Rabu, 21 Juli 2010

Perhatian dan Kepedulian

Semua orang punya. Mengabaikannya berarti mengabaikan potensi, mengombang-ambing diri, mengabaikan orang dan lingkungan, bahkan mengabaikan semua hal penting. Ia adalah “perhatian” dan “kepedulian”.

Perhatian adalah proses sadar atas sejumlah informasi yang melewati penginderaan, ingatan maupun proses kognitif. Proses ini membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas, dan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsangan tertentu.

Banyak orang tidak mau dan tidak mampu mengendalikan perhatiannya. Perhatiannya ditentukan oleh kondisi luar, bisa kontras dan mengagetkan, dan berasal dari lingkungan atau kondisi diri.

Ada orang yang harus diperhatikan terus. Ini tidak baik karena menghilangkan focus perhatian. Hal terpenting adalah bagaimana kita mengendalikan perhatian untuk mendukung apa yang kita inginkan, harus sadar mengarahkan fokus pikiran kepada hal yang memang diperlukan. Perhatikan hal-hal di bawah ini yang bila kita mengabaikan perhatian dan kepedulian itu:

1. Egoisme muncul dari kurang (tanpa) perhatian. Tidak ada rasa ukhuwwah.
2. Rendah diri pertanda kurang perhatian pada potensi diri, dan negative thinking.
3. Anak-anak broken home merasa kurang perhatian dari orang tua.
4. Seseorang mengabaikan (tidak perhatian) terhadap bakat luar biasanya.

Jadi, sesuatu ada atau tidak, itu tergantung “perhatian” kita. Tanpa perhatian, ia bisa jadi tidak ada dan tidak akan memberikan manfaat. Orang yang suka bersyukur adalah orang punya perhatian dan peduli dengan nikmat yang diperolehnya dari Tuhannya. Tentu saja, perhatian dan kepedulian itu akan mempengaruhi perolehan kita: Semakin besar rasa perhatian dan kepedulian yang kita luangkan akan semakin besar pula hasil perolehan dalam kehidupan kita.

Kolektifitas kepedulian dan perhatian yang kita coba curahkan kepada saudara Palestina kita, yang sudah 2 (dua) tahun diblokade oleh Bangsa Terkutuk itu (Zionis Israel), maka paling tidak akan ada gaungnya yang bisa membuat Bangsa Yahudi itu berfikir ulang dan segera membuka blockade itu. Hayo, munculkan perhatian dan kepedulian itu. Besar kecilnya bukan masalah yang perlu diperdebatkan, tetapi ada niatkah kita mengecam perilaku biadab Yahudi yang membunuhi, mengintimidasi, mengusir, menggusur, merampas tanah-tanah milik warga Palestina itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar