Rabu, 21 Juli 2010

Ketika Usia Tua

Ketika aku sudah tua, itu bukan lagi aku yang muda. Mengertilah dan bersabarlah sedikit menghadapiku.

Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu, maka ingatlah ketika dahulu bagaimana aku mengajarimu.

Ketika berulang kukatakan tentang sesuatu yang telah bosan kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku. Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang-ulang cerita yang telah ribuan kali kuceritakan agar kau bisa tidur.

Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku. Ingatkah sewaktu kecil aku memakai segala cara untuk membujukmu mandi.

Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru, jangan mengejekku. Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap pertanyaan “mengapa” darimu.

Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk memapahku. Seperti saat kau masih kecil, akulah memapahmu belajar berjalan.

Ketika aku begitu saja melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk mengingat. Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau di sampingku mendengarkan, itu sudah lebih dari cukup dan membuatku sangat puas.

Ketika kau memandangi aku yang mulai menua, janganlah berduka. Mengertilah, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai belajar menjalani kehidupan.

Seperti waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang temani aku menjalani sisa hidupku. Beri aku cinta dan kesabaranmu. Maafkanku, aku hanya dapat memberimu senyuman yang penuh rasa syukur. Pada senyumku itu terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar