Companies, Inc),

Trading & Company:

AMERITRADE, ALCOA (Produksi Alumunium), VAULT (Industri Kertas), LOVABLE (Mainan anak-anak), PICKWICK (Kertas karton, kemasan), AUTER BANKS (Tekstil), SUPENOR (Rekayasa Sistem), CLAREMONT (Jasa Cargo),

Olahraga:

CHICAGO BULLS, ARSENAL FC,

Organisasi Sosial:

LIONS CLUB, ROTARY CLUB, LUCIFER, BBB (Better Business Bureau) COMPANY (Memfasilitasi bisnis dan kepentingan hokum.

Link (Situs) Barcode Produk Zionis Israel & Cerita tentang Dunia Islam

Semua produk bangsa terkutuk itu memiliki Barcode berawalan angka 729 (7290). Untuk lebih jelasnya, di bawah ini, ada link tentang Barcode produk Zionis Israel dan cerita tentang perkembangan Islam di berbagai negara:

http://au.messages.yahoo.com/news/top-stories/1337559/
http://www.gs1.org/barcodes/support/prefix_list
http://www.judaicawebstore.com/
http://www.inminds.co.uk/boycott-israel.php
http://www.inminds.co.uk/boycott-israel.html
http://www.dailymuslims.com/Opinion/Boycott_Israeli_and_Denmark_Products_Barcode_Tip.html
http://www.petitiononline.com/plo2002/petition.html
http://www.gimmetruth.wordpress.com/
http://www.astiak.co.uk/
http://www.politikglobal.blogspot.com/
http://www.livefromoccupiedpalestine/.
http://www.palestinemonitor.org/
http://www.rossee.100webspace.net/
http://www.missionislam.com/
http://www.arschloch.ch/
http://www.swaramuslim.net/
http://www.turntoislam.com/
http://www.smokingmirrors.blogspot.com/
http://www.humanlink.wordpress.com/
http://www.indymedia.ie/

20 situs yang Pro Zionis Israel

• Shimshon 9.
• American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) is "the most important organization affecting America's relationship with Israel", says the New York Times. They are right. Wealthy, powerful and ruthless, AIPAC is key to Israel's dominance over US politics and politicians.
• Eye on the Post is organising a boycott of the Washington Post for what is claimed to be pro-Palestinian bias.
• The Israel Export and International Cooperation Institute - Your gateway to business and economy in Israel. Succeed in commercial ventures with Israeli companies and in the Israeli marketplace!
• HonestReporting - "is a fast-action website dedicated to ensuring that Israel receives fair media coverage. We scrutinize the media for anti-Israel bias, and then mobilize subscribers to complain directly to the news agency concerned. Our e-mail list has over 50,000 members worldwide, and is growing daily." So watch out!
• Media accuracy - You cowards. How dare you deem the settlements as "illegal". It is rightfully our land, which they stole from us. You weren't even brave enough to put contact information on your website, so this is how i'm contacting you. I like how you try to cloak your blatant anti-semitic views behind this horrible website, set up as "an educational resource". If anyone needs to be taught something it ought to be you. "War crimes"? "Human rights"? Please. Can you honestly justify homicide bombings? Killing hundreds of thousands of innocent civilians hardly compares living on land, that was theirs to begin with.
• UK Broadcasters, ever wonder how a rude word about Israel produces a torrent of complaints and abuse? The British Israel Group might have something to do with it.
• Israeli Victims of Arab Terror is a graphic reminder that both sides, Israelis as well as Palestinians, suffer in the violence. This is a photographic compendium of the Israeli victims of shootings and bombings.
• "Stand By Israel in its hour of need!" This is a reverse-boycott site, trying to persuade people to support Israel economically and politically. many links to other pro-Israel sites.
• Jerusalem Centre for Public Affairs - "an independent, non-profit institute for policy research and education serving Israel and the Jewish people since 1976." Strongly right-wing Zionist news and views.
• The US anti-boycott laws are a key part of that country's support of Israel. The US Bureau of Industry and Security will penalize companies and individuals that support or participate in a boycott of Israeli products.
• Fine Foods Israel promotes Israeli produce in the US. For Boycotters, it's a great guide on what brands and companies to avoid.
• MEMRI - the Middle East Media Research Institute, carries translations of offending articles in the Arabic media.

Palestina Butuh Bantuan (Ulurkan Tanganmu..........)

Apa yang Dapat Membantu Palestinaku?



Ulurkan tanganmu selagi tangan-tangan mereka masih mampu menyambut uluran tanganmu. Seruan kepada seluruh kaum Muslimin, di manapun keberadaannya. Di bawah ini ada seruan yang insya Allah punya konstribusi membantu kaum Muslimin Palestina.

1. Sekiranya anda seorang guru, ustadz, penceramah, rekan-rekan yang sadar dan mencintai saudara seIslam serta al Aqsa, sampaikanlah kepada mereka akan kepentingan Palestina, Masjidil Aqsa serta semaikan di jiwa mereka kisah pahlawan Islam dan penderitaan saudara kita di sana. Sesungguhnya kita ini disatukan dengan kalimah La ila ha illaLLah.

2. Sekiranya anda berkemampuan dari segi materi sumbangkan harta benda anda untuk mereka.

3. Sampaikan berita-berita terkini mengenai Palestina dan umat Islam di negara lain melalui email, facebook, twitter, forum-forum islami, majalah dan media lain sebagainya sebagai media penyampaian untuk memberi kesadaran kepada umat Islam dan rakyat Indonesia pada umumnya tentang penderitan rakyat Palestina.

4. Anda juga bisa berusaha untuk memboikot barang atau pengeluaran yang membantu Israel dalam membangunkan ekonomi dan membunuhi umat Islam di Palestina.

5. Sekiranya anda seorang penulis, wartawan, kolumnis, atau seorang yang mempunyai kesadaran tentang pentingnya menyelamatkan tanah Palestina, al Aqsa dan umat Islam, silahkan untuk menulis surat, menulis artikel,. Mudah-mudahan dengan usaha ini, ada di antara mereka yang benar-benar sayang Islam akan menyampaikan kepada pihak atasan, kedutaaan dan lebih dari itu.

6. Sekiranya anda seorang penulis blog, admin Halaman web /Facebook atau pemilik grup di facebook, Ahli Grafis yang kreatif (buatlah gambar pesan ajakan untuk kebebasan palestina), muatlah itu di halaman /web /blog /grup anda.

7. Jangan lupa untuk selalu mendoakan Palestinaa, juga umat Islam di seluruh dunia, juga kepada pejuang-pejuang Islam yang sedang berjuang di negara masing-masing.

Mudah-mudahan dengan usaha kecil kita ini dapat meringankan beban penderitaan umat Islam di Palestina. Usaha sekecil apapun, ALlah SWT akan memandang kita sebagai Muslimin yang telah berusaha untuk membantu saudara-saudaranya.. Insya ALlah. Firman Allah SWt dalam Surat Al Hujuraat : 10

“Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara….”


Dari Abdur Rahman bin Zaid bin Khalid al-Juhani r.a., katanya: "Nabiullah Saw bersabda:

"Siapa saja yang memberikan persiapan - bekal - untuk seseorang yang berperang fi-sabilillah, maka dianggaplah ia sebagai orang yang benar-benar ikut berperang - yakni sama pahalanya dengan orang yang ikut berperang itu. Siapa saja yang meninggalkan kepada keluarga orang yang berperang - fi-sabilillah - berupa suatu kebaikan - apa-apa yang dibutuhkan untuk kehidupan keluarganya itu, maka dianggap pulalah ia sebagai orang yang benar-benar ikut berperang" (Muttafaq 'alaih).

-----------------------
Shared By Catatan Catatan Islami Pages

Perhatian dan Kepedulian

Semua orang punya. Mengabaikannya berarti mengabaikan potensi, mengombang-ambing diri, mengabaikan orang dan lingkungan, bahkan mengabaikan semua hal penting. Ia adalah “perhatian” dan “kepedulian”.

Perhatian adalah proses sadar atas sejumlah informasi yang melewati penginderaan, ingatan maupun proses kognitif. Proses ini membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas, dan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsangan tertentu.

Banyak orang tidak mau dan tidak mampu mengendalikan perhatiannya. Perhatiannya ditentukan oleh kondisi luar, bisa kontras dan mengagetkan, dan berasal dari lingkungan atau kondisi diri.

Ada orang yang harus diperhatikan terus. Ini tidak baik karena menghilangkan focus perhatian. Hal terpenting adalah bagaimana kita mengendalikan perhatian untuk mendukung apa yang kita inginkan, harus sadar mengarahkan fokus pikiran kepada hal yang memang diperlukan. Perhatikan hal-hal di bawah ini yang bila kita mengabaikan perhatian dan kepedulian itu:

1. Egoisme muncul dari kurang (tanpa) perhatian. Tidak ada rasa ukhuwwah.
2. Rendah diri pertanda kurang perhatian pada potensi diri, dan negative thinking.
3. Anak-anak broken home merasa kurang perhatian dari orang tua.
4. Seseorang mengabaikan (tidak perhatian) terhadap bakat luar biasanya.

Jadi, sesuatu ada atau tidak, itu tergantung “perhatian” kita. Tanpa perhatian, ia bisa jadi tidak ada dan tidak akan memberikan manfaat. Orang yang suka bersyukur adalah orang punya perhatian dan peduli dengan nikmat yang diperolehnya dari Tuhannya. Tentu saja, perhatian dan kepedulian itu akan mempengaruhi perolehan kita: Semakin besar rasa perhatian dan kepedulian yang kita luangkan akan semakin besar pula hasil perolehan dalam kehidupan kita.

Kolektifitas kepedulian dan perhatian yang kita coba curahkan kepada saudara Palestina kita, yang sudah 2 (dua) tahun diblokade oleh Bangsa Terkutuk itu (Zionis Israel), maka paling tidak akan ada gaungnya yang bisa membuat Bangsa Yahudi itu berfikir ulang dan segera membuka blockade itu. Hayo, munculkan perhatian dan kepedulian itu. Besar kecilnya bukan masalah yang perlu diperdebatkan, tetapi ada niatkah kita mengecam perilaku biadab Yahudi yang membunuhi, mengintimidasi, mengusir, menggusur, merampas tanah-tanah milik warga Palestina itu?

Gunakan Kata Yahudi bagi Bangsa Terkutuk Itu

Pengantar

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه.
أمّا بعد :

Ada fenomena penggunaan nama Negara Yahudi yang dimurkai Allah dengan nama Israel. Kemudian, tidak ada satu orangpun yang menolak penggunaan nama tersebut. Padahal menggunakan nama Israel itu telah merendahkan kemuliaan seorang rasul, yaitu Ya’qub ‘alaihish sholaatu was salam. Allah telah memujinya beserta dua ayah mereka (yang mulia) yaitu Ibrahim dan Ishaq. Itu tertera dalam kitabNya yang mulia:

واذكر عبادنا إبراهيم وإسحاق ويعقوب أولي الأيدي والأبصار. إنا أخلصناهم بخالصة ذكرى الدار. وإنهم عندنا لمن المصطفين الأخيار

“Dan ingatlah (kepada) hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi, yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik” (AQ Shod : 45-47).

Kedudukan mulia sebagai Rasul di dalam Islam, lalu bagaimana mungkin dilekatkan nama Israel pada mereka?

Sebaiknya Nama Apa?

Kebanyakan kaum muslimin menggunakan nama itu dalam bentuk kecaman, celaan, atau perasaan apa saja terhadap Negara (Yahudi) itu, karena bangsa tersebut telah melakukan ini dan itu. Namun perlu disadari, kebanyakan umat ini tidak tahu nama apa sebaiknya disematkan kepada bangsa terkutuk itu.

Tidak boleh dan justru malah memuliakan bangsa terkutuk itu bila menggunakan nama Israel. Sebaiknya kaum Muslimin mulai sekarang tidak menggunakan nama Israel untuk disematkan sebagai nama Negara bangsa terkutuk itu. Carilah nama lain yang bisa menghinakan dan sekaligus mengutuk mereka.

Lebih dari itu, negara terkutuk itu telah berbuat makar besar, yaitu menegakkan negara di tengah negeri kaum muslimin dengan atas nama warisan Nabi Ibrahim dengan nama Israel. Bangsa biadab itu telah membuat makar besar dengan menamakan Negara Zionisnya dengan nama Negara Israel.

Nama Israel itu telah meluas dipakai, bukan saja oleh orang awam, bahkan oleh cendikiawan. Mereka menyebutkan Negara Israel dalam tulisan-tulisan mereka di koran, majalah dan pembicaraan, dalam bentuk berita, celaan dan laknat. Semua itu terjadi di tengah kaum muslimin, dan tidak ada yang mengingkari atau membantahnya atas penggunaan nama tersebut.

Nama Yahudi lebih baik digunakan ketimbang nama Israel. Nama Israel itu nama yang mulia, diberikan Allah SWT. Sedangkan nama Yahudi adalah nama yang diberikan Allah SWT (di dalam Al Qur’aan) untuk mencelanya serta melaknat mereka, serta menceritakan kepada kita kemurkaan yang ditimpakanNya kepada mereka.

Nama Yahudi hanya pantas disematkan sebagai “Orang-orang yang kafir dari Bani Israil”. Tidak pantas kata Yahudi disandingkan dengan nama Israel, apalagi disandingkan dengan nama nabi dari bani Israil yang mulia, yakni Nabi Ya’qub putra yang mulia, Ishaq putra yang mulia, Ibrahim Kholilullah ‘alaihimush sholaatu was salaam!

Selain itu, camkanlah bahwa orang Yahudi tidak punya hubungan keagamaan apapun dengan Nabiyullah Israil (Ya’qub ‘alaihis salam) dan tidak pula dengan Ibrahim Kholilullah ‘alaihis sholatu was salam! Mereka tidak punya hak mewarisi kedua nabi tersebut dalam hal keagamaan. Itu kekhususan bagi orang-orang yang beriman.

إن أولى الناس بإبراهيم للذين اتبعوه وهذا النبي والذين آمنوا والله ولي المؤمنين

“Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah pelindung semua orang-orang yang beriman” (QS Ali Imron : 68).

Allah Ta’ala juga berfirman bahwa Kholil-Nya Ibrahim berlepas diri dari Yahudi dan Nashrani serta orang-orang musyrikin:

ما كان إبراهيم يهودياً و لا نصرانياً ولكن كان حنيفاً مسلماً وما كان من المشركين

“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nashrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik” (QS Ali Imron : 67).

Yahudi itu Musuh Allah dan Kaum Muslimin


Yahudi memang keturunan Ibrahim dan Israil, tetapi Yahudi telah menjadi musuh Allah dan musuh RasulNya, yang berarti musuh Nabi Muhamad Saw, Ibrahim As dan Israil. Mereka yang mulia itu meyakini bahwa tidak mewariskan apapun kepada musuh-musuh mereka dari orang-orang kafir, baik itu Yahudi atau Nashrani atau orang-orang musyrik Arab.

Sesungguhnya manusia yang paling berhak terhadap Ibrahim As dan seluruh nabiyullah itu adalah orang Islam yang beriman dengan mereka, mencintai mereka dan memuliakan mereka, dan beriman dengan apa yang diturunkan kepada mereka dari kitab-kitab dan shohifah. Mereka menganggap itu adalah bagian dari agama mereka, pewaris para nabi, dan manusia yang paling berhak terhadap para nabi!

Bumi Allah SWT hanya diperuntukkan bagi hamba-hambaNya yang beriman kepadaNya dan kepada para rasul yang mulia. Allah Ta’ala berfirman,

ولقد كتبنا في الزبور من بعد الذكر أن الأرض يرثها عبادي الصالحون

“Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai bagi hamba-hambaKu yang saleh” (QS Al Anbiya’ : 105).

Dengan demikian, musuh para nabi tidak berhak menjadi pewaris bumi, terutama Yahudi, di dunia ini dan bagi mereka azab di akhirat yang kekal!

Kaum Muslimin menerima propaganda Yahudi yang mengatakan bahwa mereka adalah pewaris bumi Palestina, dan terus mencari Haikal Nabi Sulaiman, yang mereka sendiri mengkafirkanya serta menuduhnya dengan tuduhan-tuduhan yang buruk. Mereka adalah orang-orang yang paling memusuhi Nabi Sulaiman dan nabi yang lainnya dari nabi-nabi Bani Israil. Allah Ta’ala berfirman,

أفكلما جاءكم رسول بما لا تهوى أنفسكم استكبرتم ففريقاً كذبتم وفريقاً تقتلون

“Apakah Setiap datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong diri? Maka, beberapa orang (di antara mereka) yang kamu dustakan dan beberapa orang (yang lainnya) yang kamu bunuh?” (QS Al Baqarah : 87).

Bagaimana bisa sebagian Kaum Muslimin menerima propaganda batil ini?! Lalu menamai mereka dengan Israil dan Negara Israel!

Kaum Muslimin hendaknya tetap berpegang kepada akidah dan manhaj Islam dari Kitab Robb mereka dan sunnah Nabi shollallahu ‘alaihi wasallama, serta apa-apa yang dahulu Rasul shollallahu ‘alaihi wasallama dan para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik dari kalangan tabi’in yang terpilih serta imam-imam petunjuk dan agama Islam. Inilah cara dan sarana paling besar bagi Kaum Muslimin untuk meraih kemenangan atas musuh-musuh mereka dan untuk kemulian serta kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat!

Hendaklah mereka membersihkan diri mereka dari hawa nafsu, bid’ah-bid’ah, fanatisme kepada kebatilan dan ahlinya. Kemudian berusaha dengan sungguh-sungguh mempersiapkan secara materi yaitu berupa persenjataan dengan berbagai bentuknya, beserta berbagai penunjang lainnya, pelatihan militer, sebagaimana Allah dan RasulNya memerintahkan itu.

وأعدوا لهم ما استطعتم من قوة ومن رباط الخيل ترهبون به عدو الله وعدوكم

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu” (QS Al Anfal : 60).

Kekuatan seperti itu (dari semua jenis persenjataan) mencakup semua kekuatan yang membuat musuh takut. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda,

“Ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah”.

Memanah itu mencakup segala senjata yang dilemparkan (atau ditembakkan), semua itu wajib dimiliki bisa dengan diproduksi sendiri atau dengan membeli atau dengan cara-cara lainya!

Penutup:
Sekali Lagi, Jangan Gunakan Nama Israel Bagi Bangsa Terkutuk Itu

Penggunaan nama nabi yang mulia ini untuk Negara keji, umat yang dimurkai dan umat pendusta, sebagaimana dikatakan dalam pemberitaan tentang mereka dan dalam mencela mereka: “Israel dan Negara Israil”. Ini menjadi seolah-olah bahasa Islam dan Arab yang luas menjadi sempit? Apakah perbuatan ini membuat Allah atau RasulNya shollallahu ‘alaihi wa sallama ridho? Kalau nabiyullah Israil hidup, apakah ia ridho? Celaan yang mereka tujukan kepada Yahudi dengan memakai nama Nabi Israil itu sudah tepat atau malah menghinakan diri? Dari Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu ia berkata,

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “ألا تعجبون كيف يصرف الله عني شتم قريش ولعنهم يشتمون مذمماً ويلعنون مذمماً وأنا محمد”

“Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama bersabda, “Tidakkah kalian heran bagaimana Allah mengalihkan dariku celaan Quraisy dan laknat mereka? Mereka mencela dan melaknat orang yang tercela sedangkan aku adalah Muhamad (yang terpuji)?” (HR. Ahmad dan Al Bukhari di Shohihnya (no.3533; dan An Nasai).

Karena itu, mencela mereka dengan memakai nama Israel, itu sama artinya menghinakan nama para Nabiyullah Isrrail. Ingatlah pula bahwa Yahudi itu telah dilaknat Allah, menjadi musuhNya. Jika ada yang mengatakan bahwa penamaan seperti ini ada di dalam kitab Taurah, maka jawabannya adalah:

Itu adalah bagian dari berbagai penyelewengan ahli kitab. Allah menjadi saksi atas mereka yang telah menyelewengkan Al Kitab dengan tangan-tangan mereka, kemudian mereka mengatakan ini adalah dari sisi Allah. Bahkan di dalam Taurah yang telah diselewengkan itu ada tuduhan kufur kepada nabi-nabi Allah serta perbuatan-perbuatan keji yang dituduhkan kepada Nabi Allah itu,. Karena itu, bagaimana mungkin hal tersebut bisa dijadikan sandaran terhadap apa-apa yang terdapat di dalam kitab-kitab mereka?

Mari mulai dari sekarang jangan menggunakan nama Israel bagi negara terkutuk itu. Jangan katakan Zionis Israel, tetapi katakana Zionis Biadab, Zionis bangsa terkutuk, atau Yahudi Zionis laknatullah. Jangan gunakan nama Israel yang membuat mereka menjadi mulia. Kutuklah mereka dalam setiap ada kesempatan. Kutuklah mereka dalam setiap doa di sujud sholatmu.

Kita mohon kepada Allah SWT agar melimpahkan taufikNya untuk seluruh Kaum Muslimin kepada apa-apa yang dicintai dan diridhoiNya.

Tanpa Judul (9)

Di dalam hidup ini, acap kita menyaksikan hal-hal yang sifatnya kontradiksi. Ada hitam ada putih. Ada susah ada senang. Ada mati ada hidup. Namun pengaturan yang sifatnya kontras seperti ini tidak semua dapat difahami manusa. Lihatlah kondisi yang berseberangan dan bertolak belakang di bawah ini.

(1) Seseorang yang hidupnya berkecukupan, sukses, banyak kemudahan dalam hidup, tetapi hubungan dengan Allah, Sang Pemilik Semesta Alam, tidak begitu baik.

(2) Seseorang yang setiap saat terus dirundung kesulitan dari hari ke hari, namun ia rajin shalat, banyak berdzikir, dan hubungannya dengan Allah SWT begitu mesra.

(3) Seseprang yang selalu diberi kemudahan dan rezeki melimpah, tetapi hubungannya dengan Allah SWT tetap mesra. Bahkan lebih mesra dari sebelumnya.

(4) Aneh? Adilkah kondisi ini? Mekanisme apakah yang sesungguhnya

Allah punya mekanisme dalam mengatur nikmat yang diberikannya kepada hamba-hambaNya. Orang yang hidupnya penuh dengan kenikmatan, namun jauh dari Allah, sesungguhnya Dia hanya menunjukkan keMahaadilanNya kepada manusia. Bisa jadi orang tersebut telah berusaha keras sehingga ia “harus” diberi balasan yang setimpal berupa kenikmatan dunia. Bisa jadi dia juga sudah berusaha beribadah kepada Allah, namun karena keterbatasan waktu, ia hanya mampu beribadah dalam jumlah yang sedikit. Lalu, dengan berbagai kemudahannya itulah, Allah membalas ibadahnya yang sedikit itu. Namun ia tidak punya tabungan apa-apa yang bisa diandalkan di akherat kelak.

Orang yang terus dirundung kesusahan dan kepayahan dalam hidupnya, itu pertanda Allah ingin memberikan nikmat yang besar kepadanya, tetapi di akherat kelak. Sebuah kenikmatan yang bisa jadi berkurang kalau sudah diberikan kepadanya di dunia. Inilah kenikmatan yang tertunda, sementara tertahan dulu, agar kenikmatan itu menjadi luar biasa pada saatnya nanti. Namun bagi orang yang tidak punya iman Islam di dadanya, bagi mereka ini omong kosong dan nonsens belaka.

Bisa jadi Allah ingin agar orang itu tetap dekat dan semakin dekat denganNya. Bukankah kenikmatan seringkali kali menggelincirkan orang. Orang tidak dekat lagi ketika nikmat sudah mereka reguk. Seorang anak merengek kepada orang tuanya agar diberi uang. Begitu permintaan dikabulkan, ia akan meloncat kegirangan, walau diberi dalam jumlah sedikit. Itu akan berbeda reaksinya pada anak yang telah terlalu mudah (dan sering) diberi uang oleh orang tuanya. Sebesar apapun diberikan kepadanya, ia tidak akan senang bahkan terus merasa kurang.

Berbahagialah orang-orang yang berada di tengah-tengah. Ia diberi kemudahan dan rezeki yang berlimpah, hidupnya senang dan bahagia. Tetapi hubungannya dengan Allah SWT begitu mesranya. Setiap hari ia menjaga hunungan itu agar terhubung terus dan terus mesra.

Lebih dari semua itu, tidak ada satu orangpun yang tahu arah dan kondisi nasibnya. Tidak saya, tidak dikau, dan tidak manusia manapun. Paling bagus kita lakukan adalah bagaimana berusaha terus agar pada setiap tarikan nafas kita, Allah SWT meridloi. Itu saja sudah cukup buat kita.

"Tidak semua yang Aku berikan kepadanya dan Aku luaskan rizkinya itu berarti Aku memuliakan dia, Dan tidak pula orang yang diberi cobaan dan rizkinya menjadi sempit itu berarti Aku menghina dia, tidak sama sekali tidak. Namun orang ini dicoba dengan nikmat dan orang itu Aku muliakan dengan cobaan-cobaan" (QS Al Fajr: 15-170).

Begitulah hidup. Banyak orang yang berbuat maksiat tetapi malah selalu mendapat kemudahan. Bahkan diberi rezeki yang berlimpah. Namun Nabi Saw pernah bilang: "Jika kita melihat yg seperti itu, kemudahannya bukan sebuah karunia jika tetap berbuat maksiat, melainkan hanya sebuah istidraaj". Allah SWT membiarkan seseorang dengan memberikan banyak kenikmatan duniawi. Padahal orang tersebut jelas-jelas berbuat maksiat di dunia. Lalu Allah menjatuhkan /menghancurkan mereka tanpa disisakan sedikitpun. Itulah istidraaj yang dimaksud.

AS Pasti (Akan) Hancur

(Ramalan Prof. Igor Panarin, Ahli Politik Luar Negeri Rusia)



Seorang professor politik luar negeri dari Rusia yang bernama Igor Panarin memprediksikan kejatuhan Amerika Serikat paling lambat 2009. Hasil prediksinya bukan karena rasa emosinya terhadap Amerika Serikat melainkan melalui analisa yang telah dilakukannya. Ia mendapat dukungan dari data-data dari lembaga Federal Agency of Government Communication and Information (FAGCI). Lembaga ini setara dengan NSA (National Security Act ) di Amerika Serikat.

Dalam analisanya, Panarin menyebutkan Amerika akan tercerai berai menjadi enam negara baru seperti Republik Texas, Republik Alaska, Republik California, Republik Amerika Tengah-Utara yang terdiri dari Canada, Negara bagian di utara Amerika dan Atlantik Amerika yang teridiri dari. Negara tersebut akan tunduk dengan kekuatan dari negara lain seperti Alaska akan cenderung dibawah pengaruh Rusia.

Tentu saja analisa yang dipublikasikan Panarin menjadi bahan lelucon bagi penduduk Amerika Serikat. Ketika saya browsing di Youtube, banyak video tandingan yang mencemooh analisa Igor Panarin. Juru bicara senat Amerika, Dana Perino, menyebutkan analisa Panarin sangat kompleks dan rumit. Namun saya sendiri tidak bisa menganggap ini sebagai lelucon. Ini suatu studi ilmiah yang patut juga untuk diakui.

Saya menilai bahwa analisa Igor Panarin bukanlah pepesan kosong atau mau mencari sensasi. Faktor-faktor untuk yang mendukung kehancuran Amerika Serikat sudah terlihat begitu kasat mata. Alamarhum Jendral ZA Maulani dalam bukunya menyebutkan bahwa abad ini adalah abad kehancuran dari Amerika Serikat. Bahkan beliau berani menilai sebelum adanya krisis kuangan global Amerika.

Dengan adanya krisis ekonomi di Amerika bukan tidak mungkin Amerika dapat bangkrut. Kita tahu suntikan bailout sebesar USD 700 Milyar terhadap perusahaan asuransi terbesar Amerika AIG tidaklah berdampak positif bagi perekonomian Amerika serikat. Kini perusahaan automotif Ameika diambang kebangkrutan. Bayangkan raja otomotif Amerika Serikat Seperti Ford, Daimler Chrysler dan General motor (dua perusahaan otomotif milik Yahudi) yang sudah hidup lebih seabad akan bangkrut. Lalu bagaimana dengan perusahaan-perusahaan kecil di Amerika Serikat? Pemerintah Amerika Serikat baru berencana memberi bantuan 3 Milyar dollar. Tentu jumlah ini tidak sebanding dengan bailout AIG.

Ini baru sekedar ramalan. Bisa jadi Sarah Palin di ujung Alaska sana bisa jadi mempunyai hasrat untuk menjadi presiden. Bukan tidak mungkin kalau ada kesempatan ia akan memerdekakan Alaska terlebih jika Rusia mendukungnya. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin.

Faktor yang tidak bisa diremehkan adalah kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah. Kita tahu sokongan AS terhadap Israel sungguh menyakitkan hati rakyat Arab dan masyarakat Islam. Siapapun yang masih mengaku sebagai Muslim yang baik pasti menginginkan Amerika Serikat hancur.

Amerika serikat mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk memerangi Thaliban dan pejuang Iraq. Hingga kini Amerika tidak nyaman tinggal di dua daerah tersebut. Bisa jadi Amerika Serikat akan mundur dari Afghanistan dan dengan muka tertunduk sama seperti Rusia. Rusia setelah beberapa tahun mundur dari Afgahnistan mengalami perpecahan ke dalam beberapa negara.

Jika analisa ini benar dan sebagai Muslim yang baik kita berharap yang benar, maka kita harus mempersiapkan diri untuk menyongsong terbitnya cahaya islam. Kita juga berdo'a moga-moga bangsa Palestina akan terbebas dari kezholiman bangsa Yahudi keparat itu. Ya Rabb al-'Alamin Allahumma amin.

Kualitas Pemimpin Itu Tergantung Nyalinya

Pengantar

Dalam sejarah Islam, ada seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba yang masuk Islam, tetapi dia mengacak-ngacak Islam dengan trik-triknya. Karena ulah Saba ini maka lahirlah ajaran /mazhab Syiah. Dari sinilah bermula Syiah lahir, akibat trik-trik Abdullah Ibnu Saba, kenapa sekarang Syiahlah yang paling berani menentang Israel? Bandingkan dengan Arab Saudi yang mayoritas Sunni, bahkan ulama Saudi mengharamkan bagi Muslim yang membantu perjuangan Palestina dan Hizbullah.

Pemimpin dari golongan Syiah (Iran; bahkan Presidennya) patut menjadi tauladan bagi Muslim di seluruh dunia. Mereka hidup dengan kesederhanaan. Bandingkan dengan Raja-raja Arab Saudi yang hidup dengan kemewahan. Apakah patut mencontoh perilaku ulama yang berlindung di balik penguasa yang tidak Islami?

Terkadang Islam itu bisa dilihat dari para pemimpinnya, tetapi yang menjalankan aturan Islam. Kalau kita mau fair, apakah Islam itu dijalankan dengan benar, maka lihat pemimpinnya. Jika pemimpinnya sederhana hidupnya, maka di situlah letak kebenaran Islam yang sesungguhnya.

Bukan Letak di Syiahnya atau Sunninya

Sebaiknya kita tidak terjebak dengan isu Syiah-Sunni dalam masalah yang sedang kita hadapi sekarang ini. Adanya Abdullah bin Saba’ adalah urusan sejarah, tidak ada kaitannya dengan keberadaan Muslim Syiah dan Sunni di masa sekarang.

Abdulah bin Saba’ memang tokoh yang telah memporak-porandakan sejarah Islam. Bukti-bukti otentiknya terlalu banyak untuk disebutkan. Akan tetapi kalau kita mengungkap adanya tokoh ini, bukan berarti kita harus menghidupkan permusuhan antara kedua kekuatan umat Islam dewasa ini. Beda antara Syiah dan Sunni bukan terletak pada Abdullah bin Saba’ semata.

Apa yang sekarang dicapai oleh Hizbullah di Libanon, atau kegagahan pemimpin Iran dewasa ini di hadapan musuh Allah SWT, sama sekali bukan pengaruh kesyiahan mereka. Melempemnya pemimpin dunia Arab yang nota bene Sunni, juga bukan karena kesunnian mereka.

Bukankah Hamas itu sunni? Tapi dunia tahu bahwa yang paling ditakuti tentara Israel adalah lemparan batu pasukan Intifadhah, atau ledakan bom syahid mereka.

Dicari Pemimpin yang Bernyali

Pencapaian atau prestasi yang dapat diberikan kepada umat ini ukurannya bukan kesyiahaan atau kesunnian seorang pemimpin. Realita di lapangan tidak sesuai. Yang membedakan adalah masalah nyali. Kebetulan pemimpin Hizbullah termasuk yang punya nyali, sama dengan pemimpin Hamas juga. Yang satu syiah dan yang satu sunni. Karena keduanya punya nyali, maka itu sama hebatnya.

Khusus buat Iran, sebenarnya belum terbukti benar bahwa pemimpinnya punya nyali. Sekali lagi ini bukan masalah syiahnya. Sebab meski Iran mengklaim punya rudal jarak jauh yang bisa menjangkau Israel, tapi sampai hari ini belum ada satupun rudal mereka yang dijatuhkan di Tel Aviv, misalnya. Padahal tidak ada salahnya bila hal itu dilakukan, hitung-hitung untuk membuktikan bahwa mereka memang benar-benar punya nyali. Kalau baru sekedar main ancam atau mengklaim saja, rasanya belum terbukti benar bahwa mereka punya nyali.

Seharusnya semua rudal milik Iran itu jangan cuma dielus-elus saja, sesekali perlu juga diluncurkan tepat di tengah jantung Tel Aviv. Tidak usah semuanya, separuhnya saja juga boleh, sebagai uji coba. Biar dunia tahu bahwa ternyata Iran punya rudal yang bisa meledak, dan bahwa para pemimpin Iran itu punya nyali betulan.

Kalau nanti PBB, Zionis Yahudi atau Amerika marah-marah, bilang saja, “Wah sori, mas. Itu salah pencet. Maksud kita bukan ke Tel Aviv, tetapi salah prosedur teknis semata….” Atau bilang saja bahwa untuk memastikan bahwa rudal itu betul-betul bisa melenyapkan suatu kota, kita butuh sebuah kota untuk dihancurkan. Kebetulan yang gampang untuk dijadikan sasaran adalah Tel Aviv. Jadi, sori banget, nih”.

Adapun pemimpin Arab yang dikatakan hidup mewah dan sebagainya, semua kita tahu memang demikian keadaannya. Ini mesti diakui dengan jujur, tidak perlu ditutup-tutupi. Tetapi sekali lagi, ini bukan karena sunni atau syiah, tetapi hal-hal di luar itu.

Penutup

Dunia toh juga tahu siapakah Shalahudin Al-Ayyubi, yang berhasil membebaskan Al-Aqsha dari pasukan salib Eropa. Sunni apa syiah dia? Toh kita tidak menghina pemimpin Syiah sebagai pecundang.

Semoga kemenangan yang Allah berikan kepada umat Islam di Libanon tidak dijadikan komoditi murahan yang malah memundurkan umat, hanya dengan isu Syiah-Sunni. Sebab pertolongan itu tidak diturunkan untuk Syiah atau Sunni, tetapi untuk umat Islam semua. Wallahu a’lam bishshawab.

Menangis

Banyaklah Menangis, Sebelum Orang Menangisi Jasad Kita



Sayyidina Ali Ra berkata: “Menangis itu ada 3 (tiga) macam, yaitu:

(1) Menangis karena takut akan siksa Allah SWT,
(2) Menangis karena takut akan murka Allah SWT,
(3) Menangis karena takut terputus dari rahmat Allah SWT.

Tangisan pertama, menghapus segala macam bentuk dosa.
Tangisan kedua, membersihkan aneka macam aib.
Tangisan ketiga, mendekatkan diri kepada ridha Allah.

Buah dihapus segala dosa adalah selamat dari siksaan.
Buah dibersihkan aneka aib adalah kenikmatan abadi dan derajat yang tinggi.
Buah kedekatan dengan ridha Allah adalah kegembiraan mendapatkan keridhaanNya dan bisa melihat Dzat Allah secara langsung, mendapat kunjungan kehormatan dari malaikat, dan berlimpahnya balasan baik yang akan diterima”.

Mencintai Islam

Salman al-Farisi demi cintanya kepada kebenaran, ia rela mencari agama yang sanggup mencerahkan pikiran dan mengobati kegundahan jiwanya. From Persia With Love. Begitulah Salman al-Farisi. Cinta memacu dirinya mencari kebenaran, dari Persia berkelana dan terdampar di Madinah. Di sana ia bertemu Rasul dan masuk Islam. Kecintaannya kepada Islam mengalahkan kepercayaannya sebagai kaum penyembah api dan manusia. Ia tinggalkan agama Majusi dan Nashrani.

Anda tahu Mush'ab bin ‘Umair? Duh, sahabat Rasulullah Saw ini rela meninggalkan istana megahnya demi Islam. Rela mencampakkan pakaian indah dan gelimang harta. Demikianlah, Islam mampu menenggelamkan segala kenikmatan dunia.

Mush'ab bin ‘Umair adalah orang pertama yang diutus Rasulullah Saw untuk membacakan al-Quran, mengajarkan Islam, dan memberi pemahaman agama kepada masyarakat Madinah. Mush'ab menemani 12 orang laki-laki Madinah setelah Bai'at ‘Aqabah pertama.

Usaha Mush’ab itu menyebabkan Islam tersebar cepat di Madinah, hanya dalam kurun waktu tiga tahun. Ini membuat Rasulullah Saw gembira dan memikirkan untuk hijrah ke sana sekaligus menerapkan Islam sebagai ideologi negara.

Cinta sudah terpatri di hati. Islam memang layak dicintai. Kita bela dan diperjuangkan. Drama kehidupan bersama Islam yang dimainkan para sahabat Rasulullah Saw dalam membela Allah, Rasul-Nya, dan tentunya juga Islam, sungguh mengagumkan.

Suatu ketika Zaid bin Datsinah bersama lima sahabat diutus Rasulullah Saw menemani sekelompok kecil kabilah untuk mengajarkan Islam ke kabilah yang bertetangga dengan Bani Hudzail. Waktu itu negara Islam sudah berdiri. Kejadiannya pasca Perang Uhud.

Enam utusan Rasulullah Saw itu dikhianati. Tiga di antaranya dibunuh, tiga lagi ditawan dan dijadikan budak untuk dijual (termasuk Zaid bin Datsinah). Waktu itu, Zaid hendak dibeli oleh Shafwan bin Umayyah, untuk kemudian dibunuh sebagai balasan atas kematian ayahnya, Umayyah bin Khalaf, yang tewas di tangan kaum Muslimin saat Perang Badar.

Lihatlah ketika Zaid ditanya oleh Abu Sufyan:

“Hai Zaid, aku telah mengadukanmu kepada Allah. Sekarang, apakah engkau senang jika Muhammad berada ditanganku lalu engkau menggantikan tempatnya? Engkau penggal lehernya dan engkau kembali kepada keluargamu?”.

“Demi Allah!” jawab Zaid lantang, “Aku tidak rela jika Muhammad menempati tempat yang akan menghantam jerat di lehernya yang itu menyiksanya, sementara aku duduk-duduk dengan keluargaku.”

Abu Sufyan sangat terkesan dengan kata-kata Zaid. Bibirnya menyungingkan senyum sinis sambil berkata,

“Aku belum pernah melihat seseorang mencintai sahabatnya seperti kecintaan sahabat-sahabat Muhammad,” kata Abu Sufyan dengan geram tetapi juga kagum. Kemudian, Zaid pun dibunuh.

Subhanallah. Ini bukan cinta biasa. Membela dan memperjuangkan Islam, sebagai bentuk kecintaan kepada agama Allah, membuat Khubaib, temannya Zaid yang juga diutus Rasulullah Saw dalam misi tersebut, rela melepaskan nyawanya. Sebelum syahid, beliau memandang musuh-musuh Allah dengan marah sambil meneriakkan doa:

“Ya Allah, sesungguhnya telah sampai kepada kami risalah RasulMu. Karena itu, besok, sampaikan kepadanya apa yang membuat kami demikian. Ya Allah, hitunglah (bilangan) mereka (dan lemparkan mereka) berkali-kali. Bunuhlah mereka dengan sekali lumat, dan jangan Engkau biarkan mereka hidup walau seorangpun!”

Mendengar teriakan Khubaib, mereka gemetar. Teriakan suara itu seolah merobek nyawa mereka. Kemudian, Khubaib pun dibunuh.

Mencintai Islam menyebabkan Khubaib dan kawan-kawannya menjadi syuhada. Percayakah kita bahwa mereka tersenyum di Taman Firdaus milik Allah SWT itu? Mencintai Islam berarti juga mencintai kebenaran. Entahlah, apakah kita dapat meraih kemuliaan seperti itu kelak? Hanya kita dan usaha apa yang dapat kita lakukan yang dapat menghantarkannya ke sana: Hidup mulian atau mati sebagai syuhada.


Berdiri di pintu kematian,
di sini dan di sana,
di manakah kehidupan kau sembunyikan?

Berenang di antara ombak dan riak,
di manakah gelombang memecah dan membongkar pasir tepian?
dan di antara kedua kita membangun impian dan kemuliaan.

Ingin Kaya?

Seorang pria buta mengadu kepada Rasulullah Saw. Ia berkatanya:

"Ya Rasul, tidak ada seorang penuntun bagiku yang mau menolong mengantarkan aku ke masjid. Karena itu, berilah keringanan bagiku shalat di rumah saja".

Kemudian, orang buta itu diberi keringanan oleh Rasululullah Saw. Namun ketika ia tegak dan baru beberapa langkah beranjak pulang, Rasulullah Saw memanggilnya kembali.

"Adakah engkau mendengar panggilan adzan shalat?"

Jawabnya, "Ya, aku mendengarnya".

Sabda Rasul: "Untuk itu, hendaklah engkau penuhi panggilan itu" (HR Muslim).

Isi hadits di atas menjelaskan bahwa sekalipun orang buta yang tidak punya seorang penuntun, dia tidak mendapatkan dispensasi (keringanan) boleh meninggalkan shalat berjamaah di masjid. Apalagi bagi kita yang masih bisa melihat dengan benderang.

Sebenarnya saat ini, boleh jadi, kita dalam keadaan paling miskin? Karena kita enggan (tidak) shalat berjamaah di masjid. “Gaji” kita kecil, hanya 1/27 atau 3,7% saja. Jangan sampai tiba-tiba malaikat Izrail menghampiri, lantas kita meninggal dalam "Kemiskinan" itu. Naudzubillah.

Ini kemiskinan sejati yang menghinggapi mayoritas kaum Muslimin. Kemiskinan sejati yang menyebabkan rasa sesal dan gentar di Yaumul Hisab. Kemiskinan sejati yang mampu menyeret mereka ke puncak kesengsaraan di Hawiyyah.

“Orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (yaitu) api yang sangat panas” (QS Al Qariah : 8-11).

Rumah megah, mobil mewah, harta berlimpah, tetapi tidak shalat berjamaah, bersiapkan menjadi orang yang miskin sejati itu.

“Shalat berjama’ah imbalannya lebih tinggi 27 derajat dibandingkan dengan shalat sendiri” (HR Bukhari – Muslim).

"Kenaikan Gaji" 27 kali lipat dengan cara shalat berjamaah di masjid, menjadikan kita orang yang kaya sejati, kekayaan yang dapat dibawa mati untuk kebahagiaan abadi.

Bagi yang pernah mendengar bahwa wanita lebih baik shalat di rumah, itu hanya berlaku jika dilakukan di awal waktu. Masalahnya adalah, banyak wanita yang shalat di rumah tapi tidak shalat di awal waktu. Dalam hal ini, maka wanita lebih baik shalat berjamaah di masjid demi menjaga shalat awal waktu. Selain itu, wanita juga punya peran penting dalam membangun kebiasaan shalat berjamaah bagi keluarganya.

Sudah waktunya anda istiqamah sehari 5 kali shalat berjamaah di masjid /shalat di awal waktu sebagai solusi tepat menuju kaya sejati. Ayo shalat berjamaah di masjid !

Saat Derita Menghampiri

kekejaman terjadi di mana-mana,
pasti yang melakukannya adalah AS dan Zionis keparat itu
di manakah engkau wahai Khilafah Islamiyah
kami merindukanmu agar kebiadaban mereka
terhenti sampai di sini

Dahulu..
Jika musyrik Quraisy tidak merampas harta Shuhaib ar-Rumi Ra
Tidak mungkin ia dapat meraih tingkatan mulia
"Sungguh bisnis Abu Yahya (Shuhaib ar-Rumi) itu beruntung"

Andai saja Umar bin al-Khaththab Ra tidak bersabar
menghadapi pahitnya kebenaran & keadilan,
ia tidak mungkin akan menguasai dunia
seperti yang dikatakan banyak orang
"Tangannya mampu memukul bumi dengan tongkat"

Jika orang Quraisy tidak menyiksa keluarga Yasir Ra
apakah keluarga Yasir Ra mendapatkan kehormatan?
"Sabarlah, keluarga Yasir, sesungguhnya tempat kalian kelak di Taman Firdaus"

Andai saja Saad bin Muadz Ra tidak bersikap sabar,
tidak berkorban di jalan Allah,
darahnya tidak tertumpah di Perang Khandaq & keputusan gemilangnya
yang tidak adil untuk Bani Quraizhah,
ia tidak akan memperoleh predikat,
"Arasy ar-Rahman bergetar karena kematian Saad bin Muadz"

Jika Allah berkehendak memilih hamba-hambaNya menjadi syuhada,
Dia pun telah menyiapkan musuh bagi sang durjana
agar mereka yang dijemput kemuliaan itu terbunuh & darahnya mengalir
dalam rangka mencari cinta & keridhaanNya..

Kekinian
Zionis keparat itu melepaskan anjing-anjingnya untuk memangsa anak Palestina
Membomi Gaza dengan bom fospor
Mati kaku dan berdarah-darah para perempuan dan anak-anak.
Di Irak dan Afghanistan tentara Amerika membunuhi lelaki
Memperkosa berjama’ah para perempuannya
Dan banyak lagi derita dan nestapa bagi kaum Muslimin

Ya Allah kami.
Kami percaya bahwa derita pasti pergi dan sirna..
yang tersisa tinggal pahala
ganjarannya ada di Taman Firdaus milikMu
Innalillaahii wa innaa'ilaihii roojiuun.

Tanpa Judul (10)

Cinta menurutku memang tak berwarna
ia berwarna jingga seperti kau maknai
ia menjadi kuning, biru dan merah, seperti inginmu

Cinta bagiku merupakan kumpulan narasi kehidupan
harapan nan tak pernah padam,
tentang Tuhan, Nabi dan Rasul
tentang kejujuran dan keberanian
tentang kemarahan dan kasih sayang

Cinta adalah lukisan unik dan tak terkatakan
membuat hidup lebih hidup
mampu menenggelamkan siapapun ke dasar palung samudera
mampu menerbangkan seseorang pada angan-angan dan mimpi abadi
dan cintaku padamu adalah surga
yang tak mungkin bisa kumasuki tanpa bersamamu

(for Bintuni Husni Damsir)

Penantian

Dua tubuh tua itu duduk di depan rumah sambil mengingat masa romantis. Rambut putih adalah bukti bahwa waktu telah membawa mereka menjelajahi kehidupan. Sekarang mereka berdua, sedang menanti.

Sesekali mereka berdiri, menoleh sebentar ke luar pintu, kalau-kalau ada yang lewat di depan pagar yang hampir ambruk. Wajah keriput sedang menanti, lesu bersandar pada pintu tua yang bentuknya tidak simetris lagi. Mereka memandangi ujung jalanan, menanti orang yang mereka rindukan. Rasa pilu menyayat, memandangi orang-orang di luar sana bergembira menyambut anaknya datang dari rantau. Sedangkan mereka menanti dalam ketidakpastian.

Saat menutup pintu dan jendela, kesedihan terus menyergap. Mereka terdiam di senja yang mendung itu. Lampu minyak usang menyala di sudut ruangan, tak cukup menerangi seisi ruangan yang tidak begitu besar. Sumbunya mulai habis dimakan nyala api. Mereka memang menghemat dalam kekurangan. Hari tua yang sepi, sambil mengenang masa lalu yang tidak mungkin akan terulang.

Nenek itu berdiri tertatih, rheumatik yang menderanya bertahun-tahun membuatnya tidak bisa tegak berjalan dengan baik. Itulah sisa keperkasaannya saat usianya masih muda. Lantai papan rumah panggung yang sudah tua, berderik saat kakinya melangkah. Dibukanya lemari kecil di sudut ruangan yang di atasnya diletakkan lampu minyak. Pintu lemari itu sudah rusak, ditahan dengan karet ban bekas. Si nenek membungkuk dan mencari-cari sesuatu di antara lipatan beberapa helai bajunya.

“Apakah anak-anak kita akan pulang kali ini, kek?” Tanya nenek sambil terus mencari-cari sesuatu di dalam lemari.

“Belum tahu, nek. Bisa saja mereka tidak jadi datang hari ini”, kata kakek sambil menghela nafas panjang.

