Jumat, 06 Agustus 2010

Ya Allah Kami

Paparan Keresahan Seorang Teman



"Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadaNya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan" (Al Qur'an Surat Ar Rahman ayat 29).

Ketika badai mengamuk, laut mengganas
saat Kafilah tersesat di hamparan padang pasir
saat ribuan bencana dan malapetak menimpa bumi
pintu-pintu tertutup, menghalangi lalu lalang

Ketika semua rencana gagal
harapan hilang tertelan waktu
bumi luas terasa mengecil

Semua manusia berteriak; Ya Allah kami!

Kepada Allah naik perkataan yang baik-baik
orang-orang memanjatkan doa ikhlas yang tulus berurai air mata
rintihan kesedihan yang tak terperikan
tangan yang ditengadahkan ke atas saat ketidakmujuran, kesulitan dan musibah
lidah yang tak mampu menjeritkan kata untuk memanggil namaNya

Saat itulah hati menjadi damai
jiwa berlabuh di ketenangannya
tangan ditengadahkan dan orang-orang bangkit kembali

Ya Allah kami
Engkaulah Mahasempurna
Mahakuasa lagi Mahaperkasa
KekuasaanMu meliputi segalanya

"Dan Dialah Allah Mahakuasa lagi Mahaperkasa" (Al Qur'an Surat Asy Syura' Ayat 19).



--------------------------
Medan, Setia Budi,
29 Oktober 2009, selepas shubuh.

Kesal Hati

(Simpati Kepada Dua Teman di KPK)



Kita semua kesal
melihat ketidakadilan meraja di sini
dilemma mayoritas yang dikalahkan oleh tirani minoritas
yang dilindungi oleh kepentingan kapitalistik yang korup

Kita terperangkap di kelompok eksklusif
menyemprotkan Ayat maupun Hadits tapi miskin aplikasi
memandang curiga saudara sendiri
yang sedang berjuang menegakkan keadilan.

kita lupakan hal-hal normatif
yang menjadi kebutuhan azazi manusia
Hal yang diperlukan seorang penjahat mapun rahib

Mengapa kita terjebak dalam gerakan simbolik
yang miskin makna dari sentuhan nurani
terjebak dalam kotak Pandora pemikiran

Kita perlu menyamakan visi dalam membaca
dalam menerima isyarat Sang Mahapencipta
membongkar penjara egoisme, kesukuan dan taklid buta

Hentikan saja berpedoman Al Qur’an dan Al Hadits
bila itu hanya sebatas wacana dan teori semata
Mulailah dengan kemauan yang sama
Berempati dengan simpati pada sebuah tujuan
Boleh setuju untuk tidak sepakat
Tetapi sikapilah semua hal dengan bijaksana

Tanpa Judul (11)




Bersimpuh di hadapanNya, menyusun sujud, menyulam pinta dengan rangkaian doa, memohon diberikan segala yang terbaik, memohon agar ditunjuki jalan yang lurus, istiqomah di zaman fitnah ini, bersabar di tengah makar, ikhlas menghadapi hidup yang keras. Kemudian air mata pun mengalir deras membasahi malam yang sepi.

Jangan lupakan bait permintaan, terucap deras dari lisan yang berdosa, yang melupakan arti kehidupan dan perjumpaan denganNya, melupakan ‘azzam yang lama tertanam, melupakan hari yang tak sebait doa pun akan didengarkanNya, tak sejurus sujud pun ada artinya, tak ada lagi tangisan walau itu mengiris jiwa. Bahwa tidak ada pengacara yang bisa dibayar untuk membela kita di hadapan MahkamahNya

Kehidupan kita ini tidaklah berarti. Mengapa kita tak mengerti jua, berpura-pura tuli bahwa memang ada kehidupan setelah ini. Bahwa wajah pucat itu adalah wajah kita, tubuh lemah itu adalah tubuh kita, tangis itu adalah tangisan melepaskan kita, kain kafan itu menjadi pakaian terindah dan kapas putih itu telah menutupi wajah cantik kita. Apa yang dapat kita lakukan ketika itu? Kepada siapa kita kembali yang jiwa kita ada dalam genggamanNya?

Masih pantaskan kita menengadahkan tangan, setelah sekian mungkir kita lakukan, setelah seribu dusta kita ucapkan. Masih beranikah kita mengangkat wajah kelam ini di hadapanNya, setelah kita pertontonkan bagaimana caranya mengolok-olok ayatNya. Masih beranikah bermaksiat jika tahu bahwa Allah sedang menatap kita?

Ke mana kaki lemah ini melangkah. Ke mana jiwa resah ini kita papah. Ke mana hati yang sombong ini kita gotong. Ke mana dosa-dosa ini kita bawa. Ke mana lagi kita bawa sementara Rabb telah murka. Kepada penguasa duniakah kita mengadu? Atau kembali lagi kepadaNya sambil mengeja sebait doa yang mungkin lidah kita sudah kelu mengulanginya?

Kembali kepadaNya yang telah memberi rezeki sebelum kita benar-benar mengakhiri dunia ini. Titipkanlah kerinduan pada malam. Sampaikan pada malam agar senantiasa menikmati sepertiga malam, untuk kita sampaikan pesan dan permintaan kepadaNya

Kita adalah mata pena tajam yang siap menuliskan kebenaran. Kita adalah anak panah di busurnya yang siap dilepaskan. Kita adalah karang yang terus diterpa ombak. Kita bukan siapa siapa kalau bukan karena kasih sayangNya. Kita ini ibarat embun menetes yang sedang memohon.

Tanpa Judul (5)




Hari ini ada ribuan gulungan kain diperjualbelikan di pasar kota. Namun ada kain putih bersih, diukur dan dipotong sesuai pesanan. Itu kain kafan, pesanan dan permintaan seseorang. Tidak tahu kita, apakah kain-kain putih itu bertanya, untuk apa dia dipotong, dibeli untuk siapa, dan siapa pula yang memerlukannya?

Esok hari, siapa gerangan pembeli berikut? Bisa jadi ia dibeli orang yang tidak kita kenal. Atau kita sendiri yang membelikannya untuk tetangga atau keluarga dekat. Bisa jadi dibelikan untuk jenazah kita yang sedang menunggu dikuburkan.

Jangan tertawa. Bisa jadi kain kafanmu itu ada di truk pengangkut, sedang parkir di pinggir toko kain itu. Bisa jadi kain kafanmu ada di toko itu. Bisa jadi pabriknya sedang memintal kain kafanmu. Boleh jadi seorang petani sedang memanen kapas bahan kain kafanmu.

Kita tidak tahu kapan ujung akhir kehidupan kita. Kita juga tidak tahu kain kafan mana yang menemani kita di kuburan. Pun, kain putih itu tidak pernah tahu siapa yang akan menggunakan dirinya. Andaikan ia bisa berkata-kata, tentu ia minta agar dirinya digunakan oleh orang sholeh yang senantiasa mempersiapkan diri untuk kehidupan berikutnya. Tapi yang jelas kain putih itu sudah ada di suatu tempat yang kelak akan kita pakai. Jadi, bersiap-siaplah.

Kista Ovarium Tak Harus Ganggu Kesuburan




Masalah kesuburan perempuan sering dikaitkan dengan kista. Ada anggapan orang yang terkena kista ovarium (indung telur) sulit hamil. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar.

Kista pada perempuan itu ada 2 (dua) macam, yaitu (1) Kista Ovarium. Kista ini ada di Ovarium (indung telur). (2) Kista Endometriosis. Kista ini berada di dinding rahim (Endometrium).

Kista Ovarium

Umumnya kista ovarium bersifat jinak, berukuran kecil, dan tidak berpengaruh pada kesuburan. Kista membahayakan manakala ukurannya sudah besar. Seseorang bisa hamil meski ada kista di indung telurnya. Lagi pula ovarium perempuan ada sepasang. Jika salah satunya terganggu dan tidak berfungsi, maka ada satu lagi sehingga kehamilan masih dapat terjadi.

Hanya kista berukuran besar yang dapat mengganggu kehamilan, bukan kesuburannya. Kista yang berdiameter lebih dari 5 sentimeter dapat melintir pada saat terjadi kehamilan. Akibatnya, kista bisa pecah dan menimbulkan nyeri yang hebat.

Kista Endometriosis

Kista Endometriosis letaknya di dinding rahim. Kista ini dapat mengganggu kesuburan, karena secara mekanik mengakibatkan perlengketan-perlengketan di dinding rahim.. Adanya perlengketan menyebabkan proses ovum pick-up (lepasnya sel telur yang sudah matang) sehingga sulit ditangkap fimbriea (ujung tuba falopi). Akibatnya, pembuahan sulit terjadi.

Kista endometriosis secara imunologis menyebabkan kesuburan juga terhambat karena timbulnya reaksi-reaksi kekebalan yang mengganggu fungsi kesuburan sel telur, sperma, dan embrio secara alami. Jika dibiarkan, endometriosis akan semakin berat bobotnya dan umumnya perempuan susah hamil.

Dari survei, 40 persen perempuan yang sulit hamil diketahui memiliki endometriosis pada rahimnya. Untuk itu perlu dilakukan operasi dengan cara laparoskopi. Setelah dilakukan operasi, 70 persen perempuan dengan endometriosis ringan (stadium 1 dan 2) dapat hamil secara normal. Sebaliknya, endometriosis berat (stadium 3 dan 4) akan sulit untuk hamil secara alami meski telah diobati, kecuali dengan cara inseminasi buatan atau bayi tabung.

Kista endometriosis juga dapat mengganggu kehidupan seksual karena akan timbul rasa nyeri pada saat berhubungan intim.

Tanpa Judul (6)





Lihatlah orang kafir itu. Mereka tekun bekerja setiap hari. Mereka membuat mobil di atas bumi, menemukan pesawat terbang untuk langit, membuat kulkas untuk menyimpan makanan dan minuman. Sementara engkau tidak bekerja apa- apa, kecuali makan dan minum, bersenda gurau dan bermain-main saja.

Jangan tersinggung bila saya katakan demikian. Bahwa umat Islam yang sekarang ini umumnya adalah sekumpulan komunitas termalas di dunia. Saya berharap akan banyak yang tersinggung ketika membaca tulisan ini. Sebab, umat ini mau enaknya sendiri. Mau menang sendiri. Maunya seenaknya sendiri. Tidak mau diatur untuk tertib. Tidak mau hidup bersih dan sehat. Maunya kerja enak, gaji besar. Maunya culas dan curang, korupsi, dan seribu satu dekadensi moral lainnya.

Kalau mau marah, monggo, silahkan. Mau ngebantah, juga boleh. Buktikan bahwa dirimu tidak begitu. Buktikan bahwa semua itu tidak benar. Buktikan bahwa orang Islam itu santun dan baik hati. Hayo, berbuatlah, berkaryalah dan wujudkan mimpi-mimpi indahmu, ikrarkan tekadmu untuk mau menjadi yang terbaik. Wujudkan juga agar kehidupan ini bisa menjadi lebih baik kalau manusia mau menjalankan aturan dan sistem kehidupan milik Islam.

Ketahuilah hidup ini adalah bagaimana memegang aqidah yang benar dan berjihad dengan amaliyah dan kesungguhan, kesabaran yang dipenuhi dengan kekerasan, perjuangan yang harus dilewati dengan dan pengorbanan, serta amaliyah untuk mencapai kemenangan. Mari mulai dengan kerja keras, berburu pahala sejak pagi hari.

Hidup ini adalah kesempatan membuat pilihan. Kita gulirkan dan gilirkan pilihan itu. Apapun yang kita pilih, ujungnya adalah tanggung jawab yang harus kita pikul dan itu pasti melelahkan. Tidak ada hidup yang tidak melelahkan dan bagaimana memahami setiap konsekuensi pilihan dengan sikap terbaik dari kita. Katakanlah: Aku tidak akan pernah berhenti berjuang.

Kita merindukan etos kerja dan semangat inovasi yang pernah ada pada zaman keemasan Islam. Apa yang salah pada diri kita saat ini? Jelas, kesalahan kita ada pada sistem kehidupan yang diri kita menjauhi sistem kehidupan alami milik Islam. Kita sekarang malah merasa asing ketika ada segelintir orang yang menyerukan agar manusia kembali kepada aturan Syariat Islam dan Sistem Pemerintahan Khilafah, yang dua hal ini telah terbukti teruji ratusan tahun dalam kehidupan manusia .

Tanpa Judul (7)




Dunia Islam telah lama menjadi obyek penelitian dari kalangan Muslim maupun Nonmuslim. Dari fihak Muslim, mereka menggarap bidang sosioekonomi, atau terkadang geografi. Sementara fihak Nonmuslim lebih banyak menekankan studi sosiopolitik. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh saling terkait faktor yang menggerakkan masyarakat Muslim. Hasil studi itu mereka pergunakan untuk memudahkan mempengaruhi dan mengarahkan masyarakat Muslim. Sebuah krisis internasional, misalnya, adalah berawal dari hasil studi semacam itu.

Bila seorang pengamat membaca hasil studi tersebut, mereka mengambil kesimpulan bahwa “Ide Dunia Islam” tidaklah penting untuk diperhatikan, tidak perlu ada ikatan antarmuslim, dan seterusnya. Munculnya kesimpulan semacam ini karena para pengamat melihat fakta bahwa Dunia Islam begitu porakporanda yang mustahil bisa diperbaiki. Atau, mereka melihat kecamuk politik antarnegeri Muslim, ditambahi oleh pernyataan dari sumber berita dari musuh-musuh Islam. Keadaan itu semakin terpatri lagi ketika para pengamat itu telah dibekali oleh fikrah-fikrah (cara berfikir) yang saat ini cenderung merusak keyakinan akidah umat Islam.

Ada beberapa hal yang patut dan mendesak diperhatikan ketika kita melontar “Ide Dunia Islam”.

Pertama, kita wajib melihat Dunia Islam yang dulu pernah ada dan berjaya, saat Hukum Islam masih diterapkan. Saat itu kita hanya mengenal dan jelas terbaginya dua dunia, yaitu Dunia Islam (Darul Islam) dan Dunia Nonislam (Darul Harbi). Kala itu kaum Muslimin memegang akidah Islam sebagai sesuatu yang teramat penting bagi seluruh aktifitas hidup dan jiwanya.

Poin pertama ini adalah menyangkut pemahaman kita terhadap pemikiran Islam, konsepsi serta metodologi dakwahnya yang pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw. Inilah pokok-pokok pemikiran pertama tentang “Mafhum (pemahaman) Keislaman dan Dakwahnya”.

Kedua, kita harus jeli melihat “Makar Persekutuan Besar Musuh-musuh Islam” di dunia saat ini. Bahwa mereka disatukan oleh ikatan akidah yang sama untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin, bukan ikatan bahasa, bangsa atau aktifitas ekonomi. Sebab, mereka menyadari bahwa ikatan-ikatan tersebut mudah runtuh dan diruntuhkan.

Ketiga, bila bahasa memang memiliki peran besar untuk menyebabkan salingfaham, maka Dunia Islam perlu sepakat bahwa wajib ada bahasa resmi, yaitu "Bahasa Al Qur’aan". Kesepakatan ini tidak terlalu sulit tercapai, karena bahasa ini telah tersebar ke seluruh negeri Islam, dipakai luas pada masa lampau dan masih ada bekasnya hingga kini pada bangsa-bangsa lain, juga memberikan pengaruh yang begitu kuat bagi setiap orang, bahkan bahasa lokalpun menggunakan tulisan bahasa Al Qur’aan dan itu berlangsung sampai datangnya kaum penjajah.

Keempat, banyak konflik yang terjadi di kalangan kaum Muslimin bersumber dari dalam kaum Muslimin sendiri (karena kebodohan dan kefasiqannya). Tetapi lebih banyak konflik itu berasal dan diciptakan oleh musuh-musuh Islam yang memang tidak pernah senang melihat Islam ada dan berkuasa kembali di muka bumi ini. Di dalam Dunia Islam diakui bahwa sumber konflik itu tetap akan ada sepanjang pemahaman keislaman yang beragam. Tetapi Islam dan umat Islam lewat penguasa tunggal, yaitu "Sistem Kekhalifahan Islam" akan mampu mengatasi dan meredam seluruh konflik yang sekarang begitu banyak muncul sebagai bagian dari permasalahan kaum Muslimin.

Demikianlah “Ide Dunia Islam” yang mengacu kepada empat hal besar, yaitu (1) Mafhum Keislaman (Aqidah, Syariat, dan Dakwah Islam), (2) Menyadari adanya Makar Persekutuan Musuh-musuh Islam, (3) Adanya kesepakatan Bahasa Pemersatu (Bahasa Al Qur’aan), dan (4) disatukan oleh Sistem Pemerintahan Kekhalifahan sebagai pemersatu kaum Muslimin, maka ide dunia Islam bukanlah angan-angan kosong yang sulit diterapkan. Ide ini yang sekaligus merupakan krisis besar multidimensi bagi kaum Muslimin tersebut perlu dan wajib disepakati, minimal ia wajib diketahui setiap orang Islam. Kesepakatan tersebut juga perlu dilakukan dan wajib terus berjalan tanpa memperdulikan berbagai konflik politik antarnegeri kaum Muslimin, atau hasut dengki dari musuh-musuh Islam.

Tanpa Judul (8)




Apakah “Ide Dunia Islam” itu, adalah sebuah pertanyaan yang sederhana, namun mengandung makna yang teramat dalam dan luas. Pada pertanyaan itulah terkait erat nasib kaum Muslimin di dalamnya.

Umumnya orang sepakat bahwa Dunia Islam adalah berupa kawasan hunian yang memiliki penduduk lebih dari 50% kaum Muslimin di dalamnya. Tetapi kesepakatan ini sungguh keliru. Bahkan pernyataan ini sungguh bermuatan politis, bukan berdasarkan fikrah (tolok berfikir) yang mengandung makna hakiki dari Dunia Islam.

Dunia Islam adalah Dunia Fikrah. Ia tidak dibatasi oleh garis demarkasi daerah (border) atau rintangan alami. Seorang Muslim gerak pindahnya tidak dibatasi oleh rintangan apapun. Demikian pula gerak pindah ide-ide Islam, ia tidak pernah bisa dibendung oleh faktor apapun, melompat, mempengaruhi dan menghunjam tajam dan dalam ke dalam sanubari manusia.

Pemahaman (fikrah) ini tidak ada yang mampu menghalangi perpindahannya, dan memang begitu mudah berpindahnya. Bahkan Dunia Islam akan terus bersemangat menyebarkan ide-ide Islamnya. Dulu Dunia Islam dapat mencapai Andalusia (Spanyol), Eropah, bahkan sampai ke kumpulan Kepulauan di Laut Tengah. Batas daerah bagi kaum Muslimin hanya dipisahkan oleh batas Dunia Islam (Darul Islam) dengan Darul Kufur (Darul Harbi). Karenanya, demarkasi yang dikenal oleh seorang Muslim hanyalah dibatasi oleh penerapan aturan (Nizham) Islam.

Teritorial Dunia Islam dewasa ini melingkupi muka bumi yang luas sekali, meliputi Lautan Atlantik bagian barat sampai ke Lautan Pasifik di belahan timur. Atau, dari 20 bujur barat hingga 140 bujur timur, yang terbentang sepanjang 18.000 kilometer (hampir setengah lingkaran bumi). Ditilik dari posisi tersebut, maka hampir seluruh Dunia Islam itu ada di belahan utara yang tingkat kesuburan dan kandungan perut buminya luar biasa kayanya. Kecuali, negeri-negeri di sepanjang pantai benua Afrika yang menghadap ke Lautan Hindia dan sebagian Kepulauan Melayu (Indonesia dan sekitarnya). Luas dunia yang hampir seperempat daratan kering itu sesungguhnya adalah kesatuan Dunia Islam, yang telah disatukan oleh Kesatuan Ruhani, Fikrah (pola berfikir) dan Konsep Kehidupan, dengan jumlah penduduknya mencapai dua pertiga penghuni bumi yang itu akan terus bertambah.

Negeri-negeri itu sambung menyambung, member kesan (geografi) kawasan hunian satu umat. Lebih dari itu, umat Islam adalah manusia yang hidup di atas satu akidah dan membina satu sistem hidup dan kehidupan yang bersumber dari akidah tadi tanpa memandang bangsa, warna kulit atau bahasa. Akidah Islam adalah factor pertama dalam persatuan umat Islam. Karenanya, umat ini adalah umat yang satu, dipersatukan oleh Akidah Islam. Walaupun demikian, ide Dunia Islam naik turun gemanya sepanjang sejarah manusia.

Demikianlah keadaannya bahwa dahulu umat Islam hanya mengenal istilah Darul Islam dan Darul Kufur. Darul Islam adalah daerah yang menerapkan Syariat Islam tanpa memandang akidah kebanyakan penduduknya. Sedangkan Darul Kufur adalah daerah yang tidak menerapkan Syariat Allah, melainkan menerapkan syariat dan hawa nafsu sang penguasa, meski penduduknya mayoritas Muslim. Pembagian seperti ini bertahan lama. Ia melemah sejalan dengan lemahnya pemahaman kaum Muslimin terhadap akidahnya, tercabik-cabik negeri-negeri Muslim, serta banyak dari kaum Muslimin yang berpaling dari urusan mereka sendiri lalu patuh mengikuti langkah musuh-musuh Islam, perlahan dan berlanjut sampai kini.

Alhamdulillah, ide ini muncul kembali seiring tumbuhnya kesadaran kaum Muslimin, kembalinya umat ini mengkaji kembali fikrah-fikrah (pola fikir) Islam yang mempertemukan kembali bagian-bagian Dunia Islam yang cerai berai itu. Hanya, ide ini harus bertarung terlebih dahulu dengan fikrah dan bentuk dakwah lain yang sengaja didukung oleh berbagai Negara dan fakta militer. Tetapi, ini ajang kerja keras yang menghadang kita.

Ya Allah Kami



Ya Allah, hamba berlindung kepadaMu dari kesombongan orang berkuasa, yang berdiri gagah tanpa punya malu karena merasa diri mereka lebih tinggi dari rakyatnya, padahal rakyatnya itulah yang meletakkannya di kursi dan membiayai hidup mereka, namun rakyat itu pulalah yang menjadi sasaran dari palu dan senapan para penguasa…

Ya Allah, hamba berlindung kepadaMu dari kesombongan orang kaya, yang berjalan acuh tak acuh dan mendongakkan kepalanya karena merasa dirinya lebih penting di banding orang-orang lainnya, padahal orang banyak itulah sumber penghidupan dan kekayaannya, namun orang banyak itu pulalah yang selalu disuruh siap dibeli kehormatannya dengan uang dan harta mereka…

Ya Allah, hamba berlindung kepadaMu dari kesombongan orang pandai, yang selalu merasa lebih hebat dari orang lainnya, sehingga ia membuka mulutnya lebar-lebar dan memuntahkan hujan kata-kata yang berasal dari perasaan pandai dan hebat di dalam dirinya, padahal inti kepandaian adalah kesanggupan untuk mendengarkan serta kerendahan hati untuk tidak banyak membuka mulut, dan puncak tertinggi keterpelajaran berbanding sejajar dengan tingkat kesadaran atas kebodohan diri…

Ya Allah, hamba berlindung kepadaMu dari kesombongan orang masyhur, yang selalu merasa lebih khusus dibanding orang-orang di sekitarnya, yang menyangka bahwa kemasyhuran adalah kelebihan derajat atas orang lainnya, yang mengira bahwa kemasyhuran adalah sama dengan keunggulan dan kehebatan, yang perilakunya mengandalkan "karena aku masyhur maka aku hebat", bukan membuktikan bahwa "karena aku bermanfaat maka aku (terpaksa) masyhur"…

Ya Allah, hamba berlindung kepadaMu dari kesombongan orang (yang merasa) alim saleh, yang ke mana-mana sibuk merasa bahwa yang selain dirinya adalah najis, yang tidak punya kemampuan lain kecuali merasa dirinya suci dan selalu benar, yang beranggapan bahwa Tuhan adalah anak buahnya, bahwa para Nabi dan Rasul adalah staf dan karyawannya untuk melaksanakan kepentingan-kepentingan diri dan golongannya …..........
(Emha Ainun Nadjib).

Harapan yang Masih Tersisa




Usia yang bertambah jatah hidup berkurang
ada titik akhir kian dekat
waktu bergulir hari ke hari detik ke detik
lalu waktu menghilang meninggalkan kewajiban, amanah dan dosa
yang meyergap terakhir kali

Mari berhitung
Menghabiskan detik untuk mampu taat
hari sia-sia untuk ingkar
wilayah yang kelak dihisab:
Taat menuai keabadian
Ingkar dibalas kekekalan dan penyesalan yang tak berujung

Ilahi
Hidup dan matiku karena maafMu
aku mengeluh dan mengaduh terus
bila ridhoMu ada dalam laraku
‘kan kuucapkan wassalam pada indahnya dunia
bila sakitku mampu menggugurkan dosa,
‘kan kutahankan agar ia beranak pinak di samudraku
hingga siksa tak lagi berasa
hingga lautan air mata mengering pada cahaya ampunanMu

Doaku dalam malam yang sepotong itu
aku rindu bertemu syahid, syuhada pada tubuh ringkih ini di medan laga
bermimpi tegaknya SyariahMu dan Khalifah pemimpin kami

Ya Allah kami,
ada izzah agama ini ketika menyongsong wanginya Taman Firdaus
ada jual beli yang tidak akan merugi.

Yang Diinginkan Anak




Satu keinginan yang sudah berkeluarga adalah anak. Hidup menjadi terasa lengkap. Namun anak-anak punya harapan kepada orang tua. Mereka menginginkan orang tua punya waktu luang, mau berbagi, dan sebagainya. Coba perhatikan apa keinginan mereka.

Ada Waktu Luang

Boleh saja sibuk berkarier di luar rumah, karena tujuan bekerja pasti untuk anak. Namun, anak pun menginginkan ada waktu luang baginya. Jadi, pintar-pintarlah membagi waktu. Harus ada kesepakatan dalam menetapkan hari libur, yang itu tak boleh lagi diusik dengan pekerjaan. Manfaatkan dengan optimal waktu libur bersama anak.

Ada Kasih Sayang yang Tercurah

Kebutuhan anak tak hanya kebutuhan fisik. Kasih sayang dan perhatian adalah penting bagi mereka. Bentuk perhatian tidak perlu harus dengan hadiah. Menemaninya belajar atau bermain bersamanya, sudah cukup membuat anak senang.L uangkan waktu istirahat siang untuk menelpon anak sehingga mereka merasa lebih diperhatikan.

Tidak Ada Pertengkaran

Orang tua kadangkala tidak menyadari, saat emosi mereka memuncak, masalah anak dikesampingkan. Secara psikologis, momen itu tidak baik untuk perkembangan anak. Jiwanya tertekan dan ia bingung, siapa yang harus dibela dan disalahkan. Jika persoalan muncul, selesaikan saat anak tidak di rumah atau sedang tidur, sehingga ia tidak melihat atau mendengarkan orangtuanya bertengkar.

Tidak Ada Pilih Kasih

Jangan sesekali membedakan kasih sayang antara anak yang satu dengan anak yang lain. Bagi anak yang di nomor duakan ia akan cemburu. Jangan pernah membuat batasan, yang bungsu harus lebih disayang daripada yang besar. kalau tidak ingin diprotes anak. Bersikaplah adil dalam memberikan kasih sayang.

Ramah Terus

Sikap orangtua yang tidak bersahabat dengan teman-teman si kecil jelas membuat si kecil tidak nyaman. Ini sering terjadi. Meski suasana hati sedang tidak nyaman, cobalah bersikap ramah pada teman-teman si kecil. Ingat anak tak siap menerima perlakuan seperti itu dan akan berontak jika orangtuanya mempermalukannya.

Tepati Janji

Janji adalah utang yang harus ditepati. Jangan memberikan janji pada anak, jika hal itu hanya dimaksudkan dengan bercanda atau tidak bersungguh-sungguh. Jangan sampai orang tua mendapat cap sebagai orangtua pembohong. Jika Anda sudah terlanjur berjanji sebaiknya ditepati. Atau paling tidak, katakanlah bahwa janji itu ditunda dulu untuk sementara waktu, menunggu ada waktu luang yang tepat buat membebaskan dari “hutang” tersebut.

Pintar dan Cekatan

Anak juga menginginkan punya orangtua yang pintar dan cekatan. Tidak perlu harus menjadi seorang profesor, tetapi setiap kali anak bertanya, Anda bisa menjawabnya. Jadi, banyaklah membaca, mendengar, dan menggali sumber informasi dari berbagai sumber bacaan dan ahli. Berburulah pengetahuan agar anak bisa bangga kepada orang tuanya.

Jadi Teman

Hubungan anak dengan orangtua kadang tidak harmonis, karena orangtua sering membuat batasan, tidak mau mengakrabkan diri pada anak dengan alasan agar anak segan. Cobalah agar menata kembali hubungan dengan anak agar lebih akrab. Posisikan diri tak hanya sebagai orangtua saja, tetapi bisa juga sebagai teman baginya.

Mampu Mengatasi Masalah

Seringkali orangtua tidak menyadari sikapnya, dan mengeluh di depan anak. Keluhan bentuknya banyak macamnya, mulai dari masalah keluarga sampai dengan urusan pekerjaan. Padahal itu tidak perlu diketahui anak. Kenapa harus berbagi masalah dengan anak. Apa yang dapat Anda harapkan dari anak yang masih kecil dan pola pikirannya belum luas? Bicarakan masalah Anda dengan pasangan ataupun orang yang lebih tua yang dapat memahami masalah tersebut.

Nabila




Namanya Nabila. Begitu saya memanggilnya. Ia adalah "adik" terbaik yang pernah saya “miliki”. Wajahnya cantik, dibalut jilbab yang melekati tubuhnya. Alhamdulillah, Allah SWT pertemukan saya dengannya. Tanggal 20 Nopember usianya genap menginjak 35 tahun. Usia yang memang sudah “lanjut” dalam kesendiriannya.

Sekian lama bergaul dengannya, banyak hal yang berguna yang bisa diambil darinya. Dewasa, sabar, istiqomah dalam pendirian agama, dan pengabdian yang luar biasa dalam meretas jalan dakwah. Sebagai pengemban dakwah, tidak ada kamus “menyerah” padanya. Tidak pernah mengeluh, putus asa dan selalu berprasangka baik kepada Allah SWT. Bagiku, dia salah satu amanah terberat ketika mencarikan pasangan hidupnya.

Ketika gadis lain begitu gampang menuju jenjang pernikahan, Nabila harus meretas kesabaran. Namun saya terus berikhtiar membantunya menemukan pemuda shalih.

Begitulah kedekatan antara usaha denga takdirNya. Begitulah, ketika proses telah berjalan, Allah berkehendak lain. Batal dan batal terus. Namun tidak pernah ada protes yang keluar dari lisannya, tidak ada keluh kesah, atau bahkan mempertanyakan kenapa sang pemuda begitu "lemah", tidak mampu menerjang penghalang? Atau ketika kendala fisik, suku, serta usia, menjadikan seorang pemuda mengundurkan diri, Nabila tidak pernah mempertanyakan atau protes "kenapa pemuda sekarang seperti ini?” Baginya segala sesuatu ada hikmah dan itu memang geris dari Allah SWT.

Tidak ada gurat sesal, kecewa, atau sedih pada raut wajah atau tutur katanya. Pasrah dan yakin terhadap ketentuan Allah SWT, terlukis indah dalam dirinya.

Akhirnya seorang pemuda shalih, baik akhlak serta ilmunya, datang dan berkenan menjadikannya seorang pendamping. Namun, tidak ada luapan bahagia selain ucapan "Alhamdulillah”.

Proses ta’arauf (berkenalan antarkeluarga) serta khitbah (meminang) berjalan mudah. Pemuda shalih yang Allah SWT pilihkan 8 tahun lebih muda dari usia Nabila. Akad nikah direncanakan 1 bulan kemudian, menunggu selesainya adik sang pemuda menyelesaikan studi di negeri Mesir.

Namun Allah SWT adalah Mahaberencana. Dua pekan menjelang pernikahan, menyeruaklah kabar duka. Usai Nabila mengisi sebuah pengajian, dalam perjalanan pulang, motornya terserempet mobil, lalu menabrak truk kontainer di depannya. Nabila terpelanting dan terluka parah. Kondisinya kritis di ruang ICU. Terakhir fihak rumah sakit menyerah, tidak sanggup berbuat banyak karena kondisinya yang begitu parah. Seluruh alat geraknya patah. Beberapa tulang rusuknya patah dan menusuk kedua paru-parunya. Ini yang membuat kondisinya kritis. Siapa saja yang melihat kondisi Nabila, dan saya sendiri, tak kuasa menahan menetesnya air mata.

Hanya ada iringan dzikir disela isak tangis kami yang berada di sana. Keluarga Nabila dan sang pemuda berkumpul, mencoba menata hati bersama, pasrah dan bersiap menerima apapun ketentuanNya. Kami terus berdoa agar Allah SWT memberikan jalan yang terbaik untuk Nabila. Dalam suasana hening, Nabila tersadar dan menggerakkan jemarinya.

Harapanpun kembali terrajut, mudah-mudahan Allah SWT berkenan memberikan kesembuhan. Dalam suasana mencekam, manusia selalu berharap. Namun kondisi Nabila terus melemah, hingga akhirnya sang pemuda mengajukan permintaan kepada keluarga Nabila.

"Ijinkan saya membantu menggenapkan setengah agamanya. Jika Allah memanggilnya, maka ia datang menghadap Allah dalam keadaan sudah melaksanakan sunnah Nabi".

Permintaan itu membuat kami tertegun. Sang pemuda begitu yakin dengan permintaannya. Akhirnya dua keluarga itu sepakat memenuhi permintaannya.

Sang bunda membisikkan rencana itu telinga Nabila. Dari jarak dua meter, saya lihat ada aliran airmata mengalir dari sepasang mata jernihnya.

Pukul 16.00, dalam majelis pertemuan itu, ada penghulu, orangtua dari 2 pihak, beberapa sahabat, dokter dan perawat. Pernikahan yang dipenuhi isak tangis itupun dilaksanakan. Pernikahan yang sangat sulit dilukiskan. Khidmat, sepi, namun dipenuhi nuansa kesedihan.

Ijab kabul terucap, sang pemuda mencium kening Nabila serta membacakan doa di atas kain perban putih yang telah berganti warna menjadi merah penuh darah, menutupi hampir seluruh kepala Nabila.

"Tolong Ikhlaskan saya.....". Itulah ucapan terakhir dari Nabila, antara terdengar dan tidak.

Hanya 5 menit setelah ijab kabul itu, tangisanpun memecah ruangan yang tadinya senyap menahan sesak di dada dan airmata. Akhirnya Allah menjemputnya dalam keadaan tenang dan senyum indah.

Sang Pemuda telah menjemput seorang bidadari. Sebuah karunia indah dan janji yang Allah berikan padanya. Sang pemuda melepas kepergian istrinya itu dengan sukacita, diiringi tetes airmata yang tidak kuasa ditahannya.

Innaalillaahai wa innaa ilahai raajiaun. Selamat jalan adikku, semoga kelak kita bertemu di Taman Firdaus nan indah itu. Allahummaa firlahaa warhamhaa wa afihaa wa fu’anhaa wa akrim nuzaulahaa birahmatikaa yaa arhamaarrahiimian.

Paijo Sulit Tidur

Intermezo Siang Hari



Paijo (maaf, ini nama rekaan semata. So, kalau ada yang sama namanya, mohonlah dimaafkan) sulit tidur. Ia lantas ke dokter. Dokter memberi 3 (tiga) butir obat tidur. Dokter berpesan:

"Kalau kamu minum obat yang berwarna merah, kamu bisa mimpi ketemu Maria Ozawa. Kalau kamu minum obat yang berwarna putih, kamu bisa mimpi ketemu Luna Maya. Sedangkan kalau kamu minum obat yang berwarna hijau, kamu bisa mimpi ketemu Aura Kasih."

Paijo senang bukan kepalang.

"Wah, asyik banget! Apalagi kalau ketiga butir tidur itu diminum sekaligus. Boleh kan, Pak Dokter, jika ketiga obat tidur ini diminum sekaligus?"

Dokter menjawab:

"Boleh-boleh saja. Tetapi jangan heran kalau nanti kamu bisa langsung ketemu Mama Lauren".


(Mohon maaf. Ini sekedar intermezo, tanpa bermaksud menyinggung siapapun).

Paijo Sulit Tidur

Intermezo Siang Hari



Paijo (maaf, ini nama rekaan semata. So, kalau ada yang sama namanya, mohonlah dimaafkan) sulit tidur. Ia lantas ke dokter. Dokter memberi 3 (tiga) butir obat tidur. Dokter berpesan:

"Kalau kamu minum obat yang berwarna merah, kamu bisa mimpi ketemu Maria Ozawa. Kalau kamu minum obat yang berwarna putih, kamu bisa mimpi ketemu Luna Maya. Sedangkan kalau kamu minum obat yang berwarna hijau, kamu bisa mimpi ketemu Aura Kasih."

Paijo senang bukan kepalang.

"Wah, asyik banget! Apalagi kalau ketiga butir tidur itu diminum sekaligus. Boleh kan, Pak Dokter, jika ketiga obat tidur ini diminum sekaligus?"

Dokter menjawab:

"Boleh-boleh saja. Tetapi jangan heran kalau nanti kamu bisa langsung ketemu Mama Lauren".


(Mohon maaf. Ini sekedar intermezo, tanpa bermaksud menyinggung siapapun).

Air Tanah yang Tercemar





Sumber pencemaran air tanah terdiri dari polutan alami (mineral dan mikroorganisme) serta polutan buatan. Polutan buatan manusia seperti residu (sisa) bahan kimia, yang umumnya lebih berbahaya dibandingkan polutan alami.

Polutan buatan bisa datang dari limbah rumah tangga, industri maupun pertanian. LImbah rumah tangga antara lain berupa air sabun bekas cucian. Dari industri bentuknya lebih beragam. Sementara dari pertanian antara lain pupuk dan pestisida.

Untuk mendapatkan air tanah dengan kualitas baik, sumur harus dibuat dengan kedalaman tertentu. Sumur yang terlalu dangkal akan terisi air permukaan, yang mudah terkontaminasi oleh cemaran atau polutan. Dengan demikian, air tanah gampang tercemar. Banyak indikator tingkat pencemaran air tanah, bisa diketahui melalui laboratorium. Namun tingkat pencemaran itu dapat juga dikenali lewat pengamatan fisik.

Air bersih yang layak untuk dikonsumsi seharusnya tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Adanya pencemaran menyebabkan perubahan pada sifat tersebut. Tanda-tanda bahwa air tanah sudah tercemar dapat dikenali melalui pengamatan fisik. Beberapa di antaranya seperti dikutip dari India Study Channel, Selasa (25/5/2010) adalah:

Warna

1. Kekuningan, air tercemar chromium dan materi organik.
2. Merah kekuningan, itu tercemar besi.

Kekeruhan

1. Lumpur tanah memberi warna merah kecoklatan.
2. Koloid (bio zat yang lekat seperti getah atau lem) menyebabkan kekeruhan.
3. Lumpur, tanah liat, dan mikroorganisme (plankton & partikel lainnya) penyebab kekeruhan air.

Rasa dan Bau

1. Rasa pahit, pemicunya adalah besi, alumunium, mangaan, sulfat & kapur dalam jumlah besar.
2. Rasa sabun, itu tercemar alkali (natrium bikarbonat, dan pencuci detergen).
3. Rasa payau menunjukkan kandungan garam yang tinggi, terjadi di sekitar muara sungai.
4. Bau adalah indikator pencemaran dan pertanda air tidak layak untuk dikonsumsi.

Doakan Mereka Selalu




Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihii wassaallaam bersabda:

إِذَا مَاتَ اْلإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَه

"Jika seorang manusia meninggal, terputuslah semua amalnya kecuali dari tiga perkara; Shadaqah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya" (HR. Muslim).


Saudaraku,

Ulurkan tanganmu

Kepada kedua orang tua itu
selagi mereka masih ada dan masih mampu menyambut uluran tanganmu.

Ulurkan tanganmu

Selalulah menengadahkan kedua tanganmu, mendoakan mereka.
Memegangi dan menggendongnya,
manakala mereka sudah sulit berjalan,
Menyuapinya,
manakala tanganya sudah tidak mampu lagi memasukkan makanan ke mulutnya
Memberikan sesuatu yang membahagiakan hatinya.
Muliakanlah mereka

Semoga Allah SWT selalu memudahkan jalanmu untuk ini.

Gaza Tidak Butuh Kalian




(Santi Soekanto, dari Freedom Flotilla, 30 Mei 2010)

---------- Pesan terusan ----------
Dari: Tomi Satryatomo
Tanggal: 31 Mei 2010 10:15
Subjek: [JMP] Gaza Tidak Membutuhkanmu! (Santi Soekanto, dari Freedom Flotilla, 30 Mei 2010)
Ke: imsaus@googlegroups.com, im-ksa@googlegroups.com, Ahlan Group .com>, CIR Milis om>, Jaringan Media Profetik , Forum Kompas ogroups.com>, mediacare yahoogroups >, Forum Lingkar Pena oups.com>, kabarbaik@googlegroups.com


Assalamu'alaykum warahmatulLahi wabarakatuhu,

Salah satu dari 12 orang Indonesia yang ada di armada Freedom Flotilla adalah Santi Soekanto. Ia mantan wartawati harian the Jakarta Post, sempat menjadi konsultan media bagi WHO Jakarta, kemudian memutuskan menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya. Suaminya, Wisnu Pramudya, juga ada di atas kapal. Wisnu juga wartawan, sempat memimpin majalah Hidayatullah.

Kemarin, Santi mengirim email ini pada saya. Isinya menyentuh. Saya teruskan pada kawan-kawan, semoga juga bisa bermanfaat. Silakan teruskan pada kawan-kawan lain.