Akhirnya nenek menemukan apa yang dicarinya. Dia mengambil selembar foto hitam putih yang sudah mulai kabur warnanya, dimakan usia. Sebuah foto keluarga dengan orang tua dan tiga orang anak. Seorang anak perempuan, dan dua anak laki-laki. Nenek mendekatkan foto itu ke lampu minyak di atas lemari sambil memandanginya.

“Apakah mereka sudah lupa dengan kita?”

“Jangan bilang begitu, nek. Mungkin mereka belum punya waktu untuk mengunjungi kita. Mereka pasti datang”.

“Kapan itu? Kita sudah tua. Waktu kita sudah tidak lama lagi. Apa mereka saat kita sudah meninggal?”

“Jangan berprasangka buruk dulu”, kata si kakek yang terus berusaha menyabarkan si nenek.

Nenek akhirnya diam seribu bahasa. Entah apa yang kini bergejolak di dadanya. Mungkin ada harapan, hanya sedikit, yang kini dirasakannya akan padam. Ada yang ingin diucapkannya, namun lidahnya pahit mengucapkan harapan manis itu. Nenek tua itu tiba-tiba sesunggukan menangis, memeluk foto usang itu. Isak nenek terdengar pilu. Ia merindukan ketiga putra-putrinya itu.

“Kek, sudah berapa tahun mereka tidak mengunjungi kita?”

“Kakek lupa. Seingat kakek, sudah lama sekali mereka tidak pulang”, kata kakek tak kalah pilu.

Keduanya terdiam dengan pikiran masing-masing, terbawa suasana pilu yang menyayat. Nyanyian jangkrik menjadi hiburan satu-satunya bagi mereka bagaikan musikalisasi kegelisahan yang mendera mereka. Malam yang semakin larut itu menenggelamkan mereka ke dalam lautan kesedihan. Untuk kesekian kali pula mereka melewati malam ini dengan harapan kosong.

Sama seperti malam-malam sebelumnya, bertahun-tahun senyum kebahagiaan sudah direnggut dari wajah mereka. Mereka menantikan saat berkumpul kembali, seperti saat foto itu dibuat. Tapi kapan waktu itu ‘kan datang?

Mereka memang bukan Tuhan yang bisa mengatur hidup dan mati. Namun di usia mereka yang sudah senja ini, mereka berlomba dengan ajal. Kematian sewaktu-waktu mengintai mereka, sementara impian mereka belum juga terkabulkan.

Malam berganti pagi. Dua orang tua itu mulai melemah semangatnya. Mereka duduk di kursi bambu, menghadap ke pintu yang langsung memandang ke jalanan.

Kini hidup dalam sisa usia dan tenaga yang kian redup, uang pensiun tidak seberapa, yang mereka coba cukup-cukupkan untuk menyambung hidup. Bahkan, tanpa berharap anak-anak mereka mau mengirimkan beberapa lembar uang untuk menambah biaya hidup kedua orang tua mereka yang sudah uzur itu.

“Kek, potonglah rumput yang tumbuh di halaman itu. Jika mereka pulang, halaman itu bersih dari rumput. Nenek mau memasak makanan kesukaan mereka”.

“Sudahlah, nek. Mereka belum tentu pulang. Tidak perlu nenek memasak makanan kesukaan mereka”.

“Aku merasa bahwa hari ini mereka akan datang melihat kita”.

“Aku merasa bahwa mereka benar-benar sudah melupakan kita. Aku juga tidak tahu apa yang mereka pikirkan sekarang ini”, kata kakek yang kelihatannya sudah mulai muncul sikap apatisnya.

“Jangan kau bicara begitu. Aku ini ibu mereka. Batinku mengatakan mereka pasti pulang. Batin seorang ibu selalu benar. Kamu harus percaya, kek”, Kata nenek ngotot.

Kakek sedih melihat tingkah istrinya. Ia merasa bahwa nenek sudah semakin pikun. Karena itu kakek tidak ingin menghancurkan harapan nenek.

Kakek berjalan ke halaman rumah. Diambilnya cangkul dan arit dari dapur. Halaman gubuk mereka itu sekarang ditumbuhi ilalang yang tingginya sepinggang orang dewasa, seperti rumah yang sudah lama ditinggal pergi pemiliknya.

“Kotor sekali halaman ini”, kata kakek sambil berkacak pinggang. Dia mulai membersihkan rumput liar itu. Ototnya tidak sekuat dulu. Masa mudanya bercerita tentang kehidupan keras. Wajahnya legam terbakar sinar matahari, kini mulai basah oleh keringatnya.

Diayunkannya arit itu. Sesungguhnya tenaganya sudah lemah, tidak mampu lagi melakukan perkerjaan seperti itu. Mau mengupahkan pekerjaan itu, mereka tidak punya cukup uang untuk membayar orang. Dulu halaman itu selalu kelihatan asri karena senantiasa dibersihkan oleh anak lelakinya setiap akhir pecan. Itu dulu sekali. Kedua orang tua itu sudah lupa kapan kejadian persisnya.

Pekerjaannya belum usai, malam terlanjur turun. Matanya tidak mampu melihat dalam gelap. Dia memandang Isterinya yang duduk di atas singgasana bambu, menantikan kedatangan buah hatinya. Pandangannya kosong ke depan, air mata menetes. Kakek hanya mampu menghela nafas panjang. Terkadang dia merindukan ajal segera dating berkunjung menjemputnya. Ia merasa hidupnya tercampak dan tak berharga.

Kakek meninggalkan cangkul dan aritnya begitu saja. Ditapakinya tangga rumah itu dengan susah payah dan duduk di samping isterinya. Dia membelai rambut yang sudah ubanan itu. Mereka diam, membagi kegelisahan.

“Sudahlah, nek. Tutuplah pintu itu. Mereka takkan datang. Biarlah sisa hidup ini kita jalani berdua saja”.

Nenek diam saja, pandangannya kosong menatap ke depan. Diam tak bergerak. Kakek memandanginya dengan seksama dan memanggil-manggil, namun tidak ada jawaban.

Ternyata nenek sudah mendahului, pergi dalam penantiannya, meninggalkan semua harapannya bersama kakek yang selalu menemaninya di gubuk itu. Barangkali saja dia pergi dalam damai. Namun mimik wajahnya yang sudah kaku itu menyimpan impian yang tidak dapat diraihya.

Nenek sudah mendahului kakek. Entah apa yang harus dia perbuat. Barusan mereka masih berdua, kini tinggal kakek sendiri dalam penantian. Dia memeluk tubuh isterinya yang sudah kaku itu, menangis dalam air mata sisa. Rasanya tidak kuasa menerima keadaan itu.

“Nenek, apakah gulai kesukaan anak-anakmu sudah matang?” Tanya kakek. Nenek diam, tidak menjawab. Kakek menangis dalam kesendiriannya.

“Nenek, apa yang datang ke pikiranmu. Dulu kita berjanji sehidup semati. Kenapa engkau mendahuluiku?” Nenek tetap diam.

“Sekarang engkau sudah menyelesaikan satu dari semua penantianmu, sementara aku belum meraih satupun. Tetapi kuharap, engkau damai dalam tidur mu”, kata kakek.

“Ajaklah aku pergi bersamamu”.

Kakek terus berbicara sambil memangku tubuh nenek yang sudah tidak bernyawa lagi. sepanjang malam dia berbicara dan terus berbicara. Mereka berdua duduk menghadap pintu yang selalu terbuka, memandang kejalanan itu.

Ketika pagi tiba, tubuh kakek sudah terdiam. Kini tubuh mereka sudah sama-sama diam. Tidak ada lagi yang berbicara. Mereka sudah menyelesaikan penantian mereka. Keduanya pergi dalam diam, dalam penantian dan dalam kerinduan. Mereka pergi sambil memandangi ujung jalanan dari pintu yang selalu terbuka menghadap ke ujung jalan.

Di atas singgasana bambunya, kedua suami-isteri itu menggenapkan janjinya, menyelesaikan penantian. Impian tinggallah impian. Bisa jadi mereka lebih bisa tenang di dunianya yang baru.
Pintu gubuk itu tetap terbuka, hingga saatnya muncul suara yang datang memecah kesunyian yang menyergap ruangan di dalam gubuk itu.

“Bapak, ibu, kami pulang”.

Seorang laki-laki parlente menaiki tangga rumah. Mereka bertiga pulang bersamaan, dengan niat mengunjungi orang tua mereka yang kini sudah tidak dapat melihat mereka lagi. Mereka berlomba dengan takdir namun kalah dengan waktu. Andai mereka datang lebih awah, mungkin mereka masih bisa mengisi kebahagiaan di ruangan kecil itu.

Setelah mengistirahatkan kedua orang tua mereka, mereka kembali ke kota. Mereka tidak pernah datang lagi mengunjungi gubuk tua itu. Pintu rumah itu terus terbuka menghadap ke jalanan. Namun tidak ada lagi yang menanti di atas singgasana bambu itu. Kini tinggal pintu yang selalu terbuka menghadap ke jalanan. Kisah penantian itu usai sudah.

Ketika Usia Tua

Ketika aku sudah tua, itu bukan lagi aku yang muda. Mengertilah dan bersabarlah sedikit menghadapiku.

Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu, maka ingatlah ketika dahulu bagaimana aku mengajarimu.

Ketika berulang kukatakan tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku. Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang-ulang cerita yang telah ribuan kali kuceritakan agar kau bisa tidur.

Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku. Ingatkah sewaktu kecil aku memakai segala cara untuk membujukmu mandi.

Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku. Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap pertanyaan “mengapa” darimu.

Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku. Seperti saat kau masih kecil, akulah memapahmu belajar berjalan.

Ketika aku begitu saja melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat. Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau di sampingku mendengarkan, itu sudah lebih dari cukup dan membuatku sangat puas.

Ketika kau memandangi aku yang mulai menua, janganlah berduka. Mengertilah, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan.

Seperti waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang temani aku menjalani sisa hidupku. Beri aku cinta dan kesabaranmu. Maafkanku, aku hanya dapat memberimu senyuman yang penuh rasa syukur. Pada senyumku itu terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.

Ujub

"Orang jahat melihat dosa-dosanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya. Dengan santai ia dapat mengusirnya dengan sekibasan tangannya. Namun bagi seorang mukmin ketika melihat dosa-dosanya, itu bagaikan ia duduk di kaki gunung (berapi) yang siap menimpa dirinya" (HR. Bukhari).



Orang yang berpenyakit ujub memandang remeh dosa-dosanya, bagai angin lalu. Bisyr Al-Hafidz mendefenisikan ujub sebagai berikut:

"Orang yang menganggap hanya amalannya saja yang banyak dan memandang remeh amalan orang lain".

Gejala dominan yang tampak pada orang yang berpenyakit ujub adalah sikap suka melanggar hak dan menyepelekan orang lain. Sufyan Ats Tsauri rahimahullah meringkas defenisi ujub:

"Ujub terhadap diri sendiri adalah seolah-olah dirinya paling utama daripada yang lain. Padahal boleh jadi ia tidak beramal sebagus amal saudaranya itu, dan boleh jadi saudaranya itu lebih wara' dalam menjaga perkara haram dan lebih suci jiwanya ketimbang dirinya!".

Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata:

"Iblis melumpuhkan bani Adam dengan salah satu dari tiga perkara ini: (1) Ujub terhadap diri sendiri, (2) menganggap amalnya sudah banyak, dan (3) lupa terhadap dosa-dosanya. Lalu iblis berkata: “Aku tidak akan mencari cara lain".

Tiga perkara di atas adalah sumber kebinasaan. Berapa banyak lentera yang padam karena tiupan angin? Berapa banyak ibadah yang rusak karena penyakit ujub? Dalam sebuah Hadits Qudsi disebutkan ada seorang lelaki berkata:

"Allah tidak akan mengampuni si Fulan!”

Allah Subhanahu wa Ta'ala lalu berkata:

"Siapa yang begitu lancang bersumpah atas namaKu bahwa Aku tidak mengampuni si Fulan?! Sungguh, Aku telah mengampuninya dan menghapus amalanmu!" (HR. Muslim).

Al-Imam Asy-Syafi'i Rahimahullah memberikan lima resep untuk mengobati sifat ujub:

1. Carilah ridho Allah SWT dalam beramal, dan tidak akan mendapatkan ridho Allah apabila ujub terhadap amalnya.

2. Beramallah untuk mengharapkan pahala Allah, dan tidak akan mendapatkan pahala dari Allah SWT bila ujub terhadap amalnya.

3. Berharaplah pada keselamatan dari hukuman Allah, dan tidak akan selamat dari hukuman Allah apabila ujub terhadap amalnya.

4. Semua amal dibandingkan dengan nikmat yang diberikan Allah SWT tentu masih lebih banyak nikmat Allah SWT. Itulah yang harus disyukuri, walau kita tidak akan mampu mensyukuri nikmat-nikmat tersebut dengan sebenarnya. Lalu apa yang kita banggakan dari amal kita ?.

5. Banyak bencana yang menimpa kita lalu diselamatkan Allah SWT, padahal amal kita tidak seberapa dibanding dengan bencana-bencana itu. Lalu apa yang kita banggakan dari amal kita ?

Apabila khawatir ujub terhadap amalanmu, maka perhatikanlah tentang ridho siapa yang kamu cari? Pahala siapa yang kamu harapkan? Hukuman siapa yang kamu takutkan? Kesehatan dan nikmat mana yang kamu syukuri? Lalu bencana apa yang kamu ingat?

Sesungguhnya bila terfikirkan tentang salah satu dari beberapa perkara di atas, pasti semua menjadi kecil di matamu tentang amalanmu. Ingatlah, amal shalih itu ibarat sinar dan cahaya yang terkadang padam bila dihembus angin ujub!

Sebut (Katakan) Saja Yahudi, Bukan Israel!

Sungguh memprihatinkan, banyak kaum muslimin tidak sadar dan ketika berbicara. Tidak hanya orang awam, terjadi juga pada sebagian besar pelajar atau bahkan mereka yang memiliki banyak Tsaqafah Islamiyah (pengetahuan budaya Islam). Mereka lupa atau bisa jadi tidak tahu bahwa Nabi Saw pernah bersabda:

وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً يَهْوِى بِهَا فِى جَهَنَّم

Dari Abu Hurairah Ra, Nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya ada seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan murka Allah, diucapkan tanpa kontrol dan itu menjerumuskannya ke dalam jahanam” (HR. Al Bukhar, Hadits No. i 6478)

Al Hafidz Ibn Hajar Al Asqalani menjelaskan hadits ini dalam Fathul Bari: maksud “diucapkan tanpa control” adalah tidak direnungkan bahayanya, tidak dipikirkan akibatnya, dan tidak memperkirakan dampak yang ditimbulkan. Ini sesuai dengan firman Allah ketika menyebutkan tentang tuduhan terhadap Aisyah:

وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْد اللَّه عَظِيم

“Mereka sangka itu perkara ringan, padahal itu perkara besar bagi Allah” (QS. An-Nur: 15).

Berkaitan dengan keterangan di atas, penulis ingin mengingatkan sebuah ungkapan penamaan yang begitu mendarah daging di kalangan kaum muslimin, tidak hanya dilakukan oleh orang awam namun juga dilakukan oleh mereka yang paham Tsaqafah Islamiyah. Ungkapan itu adalah penamaan Yahudi dengan member nama Israel: “Penamaan Negeri Yahudi yang Terkutuk dengan nama Israel”.

Salah dan Bahkan Berbahaya

Nama Israel itu seolah telah menjadi kesepakatan dunia termasuk kaum muslimin, negeri terlaknat yang menjajah Palestina. Mereka yang mengaku sangat membenci Yahudi dan memboikot produk-produk yang diduga menyumbangkan dana bagi Yahudi, namun turut menamakan Yahudi dengan nama Israel. Sangat disayangkan, tidak seorangpun yang mengingatkan kekeliruan penamaan itu.

Kesalahan dan sekaligus berbahaya, memang tidak disadari oleh Kaum Muslimin. Perlu dicamkan dalam benak hati setiap Muslim bahwa Israel itu adalah nama dari seorang nabi yang mulia, keturunan Nabi Ibrahim As, ‘yaitu Nabi Ya’qub As.

كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِلًّا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ إِلَّا مَا حَرَّمَ إِسْرَائِيلُ عَلَى نَفْسِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ تُنَزَّلَ التَّوْرَاةُ

“Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan” (QS. Ali Imran: 93).

Nama Israil pada ayat di atas adalah nama lain dari Nabi Ya’qub As. Nama ini diakui sendiri oleh orang Yahudi, sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Ibn Abbas:

“Sekelompok orang Yahudi mendatangi Nabi untuk menanyakan empat hal yang hanya diketahui oleh seorang nabi. Pada salah satu jawabannya, Nabi Saw mengatakan: “Apakah kalian mengakui bahwa Israil adalah Ya’qub?” Mereka menjawab: “Ya, betul”. Nabi Saw bersabda: “Ya Allah, saksikanlah (hal ini)” (HR. Daud At-Thayalisy, hadits No. 2846).

Arti Israil: Patutkah Disandang oleh Bangsa Keparat Itu?


Kata “Israil” merupakan susunan dua kata: Israa dan iil yang dalam bahasa Arab artinya shafwatullah (kekasih Allah). Selain itu Israa dalam bahasa Arab juga berarti ‘abdun (hamba), sedangkan iil artinya Allah. Dengan demikian, Israil dalam bahasa arab artinya ‘Abdullah (hamba Allah). (lihat Tafsir At Thabari dan Al Kasyaf ketika menjelaskan tafsir surat Al Baqarah ayat 40)

Nama Israel yang disandangkan kepada nama Nabi Ya’qub, seorang nabi yang memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah ta’ala, dipuji Allah SWT di berbagai ayat al Qur’an. Kemuliaan tersebut tidak selayaknya lantas disematkan kepada orang-orang Yahudi terlaknat. Terlebih lagi, umat Islam menggunakan nama Israel dalam konteks kalimat negatif, disertai dengan kebencian yang tinggi: Israil biadab, Israil bangsat, keparat Israil.

Makian seperti itu dimuat di media cetak dan elektronik, namun dinisbahkan kepada islam dan dijadikan sebagai Head Line News: Israil membantai Kaum Muslimin, Agresi militer Israil ke Palestina, Israil penjajah dunia, dan seterusnya. Namun sekali lagi, yang sangat fatal adalah tidak ada pengingkaran ketika mengucapkannya, bahkan diucapkan tanpa merasa bersalah.

Perlu kita renungkan, bahwa pernahkah orang yang mengucapkan kalimat-kalimat di atas merasa bahwa dirinya telah menghina Nabi Ya’qub As? Pernahkah yang menulis kalimat ini di majalah berlabel islam dan mengajak Kaum Muslimin untuk mengobarkan jihad, merasa bahwa dirinya telah membuat tuduhan dusta kepada Nabi Ya’qub As? Mengapa mereka tidak membayangkan bahwasanya bisa jadi ungkapan-ungkapan salah kaprah ini dapat mendatangkan murka Allah – wal ‘iyaadzu billaah – karena isinya adalah pelecehan dan tuduhan bohong kepada Nabi Ya’qub As? Mengapa tidak disadari bahwa Nabi Ya’qub As tidak ikut serta dalam perbuatan orang-orang Yahudi dan bahkan beliau berlepas diri dari perbuatan mereka yang keparat? Pernahkah mereka berfikir, apa tindakan Nabi Israil As andaikan beliau masih hidup?

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا

“Orang-orang yang menyakiti orang-orang yang Mukmin dan Mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” (QS. Al Ahzab: 58).

Allah menyatakan, menyakiti orang Mukmin awam, lelaki maupun perempuan, sementara yang disakiti tidak melakukan kesalahan, itu dianggap sebagai perbuatan dosa, bagaimana kalau yang disakiti itu adalah seorang Nabi yang mulia? Tentu bisa dipastikan dosanya lebih besar dari pada sekedar menyakiti orang Mukmin biasa.

Satu hal yang perlu disadari oleh setiap Muslim, penamaan negeri Yahudi dengan memakai nama Israil adalah termasuk salah satu di antara sekian banyak konspirasi (maker, kebusukan) Yahudi terhadap dunia. Mereka tutupi kehinaan nama asli mereka Yahudi dengan nama Bapak mereka yang mulia, Nabi Israil ‘alaihis salam. Karena bisa jadi mereka sadar bahwa nama Yahudi itu telah disepakati jeleknya oleh seluruh dunia, mengingat Allah telah mencela nama ini dalam banyak ayat di Al-Qur’an.

Yahudi Memang Keturunan Nabi Israil,
Tetapi Kebiadaban Mereka Sudah Melewati Sifat Binatang


Kita tidak mengingkari bahwa orang-orang Yahudi merupakan keturunan Nabi Israil ‘alaihis salam. Tetapi bukan berarti diperbolehkan menamakan Yahudi dengan nama yang mulia itu. Bahkan yang berhak menyandang nama dan warisan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan para nabi yang lainnya adalah Kaum Muslimin dan bukan Yahudi yang kafir dan keparat itu.

مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik” (QS. Ali Imran: 67).

إن أولى الناس بإبراهيم للذين اتبعوه وهذا النبي والذين آمنوا والله ولي المؤمنين

“Sesungguhnya orang yang paling berhak terhadap Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini, beserta orang-orang yang beriman, dan Allah adalah pelindung semua orang-orang yang beriman” (QS. Ali Imran: 68).


Tidaklah sepantasnya Yahudi menyandang nama Israel yang mulia itu. Bagaimana mungkin nama yang mulia itu disandangkan kepada bangsa yang tega menyuruh anjing untuk memangsa anak-anak Palestina, memblokade Gaza selama 2 tahun dengan kekurangan semua yang dibutuhkan manusia untuk hidup, sementara bantuan yang hendak diberikan fihak lain terus dihalang-halangi (bahkan ditembaki). Bagaimana bisa nama mulia itu disandingkan dengan bangsa yang tega membom Palestina dengan bom kimia beracun, membunuhi rakyat Pelestina semau jidatnya, merampas tanah-tanah Palestina, mengusir bangsa itu semaunya. Bagaimna mungkin nama Israel yang sangat mulia itu disandang oleh bangsa yang sifatnya melebihi perilaku binatang?

Seseorang melakukan kesalahan namun tidak menyadari kalau dirinya sedang melakukan kesalahan. Inilah yang disebutkan dalam hadis dari Abu Hurairah Ra di atas. Bukankah semua pelaku perbuatan bid’ah tidak berniat buruk ketika melakukan kebid’ahannya. Justru inilah penyebab dosa perbuatan bid’ah tingkatannya lebih besar daripada melakukan dosa besar.

Ketika Nabi Saw berdakwah di Mekkah, orang-orang musyrikin Quraisy mengganti nama Nabi Saw dengan “Mudzammam” (manusia tercela) sebagai kebalikan dari nama asli beliau Muhammad (manusia terpuji). Mereka gunakan nama Mudzammam ini untuk menghina dan melaknat Nabi Saw. Mereka mengatakan; “terlaknat Mudzammam”, “terkutuk Mudzammam”, dan seterusnya. Nabi Muhammad tidak merasa dicela dan dilaknat, karena yang dicela dan dilaknat orang-orang kafir adalah “Mudzammam” bukan “Muhammad”, Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ألا تعجبون كيف يصرف الله عني شتم قريش ولعنهم يشتمون مذمماً ويلعنون مذمماً وأنا محمد

“Tidakkah kalian heran, bagaimana Allah mengalihkan dariku celaan dan laknat orang Quraisy kepadaku, mereka mencela dan melaknat Mudzammam sedangkan aku Muhammad” (HR. Ahmad & Al Bukhari).

Meskipun maksud orang Quraisy adalah mencela Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun karena yang digunakan bukan nama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam maka Beliau tidak menilai itu sebagai penghinaan untuknya. Inilah yang dinilai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai bentuk mengalihkan penghinaan terhadap dirinya. Oleh karena itu, bisa jadi orang-orang Yahudi tidak merasa terhina dan dijelek-jelekkan karena yang dicela bukan nama mereka namun nama Nabi Ya’qub ‘alaihis salam.

Allah SWT telah melarang seseorang mengucapkan sesuatu yang menjadi pemicu munculnya sesuatu yang haram. Allah melarang Kaum Muslimin untuk menghina sesembahan orang-orang musyrikin, karena akan menyebabkan mereka membalas penghinaan ini dengan menghina Allah SWT.

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ

“Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa ilmu” (QS. Al An’am: 108).

Allah ta’ala melarang kaum muslimin yang hukum asalnya boleh atau bahkan disyari’atkan – menghina sesembahan orang musyrik – karena bisa menjadi sebab orang musyrik menghina Allah subhanahu wa ta’ala.