Sampai saat mengirim email ini, saya belum tahu kabar mereka dan 10 orang Indonesia lain (selain Santi dan Wisnu, ada juga M. Yasin/ TV One, Surya Fachrizal/ majalah Hidayatullah, Ferry Nur/ Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina, tiga orang dari MER-C, sisanya saya belum tahu).

Mohon terus doakan mereka.

Salam,
--
Tomi Satryatomo
skype: tomi.satryatomo


http://wisat.smugmug.com/
http://www.trekearth.com/members/wisat/photos/
http://www.jpgmag.com/people/wisat

"We shall build good ship here,
at a profit if we can,
at a loss if we must,
but... always a good ship."
From: Santi Soekanto
Sent: Sunday, May 30, 2010 8:47 AM
To: Tomi Satryatomo; Tomi Satryatomo
Subject: Just sharıng - Gaza Tidak Membutuhkanmu

Gaza Tidak Membutuhkanmu!

Di atas M/S Mavi Marmara, di Laut Tengah, 180 mil dari Pantai Gaza.
Sudah lebih dari 24 jam berlalu sejak kapal ini berhenti bergerak karena sejumlah alasan, terutama menanti datangnya sebuah lagi kapal dari Irlandia dan datangnya sejumlah anggota parlemen beberapa negara Eropa yang akan ikut dalam kafilah Freedom Flotilla menuju Gaza. Kami masih menanti, masih tidak pasti, sementara berita berbagai ancaman Israel berseliweran.

Ada banyak cara untuk melewatkan waktu – banyak di antara kami yang membaca Al-Quran, berzikir atau membaca. Ada yang sibuk mengadakan halaqah. Beyza Akturk dari Turki mengadakan kelas kursus bahasa Arab untuk peserta Muslimah Turki. Senan Mohammed dari Kuwait mengundang seorang ahli hadist, Dr Usama Al-Kandari, untuk memberikan kelas Hadits Arbain an-Nawawiyah secara singkat dan berjanji bahwa para peserta akan mendapat sertifikat.

Wartawan sibuk sendiri, para aktivis – terutama veteran perjalanan-perjalanan ke Gaza sebelumnya – mondar-mandir; ada yang petantang-petenteng memasuki ruang media sambil menyatakan bahwa dia “tangan kanan” seorang politisi Inggris yang pernah menjadi motor salah satu konvoi ke Gaza.

Activism

Ada begitu banyak activism, heroism…Bahkan ada seorang peserta kafilah yangmengenakan T-Shirt yang di bagian dadanya bertuliskan “Heroes of Islam” alias “Para Pahlawan Islam.” Di sinilah terasa sungguh betapa pentingnya menjaga integritas niat agar selalu lurus karena Allah Ta’ala.

Yang wartawan sering merasa hebat dan powerful karena mendapat perlakuan khusus berupa akses komunikasi dengan dunia luar sementara para peserta lain tidak. Yang berposisi penting di negeri asal, misalnya anggota parlemen atau pengusaha, mungkin merasa diri penting karena sumbangan material yang besar terhadap Gaza.

Kalau dibiarkan riya’ akan menyelusup, na’udzubillahi min dzaalik, dan semua kerja keras ini bukan saja akan kehilangan makna bagaikan buih air laut yang terhempas ke pantai, tapi bahkan menjadi lebih hina karena menjadi sumber amarah Allah Ta’ala.

Mengerem

Dari waktu ke waktu, ketika kesibukan dan kegelisahan memikirkan pekejaan menyita kesempatan untuk duduk merenung dan tafakkur, sungguh perlu bagiku untuk mengerem dan mengingatkan diri sendiri. Apa yang kau lakukan Santi? Untuk apa kau lakukan ini Santi? Tidakkah seharusnya kau berlindung kepada Allah dari ketidak-ikhlasan dan riya’? Kau pernah berada dalam situasi ketika orang menganggapmu berharga, ucapanmu patut didengar, hanya karena posisimu di sebuah penerbitan? And where did that lead you? Had that situation led you to Allah, to Allah’s blessing and pleasure, or had all those times brought you Allah’s anger and displeasure?

Kalau hanya sekedar penghargaan manusia yang kubutuhkan di sini, Subhanallah, sungguh banyak orang yang jauh lebih layak dihargai oleh seisi dunia di sini. Mulai dari Presiden IHH Fahmi Bulent Yildirim sampai seorang Muslimah muda pendiam dan shalihah yang tidak banyak berbicara selain sibuk membantu agar kawan-kawannya mendapat sarapan, makan siang dan malam pada waktunya… Dari para ‘ulama terkemuka di atas kapal ini, sampai beberapa pria ikhlas yang tanpa banyak bicara sibuk membersihkan bekas puntung rokok sejumlah perokok ndableg.

Kalau hanya sekedar penghargaan manusia yang kubutuhkan di sini, Subhanallah, di tempat ini juga ada orang-orang terkenal yang petantang-petenteng karena ketenaran mereka.

Semua berteriak, “Untuk Gaza!” namun siapakah di antara mereka yang teriakannya memenangkan ridha Allah? Hanya Allah yang tahu.

Gaza Tak Butuh Aku

Dari waktu ke waktu, aku perlu memperingatkan diriku bahwa Al-Quds tidak membutuhkan aku. Gaza tidak membutuhkan aku. Palestina tidak membutuhkan aku.

Masjidil Aqsha milik Allah dan hanya membutuhkan pertolongan Allah. Gaza hanya butuh Allah. Palestina hanya membutuhkan Allah. Bila Allah mau, sungguh mudah bagiNya untuk saat ini juga, detik ini juga, membebaskan Masjidil Aqsha. Membebaskan Gaza dan seluruh Palestina.

Akulah yang butuh berada di sini, suamiku Dzikrullah-lah yang butuh berada di sini karena kami ingin Allah memasukkan nama kami ke dalam daftar hamba-hambaNya yang bergerak – betapa pun sedikitnya – menolong agamaNya. Menolong membebaskan Al-Quds.

Sungguh mudah menjeritkan slogan-slogan, Bir ruh, bid dam, nafdika ya Aqsha… Bir ruh bid dam, nafdika ya Gaza! Namun sungguh sulit memelihara kesamaan antara seruan lisan dengan seruan hati.

Cara Allah Mengingatkan

Aku berusaha mengingatkan diriku selalu. Namun Allah selalu punya cara terbaik untuk mengingatkan aku.
Pagi ini aku ke kamar mandi untuk membersihkan diri sekedarnya – karena tak mungkin mandi di tempat dengan air terbatas seperti ini, betapa pun gerah dan bau asemnya tubuhku.

Begitu masuk ke salah satu bilik, ternyata toilet jongkok yang dioperasikan dengan sistem vacuum seperti di pesawat itu dalam keadaan mampheeeeet karena ada dua potongan kuning coklaaat…menyumbat lubangnya! Apa yang harus kulakukan? Masih ada satu bilik dengan toilet yang berfungsi, namun kalau kulakukan itu, alangkah tak bertanggung-jawabnya aku rasanya? Kalau aku mengajarkan kepada anak-anak bahwa apa pun yang kita lakukan untuk membantu mereka yang fii sabilillah akan dihitung sebagai amal fii sabilillah, maka bukankah sekarang waktunya aku melaksanakan apa yang kuceramahkan?
Entah berapa kali kutekan tombol flush, tak berhasil. Kotoran itu ndableg bertahan di situ. Kukosongkan sebuah keranjang sampah dan kuisi dengan air sebanyak mungkin – sesuatu yang sebenarnya terlarang karena semua peserta kafilah sudah diperingatkan untuk menghemat air – lalu kusiramkan ke toilet.