Kita yakin dengan seyakin-yakinnya, tidak mungkin para sahabat radhiyallahu ‘anhum yang menyaksikan turunnya ayat ini memiliki niatan sedikitpun untuk menghina Allah ta’ala. Jika ucapan yang menjadi sebab celaan terhadap kebenaran secara tidak langsung saja dilarang, bagaimana lagi jika celaan itu keluar langsung dari mulut kaum muslimin meskipun mereka tidak berniat untuk menghina Nabi Israil ‘alaihis salam.

Bukan Cuma Sebatas Istilah Saja

Cuma sebatas istilah saja, yang pentingkan esensinya. Bukankah para ulama’ memiliki kaidah “Tidak perlu memperdebatkan istilah”. Kalimat ini sepintas “benar” dan “apa adanya”. Namun kalimat ini sungguh luar biasa salahnya.

Di atas telah dipaparkan bahwa menamakan negeri Yahudi dengan sebutan Israil merupakan celaan terhadap Nabi Israil ‘alaihis salam, baik langsung maupun tidak langsung, baik diniatkan untuk mencela maupun tidak. Semuanya dihitung mencela Nabi Israil ‘alaihis salam tanpa terkecuali.

Kaum muslimin sejati tidak meremehkan setiap perbuatan dosa atau perbuatan yang mengundang dosa. Mereka yang meremahkannya akan menyebabkan perbuatan yang mungkin nilainya kecil menjadi besar. Salah satu penyebab dosa kecil menjadi dosa besar adalah ketika pelakunya meremehkan dosa kecil tersebut.

Bahkan kita telah memahami bahwa mencela, menghina, melakukan tuduhan dusta kepada seorang Nabi adalah dosa besar. Akankah hal ini kita anggap hal biasa? Sekali lagi, akan sangat membahayakan bagi seseorang, ketika dia mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan murka Allah, sementara dia tidak sadar. Mereka sangka itu perkara ringan, padahal itu perkara besar bagi Allah. (QS. An-Nur: 15)

Kalimat “Tidak perlu memperdebatkan istilah”, merupakan kaidah yang masyhur di kalangan para ulama’. Akan tetapi maksud kaidah ini tidaklah melegalkan penamaan Yahudi dengan Israel. Kaidah ini berlaku ketika makna istilah tersebut sudah diketahui tidak menyimpang, sebagaimana yang dipaparkan oleh Abu Hamid Al Ghazali dalam bukunya Al Mustashfaa fi Ilmil Ushul.

Sementara istilah “Israi”l untuk negeri Yahudi yang telah menjadi konsensus (kesepakatan) dunia. Kita cuma ikut-ikutan…

Kaum Muslimin selayaknya berusaha menjaga syiar Islam, misalnya dengan belajar bahasa Arab (baik lisan maupun tulisan), menghafalkan Al Qur’an, dan termasuk dalam hal ini adalah membiasakan diri untuk menggunakan istilah-istilah yang Allah gunakan dalam Al Qur’an atau dalam hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selama istilah tersebut dapat dipahami orang lain.

Sebagai bentuk pemeliharaan terhadap syiar Islam, para sahabat terutama Umar Ibn Al Khattab radhiyallahu ‘anhu sangat menekankan agar umat islam mempelajari bahasa arab. Beliau pernah mengatakan: “Pelajarilah bahasa arab, karena itu bagian dari agama kalian”. Beliau juga mengatakan: “Hati-hati kalian dengan bahasa selain bahasa Arab”.

Umar radhiyallahu ‘anhu tidak suka Kaum Muslimin membiasakan diri berbicara selain bahasa Arab tanpa ada kebutuhan, dan ini juga yang dipahami oleh para sahabat lainnya radhiyallahu ‘anhum. Mereka (para sahabat radhiyallahu ‘anhum) menganggap bahasa Arab sebagai konsekuensi agama, sedangkan bahasa yang lainnya dikategorikan termasuk syiar kemunafikan. Karena itu, ketika para sahabat berhasil menaklukkan satu negeri tertentu, mereka segera mengajarkan bahasa Arab kepada penduduknya meskipun penuh dengan kesulitan. (lihat Muqaddimah Iqtidla’ Shirathal Mustaqim, Syaikh Nashir al ‘Aql)

Dalam bahasa Arab, waktu sepertiga malam yang awal dinamakan ‘atamah. Orang-orang Arab Badui di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki kebiasaan menamai shalat Isya’ dengan nama waktu pelaksanaan shalat isya’ yaitu ‘atamah. Kebiasaan ini kemudian diikuti oleh para sahabat radhiyallahu ‘anhum dengan menamakan shalat isya’ dengan shalat ‘atamah. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mereka melalui sabdanya:

لا يغلبنكم الأعراب على اسم صلاتكم فإنها العشاء إنما يدعونها العتمة لإعتامهم بالإبل لحلابها

“Janganlah kalian ikut-ikutan orang Arab Badui dalam menamai shalat kalian. Sesungguhnya dia adalah shalat Isya’, sedangkan orang badui menamai shalat isya dengan ‘atamah karena mereka mengakhirkan memerah susu unta sampai waktu malam” (HR. Ahmad, dinyatakan Syaikh Al Arnauth sanadnya sesuai dengan syarat Muslim).

Al Qurthuby mengatakan: “Agar nama shalat isya’ tidak diganti dengan nama selain yang Allah berikan, dan ini adalah bimbingan untuk memilih istilah yang lebih utama bukan karena haram digunakan dan tidak pula menunjukkan bahwa penggunaan istilah ‘atamah tidak diperbolehkan, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menggunakan istilah ini dalam hadisnya…” (‘Umdatul Qori Syarh Shahih Al Bukhari karya Al ‘Aini)

Demikianlah yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat dalam menjaga syiar Islam. Sampai menjaga istilah-istilah yang diberikan oleh Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal penggunaan istilah asing dalam penamaan shalat isya’ tidak sampai derajat haram, karena tidak mengandung makna yang buruk.

Penutup

Lalu dengan apa kita menamai mereka? Kita namakan mereka sebagaimana nama yang Allah berikan dalam Al-Qur’an, yaitu Yahidu dan bukan Israel. Itulah sebutan yang cocok buat bangsa terkutuk itu. Karena itu hendaknya setiap Muslim membiasakan diri dalam menamakan sesuatu sesuai dengan nama yang Allah berikan.

Hendaknya kita namakan orang-orang yang mengaku pengikut Nabi Isa ‘alahis salam dengan Nashrani bukan Kristiani. Namakan hari minggu dengan nama ahad, bukan minggu. Gunakan namakan shalat dengan “shalat bukan “sembahyang”, dan seterusnya, selama itu bisa dipahami oleh orang yang kita ajak bicara. Inilah bentuk penghormatan kita terhadap syiar Dienul Islam.

Semoga Allah memberikan taufik kepada kita dan seluruh kaum muslimin untuk mengucapkan dan melakukan perbuatan yang dicintai dan diridhai Allah ta’ala. Sedikitpun tidak berniat menghina Nabi Ya’qub ‘alaihis salam dalam penggunaan kalimat-kalimat ini. Sebaliknya, yang kami maksud adalah Yahudi laknatullah itu. Wallaahu waliyyut taufiiq.

Arti Tatanan Dunia Baru

“Tidak perlu terburu-buru. Tatanan Dunia Baru harus di rancang sistematis dan memberikan dampak yang signifikan terhadap apa yang kami /kita tuju'' (John Rockefeller).




1. Tatanan Dunia Baru adalah monster kehidupan dengan ribuan tentakel, menjerat setiap lini kehidupan. Sektor kesehatan adalah hanya satu di antaranya. Para bankir menguasai berbagai perusahaan besar, mengontrol media massa, bekerja sebagai agen inteligen, menyusup ke berbagai kampus, menyebarkan trend lifestyle melalui film dan musik, meracuni pola pikir anak muda dengan seks bebas, homoseksual dan lesbianisme.

2. Tatanan Dunia Baru digerakkan oleh segelintir orang (sebagai bankir elit) yang bertahta di bank dunia (Federal Reserve). Via jalur ekonomi mereka mengontrol institusi politik dan sosial serta membuat kebijakan untuk kepentingan mereka. Mereka memberikan kredit kepada pemerintah yang mencetak uang dan mendapat imbalannya dari bunga yang dibayar rakyat. Sekitar 300 dinasti pemerintahan di muka bumi ini memiliki saham di Federal Reserve (Bank Sentral Dunia). Mereka adalah 90% dari keluarga Yahudi.

Pinjaman kepada Pemerintah suatu negara, menyebabkan mereka memiliki kekuasaan untuk menekan dan mengeluarkan kebijakan dalam rangka mengontrol lini sosial, ekonomi dan politik suatu negara. Mereka membuat gejolak sosial, fitnah dan kebebasan seks serta program revolusi homo seksual. Mereka juga memberikan tempat kepada gerakan feminimisme dan multikulturalisme.

3. Tatanan Dunia Baru adalah program Zionis Yahudi:

Program Kesehatan


Penguasaan industri kesehatan,rumah sakit dan farmasi, menguasai industri kesehatan termasuk menguasai teknologinya, merencanakan pembunuhan besar besaran umat manusia melalui makanan, obat obatan (vaksin terutama) dan air minum. Rencana ini telah berjalan 3 (tiga) dekade dan klimaksnya pada abad ke 21 (sekarang ini).

Selain menguasai industri obat dan teknologinya, para ahli kesehatan di Rochkefeller Institute sebenarnya telah menemukan obat untuk kanker namun pengetahuan tersebut tidak boleh di miliki oleh publik.

Mengontrol Populasi

Program Keluarga Berencana. Menekan jumlah penduduk setiap negara berkembang, dengan program pengaturan penduduk untuk mencegah ledakan penduduk /chaos dan perbaikan sistem kependudukan yang lebih terstruktur. Di Cina dikenal dengan nama ''Jihua Shengyu Zhengce'', di Brazil di sebut ''Panejamento Familiar'', di India dijalankan kebijakan National Population Policy'', dan di Indonesia di sebut ''Keluarga Berencana''. Presiden Soeharto menerima penghargaan PBB pada pertengahan dekade 90 an untuk kesuksesannya mencanangkan program KB. Sebuah rancangan yang selama ini dianggap program nasional, tetapi nyatanya berakar dari tekanan Zionisme untuk membatasi pertumbuhan populasi Umat Islam terbesar di dunia.

Program Seks Bebas. Bersamaan dengan itu, didisain program seks tanpa reproduksi dan reproduksi tanpa seks, khususnya di negara negara berideologi Nashrani dan Islam, seperti Amerika Serikat, Brazil, Nigeria, Mesir, Banglades, dan Indonesia. Program seks bebas harus di jalankan dengan tujuan demoralisasi tanpa reproduksi (kehamilan diluar nikah). Dibuatlah alat alat kontrasepsi diiringi dengan menyebarkan video-video porno. Sementara Reproduksi tanpa seks dijalankan melalui program bayi tabung.

Melegalkan Penyimpangan Seksual. Dimunculkan program dan aturan melegalkan aborsi, homoseksualitas dan lesbianism.

Program Narkoba. Peningkatan produksi alkohol dan nikotin agar menjadi konsumsi umum masyarakat di dunia. Perusahaan minuman keras dan rokok harus menjadi sponsor acara-acara sosial dan olahraga. Bahkan disinyalir bahwa penyebaran semua bentuk narkoba semuanya didalangi oleh Zionis Yahudi Internasional. Di tingkat Asia dikendalikan melalui Singapura, sedangkan di tingkat dunia dikendalikan oleh Amerika Serikat.

Teruslah Waspada dan Sadar

Semua program tersebut berjalan sistematis dan bertahap. Ketika racun dari semua program tersebut bekerja dengan baik, maka pengurangan populasi manusia dapat berjalan tanpa hambatan.

Di bidang kesehatan, mereka mengurangi jumlah penduduk dunia ini dengan peperangan, pembunuhan massal suatu ras tertentu, krisis ekonomi yang berujung pada kelaparan, penyebaran senjata biologis dan makanan berbahaya dan beracun.

Kasus melamin pada susu bayi, fluoride pada air minum, mercuri pada kosmetika, ada 4000 racun dalam rokok, 'aspartame' (pemanis) dalam permen yang dimakan anak-anak. Itulah racun yang mereka cekoki ke mulut anak-anak kita. Ketika informasi ini menyebar, kita sudah tidak punya pilihan lagi.

Ingat dan sadarlah bahwa ada kekuatan yang berambisi menguasai bumi Alloh ini. Inilah era perbudakan berkedok globalisasi. Semua itu ada dan bersembunyi pada One Dollar AS. Itulah kekuatan setan yang bekerja dalam diam dan meninabobokan. Bangun dan lihatlah semua itu, dan jangan tercengang karenanya.

Berbuat Baik, Jangan Maksiat

“Mas Eko itu baru sejam berlalu ngobrol denganku, kok!” Ujarku menjelaskan kepada salah seorang kerabat dekat almarhum. Waktu itu kita ngobrol ngalor ngidul, namun semuanya mirip omelan. Masalah TDL, harga-harga bahan makanan pokok yang terus membumbung tinggi. “Coba bayangkan, daging ayam sekilo sudah 30 ribu rupiah. Rasanya baru kemarin harganya 21 ribu rupiah”. Itulah salah satu omelan almarhum.

Mas Eko telah pergi meninggalkan kita, sejam berlalu. Almarhum tidak terlalu menghiraukan keluhan rasa sakit di dada kirinya yang acap menderanya. Hari ini, serangan jantung telah menghantarkannya kepada sang Khalik. Hari ini, bisa jadi ada pula orang dekat kita yang bakal menyusul Mas Eko yang baik itu. Beberapa tahun berlalu, pada pagi hari nan cerah, siapa nyana Tsunami datang menerjang dan menelan ratusan ribu nyawa. Maut cepat menjemput.

Di Surabaya dalam peristiwa kebakaran diskotek. Orang-orang terjebak di dalam bangunan, mereka gosong terpanggang api. Ada ibu yang sedang hamil besar, janinnya yang ikut gosong. Mengenaskan. Apa yang dilakukan ibu hamil tua itu, tak perlu dia kita hakimi. Fikirkan saja hikmah apa yang dapat kita petik dalam peristiwa mengenaskan itu: Maut datang kapan saja dan di mana saja. Ia bisa berada di tempat hura-hura dan suka-cita semacam diskotek. Bahkan pada sebuah benteng kokoh, maut tetap bisa hadir menghampiri.

Manusia berhak memilih pada kondisi apa ia mati dan di mana. Mati khusnul khatimah (dalam keadaan baik) atau su’ul khatimah (dalam keadaan buruk). Ada pejabat terkenal baik hati dan dermawan, namun ia mati dalam pelukan pelacur. Ada penjahat yang hobinya membunuh, judi, merampok, dan perbuatan kriminal lainnya, tapi ia mati setelah bertaubat. Sukar diduga bagaimana akhir hidup seseorang.

Jangan buka peluang maksiat. Seseorang yang seumur hidupnya diisi dengan amal shalih, lalu mencoba ingin mencoba “asyiknya” sebuah diskotek. Di sana ia meregang nyawa. Sia-sia amalnya, ibarat panas setahun dihapus oleh hujan sehari.

Jangan pernah bangga banyak amal. Jangan pernah kecil hati karena sering melakukan dosa. Karena Allah SWT Mahatahu niat kita, apakah ikhlas karenaNya ataukah riya’ (pamer agar dilihat manusia). Seseorang yang penuh dosa, jangan pandang sebelah mata. Kita tidak pernah tahu ada setitik cahaya hidayah Allah mulai bersemi di hatinya, lalu ia bertobat sebelum maut menjemputnya.

Bagi yang sudah berkeluarga, amankan keluarga dari siksa api jahanam itu. Jangan buka peluang bermaksiat. Jangan biarkan dosa menghampiri. Tidak perlu minum arak dan sejenisnya untuk merasakan bagaimana rasanya mabuk. Tidak ada modernisasi atau gaul untuk sesuatu yang haram.

Ingatlah, tidak ada seorang manusiapun yang tahu akhir hidupnya. Namun mengupayakannya dan memilih akhir hidup adalah ikhtiar manusia yang diridhai Allah SWT. Oleh karena itu memohonlah kepadaNya agar mantap di jalan yang lurus dan diridhai, bukan jalan yang sesat dan mendapat murkaNya. Dialah Sang Mahamembolak-balikkan hati. Semoga teguh hati ini untuk menjauhi maksiat dan dekat kepada taubat.

Berbuatbaiklah, maka akal dan perasaan akan menjadi tenang dan lega. Bila berbuat jahat, maka akal dan perasaan akan menggelisahkan jiwa. Itu yang terjadi pada diri manusia, kecuali manusia yang sudah ditutup mata hatinya oleh Allah SWT. Wallahu ‘alam bish shawab.

Mereka Memang Takut

Sudah mendarah daging diketahui bahwa Yahudi dan Dunia Barat terus memerangi Islam. Dalam berbagai kesempatan, mereka selalu berkata bahwa Islam bukanlah musuh. Namun, sembunyi-sembunyi mereka terus memprovokasi dengan berbagai propaganda untuk merusak citra Islam di mata dunia.

Beberapa tahun silam, di hadapan masa ormas Islam Indonesia, Presiden Iran Mahmud Ahmad Dinejad mengatakan bahwa sesungguhnya musuh yang nyata sudah nampak di mata kalian dan terang benderang memusuhi Islam. Mereka adalah Dunia Barat beserta kroni-kroninya (Zionis Yahudi). Namun umat Islam tidak gentar, karena dalam diri pemuda Islam adalah nuklir bagi Dunia Barat.

Ini bukan omong kosong. Seorang dedengkot Yahudi mengatakan bahwa satu hal yang kami takuti dalam Islam adalah ancamannya bagi masa depan kami. Itu yang membuat kami selalu merasa dalam ancaman dan ketakutan. Ia adalah “persatuan Islam di seluruh dunia, seperti yang kalian tunjukkan pada waktu shalat berjamaah.

"Dan apabila kamu bersama mereka (musuh-musuhmu) lalu kalian hendak mendirikan shalat, maka hendaklah segolongan dari kalian berdiri (shalat) bersamamu dan yang lainnya menyandang senjata" (QS. 4:102).

"Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh aku bermaksud hendak menyuruh orang-orang mengumpulkan kayu bakar, kemudian menyuruh seseorang menyerukan adzan, lalu menyuruh seseorang pula untuk menjadi imam bagi orang banyak. Maka saya akan mendatangi orang-orang yang tidak ikut berjama'ah, lantas aku bakar rumah-rumah mereka" (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA).


Dari Ibnu Abbas Ra berkata:

"Saya menginap di rumah bibiku Maimunah (isteri Rasulullah SAW). Nabi Saw bangun untuk shalat malam. Aku ikut bangun untuk shalat bersama beliau. Aku berdiri di sisi kirinya dan dipeganglah kepalaku dan digeser posisiku ke sebelah kanan beliau" (HR. Jama'ah, hadits shahih).

Itulah gambaran umat Islam: Berjama’ah, ada pemimpin dan yang dipimpin. Semua dalam barisan yang teratur rapi. Seorang imam harus membimbing dan meluruskan sikap dan perilaku jama’ahnya. Selain itu, umat Islam harus saling menjaga dan menghormati satu sama lain. Perbedaan dalam hal-hal yang tidak prinsip, tidak boleh menjadikan kelompok umat Islam yang satu membenci apalagi menghujat kelompok lainnya.

Yang berjanggut panjang maupun yang janggutnya dibonsai, yang pakai celana setengah kaki maupun tiga perempat kaki, yang pakai jilbab lebar maupun jilbab modis, yang berbusana putih-putih maupun yang berwarna, semauanya adalah saudara. Kita harus menjaga persatuan dan kesatuan umat. Inilah gambaram ketakutan yang benar-benar menjadi ancaman Dunia Barat dan kroni-kroninya.

Perbedaan sekecil apa pun, bila disikapi dengan jiwa kerdil, dada sempit, sikap egois, dan mau menang sendiri, pasti akan mendatangkan perpecahan dan malapetaka. Apalagi kalau perbedaannya besar, ia lebih banyak menimbulkan kerusakan dan kehancuran. Sebaliknya, perbedaan sebesar apa pun, kalau disikapi dengan jiwa besar, dada lapang, saling memahami dan menghormati, insya Allah tidak akan menimbulkan perpecahan. Pastikanlah kita selalu dapat bersatu untuk menggetarkan musuh.

Selasa, 20 Juli 2010

Orang Batak yang (Maaf) Budeg

Ginting adalah seorang profesional muda asal Medan yang sedikit tuli. Pria dengan rambut cepak ini baru pertama datang ke kota budaya, Yogykarta. Dia berlibur ke kota tersebut. Suatu hari dirinya ingin sekali menikmati minuman khas daerah Jogja, yaitu dawet (cendol).

Ginting:“Mbak, beli dawetnya”.

Penjual Dawet: “Sampun telas mas.”

Ginting: “Iya, memang harus pake gelas…”

Penjual Dawet: “Mboten wonten mas.”

Ginting : “Betul, memang saya suka pake santen…”

Penjual Dawet: “Dasar sinting! (si mbak mulai misuh-misuh karena dia mulai kesal)”

Ginting : “Lho, kok tau nama saya Ginting?”

Penjual Dawet: “Dasar wong edan (tambah kesal)”

Ginting : “Wah mbak betul lagi… saya memang dari Medan!”

Penjual Dawet: “Dasar wong ora duwe otak!(sambil menggerutu)”

Ginting : “Benar. Betul sekali, saya orang Batak !”

Penjual Dawet: “Dasar budeg…!”

Ginting : “Selain cendol saya memang suka gudeg.

Penjual Dawet: “Sampeyan kok kurang kerjaan to ?”

Ginting : “Benar sekali, mbak. Teman-teman saya memang semua kurang kerjaan. Misalnya cerita yang kayak gini ini aja dibaca sampai habis!”

Rencananya ........

"RAda kabar gembira merebak dan menyeruak ke permukaan, membuat orang-orang mendadak gembira dan sumringah, yaitu "Rencana pemerintah per Agustus 2010" yang akan memberi gaji bagi pengangguran di indonesia sesuai lulusan sekolah, yaitu:

SD= 1.250.000,-
SMP= 2.750.000,-
SMU= 3.000.000,-
S1= 4.250.000,-


Tapi gaji tersebut diberikan dalam bentuk "Yen". Ketentuannya (syarat dan ketentuan berlaku) adalah sebagai berikut:

Yen ono dhuwit te
Yen Presiden'e mbah'mu
Yen Wakil'e pakdhemu
Yen ing tawang ono lintang (cah ayu).
Yen betah ora ngguyu (hehehe).

Weee...

Bau Kaki

Ada saat ketika duduk bersama dengan beberapa teman. Tiba-tiba menyeruak bau tidak sedap yang berasal dari kaki yang ditutupi oleh sepatu. Dia tidak sendiri. Problem ini bisa menjadi gangguan bagi banyak orang, yang merasa tak percaya diri saat harus melepas sepatu di depan orang lain.

Seharian beraktivitas menggunakan sepatu, mau tidak mau kaki pasti akan berkeringat. Keringat yang bercampur bakteri tertentu di dalam sepatu itulah yang menimbulkan bau yang tidak sedap.

Lebih dari 250.000 kelenjar keringat terdapat di kaki. Jadi akan banyak sekali keringat yang dikeluarkan saat menggunakan sepatu. Bakteri yang ada di kaki tentu saja akan bercampur dengan keringat dan akan membuat kaki menjadi bau. Bakteri bisa datang datang dari mana saja, baik sepatu maupun kaos kaki.

Mengatasinya

1. Kurangi bakteri yang ada di alas kaki Anda dengan mencucinya secara teratur. Usahakan jangan menggunakan sepatu yang sama selama dua hari berturut-turut.

2. Selesai menggunakan sepatu, angin-anginkan sebentar. Tujuannya untuk menghilangkan kelembabannya. Hal itu juga menghindari tumbuhnya jamur dalam sepatu karena lembab terkena keringat.

3. Gantilah kaos kaki setiap hari. Karena dengan tidak menggantinya, akan semakin banyak bakteri yang tumbuh dan kaki menjadi semakin bau. Lalu sehabis menggunakan sepatu cucilah kaki dengan menggunakan sabun anti bakteri. Bisa juga dengan membeli penyerap bau kaki, atau membeli foot spray, untuk mengurangi bau kaki.

4. Berusaha mengurangi produksi keringat di kaki. Untuk itu pilihlah sepatu yang memiliki lubang-lubang udara untuk ventilasi. Lalu, gunakan kaos kaki dengan bahan katun yang gampang menyerap keringat.

Tetapi, jika cara tersebut tidak ampuh, konsultasilah dengan dokter. Kami sarankan, janganlah kakinya diptong. Sakit dan mengerikan (ini usulan Mas Didik Yunarko, hehehe). Percayalah, dokter akan memberi obat yang bisa mengontrol produksi keringat dan pembunuh bakteri.