Masih ndableg.
Kucoba lagi menyiram…
Masih ndableg.

Tidak ada cara lain. Aku harus menggunakan tanganku sendiri…
Kubungkus tanganku dengan tas plastik. Kupencet sekali lagi tombol flush. Sambil sedikit melengos dan menahan nafas, kudorong tangan kiriku ke lubang toilet…

Blus! Si kotoran ndableg itu pun hilang disedot pipa entah kemana…
Lebih dari 10 menit kemudian kupakai untuk membersihkan diriku sebaik mungkin sebelum kembali ke ruang perempuan, namun tetap saja aku merasa tak bersih. Bukan di badan, mungkin, tapi di pikiranku, di jiwaku.

Ada peringatan Allah di dalam kejadian tadi – agar aku berendah-hati, agar aku ingat bahwa sehebat dan sepenting apa pun tampaknya tugas dan pekerjaanku, bila kulakukan tanpa keikhlasan, maka tak ada artinya atau bahkan lebih hina daripada mendorong kotoran ndableg tadi.

Allahumaj’alni minat tawwabiin…
Allahumaj’alni minal mutatahirin…
Allahumaj’alni min ibadikas-salihin…


29 Mei 2010, 22:20
Santi Soekanto
Ibu rumah tangga dan wartawan
yang ikut dalam kafilah Freedom Flotilla to Gaza Mei 2010.

Bangsa Terkutuk




Sejak dulu bangsa itu sudah terbiasa membunuhi para Nabi
Tuhan dan orang-orang mengecamnya
tetapi bangsa terkutuk itu cuek beybeh saja
karena membunuh adalah hal yang biasa mereka lakukan

Ketika ingin punya negara sendiri
namun sebagian besar tidak ingin tinggal di padang pasir yang panas di Palestina
maka dibuatlah sebuah tipuan
seolah ada sekelompok orang yang anti Semith (benci kepada Yahudi)
lalu dibomlah beberapa lokasi, dicederai beberapa di antara mereka
ini untuk meyakinkan mereka tentang anti Yahudi itu
ketakutan membuat eksodus ke Palestina
kemudian satu per satu tanah Palestina dirampok, penduduknya dibunuh atau diusir
kini tanah Palestina hampir menyeluruh dirampas
lalu dunia dan kaum Muslimin mengecamnya
tetapi bangsa terkutuk itu cuek beybeh saja
karena menipu, merampok dan membunuh sudah biasa mereka lakukan tiap hari

Ketika ribuan perempuan dan anak-anak dibantai di kamp pengungsi Shabra dan Shatila
menembaki anak-anak intifadhah sampai berdarah-darah
membombardir Gaza dengan bom dan sejata kimia
ribuan anak dan perempuan bersimbah darah meregang nyawa
lalu dunia dan kaum Muslimin mengecamnya
tetapi bangsa terkutuk itu cuek beybeh saja
karena membunuh adalah tabiat biadab dari mereka

Kini kita menyaksikan kapal laut Mavi Marmara
mendatangi Gaza membawa bantuan kemanusiaan
obat-obatan, makanan dan relawan
membuka blokade yang mereka lakukan
tetapi mereka justru membunuhi awak kapal
dunia dan kaum Muslimin mengecamnya
tetapi bangsa terkutuk itu cuek beybeh saja
mereka berdalih bahwa mereka membela diri
lihatlah bahwa berbohong dan membunuh itu sudah biasa mereka lakukan

Kita tidak sepatutnya cuek beybeh saja
para pemimpin kita tidak sepatutnya berdiam diri
para ulama tidak sepatutnya membisu
setiap diri sudah seharusnya merasa marah melihat kebiadaban itu

Sudah saatnya kita punya sikap bahwa Zionis Yahudi itu dianggap kafir Harbi
suatu bangsa yang sejak dulu memerangi kaum Muslimin
sudah saatnya kita boleh memerangi mereka di manapun mereka berada
sudah saatnya kita boikot semua kepentingan mereka
sudah saatnya kita marah dan benci kepada mereka
dengan lisan dan perbuatan yang nyata

Doa Bagi Saudaraku Palestina Kami




Bismillaahirrahmaanirrahiim

Allaahummaghfir lilmu'miniina wal mu'minaat
Wal muslimiina wal muslimaat, Wa allif baina quluubihim
Wa ashlih dzaata bainahum, Wanshur 'Alaa 'Aduwwika wa'aduwwihim

Allaahummal'in kafarota ahlil kitaabil ladziina
Yukadzibuuna rusulaka wayuqottiluuna auliyaa aka
Allaahumma khallif baina kalimaatihim
Wazalzil Aqdaamahum
Wa anzilbihim ba'sakalladzii layuradduu 'aanil qaumil mujrimiin

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Allaahumma innaanasta'iinuka


"Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat. Ya Allah, lunakkan, satu padukan hati orang-orang muslimin. Perbaikilah keadaan mereka. Tolonglah kaum muslimin untuk melawan musuh-musuhMu, dan musuh-musuh mereka.

Ya Allah, laknatlah orang-orang kafir yang mendustakan para RasulMu dan membunuh para kekasihMu. Ya Allah, cerai-beraikan kesatuan mereka. Hancur leburkan kekuatan mereka, dan turunkanlah bencanaMu yang tiada tertolak bagi orang-orang yang penuh dengan dosa.

Dengan menyebut namaMu, ya Allah Yang Mahapengasih Mahapenyayang. Ya Allah, sesungguhnya kami hanya memohon perlindungan kepadaMu".


اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ الْمُسلِمِين اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَاننَاَ الْمُسلِمِين وَ المُجَاهِدِينَ فِي فِلِسْطِين اللَّهُمَّ ثَبِّتْ إِيمَانَهُمْ وَ أَنْزِلِ السَّكِينَةَ عَلَى قُلُوبِهِم وَ وَحِّدْ صُفُوفَهُمْ

اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ اللَّهُمَّ دَمِّرِ الْيَهُود وَ إِسْرَآئِل

وَ شَتِّتْ شَمْلَهُم وَ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ اللَّهُمَّ انْصُرْ المُجَاهِدِينَ عَلَى أَعْدَائِنَا أَعْدَاءَ الدِّين بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّحِمِينَ وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ

“Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum Muslimin. Ya Allah, tolonglah kaum Muslimin dan Mujahidin di Palestina. Ya Allah, teguhkanlah Iman mereka dan turunkanlah ketenteraman di dalam hati mereka dan satukanlah barisan mereka. Ya Allah, hancurkanlah kaum kuffar dan kaum musyrikin. Ya Allah, binasakanlah kaum Yahudi dan pasukan Israel dan cerai-beraikanlah kesatuan mereka. Ya Allah, menangkanlah kaum Mujahidin atas musuh kami, juga musuh agamaMu dengan RahmatMu, Wahai Yang Mahapengasih. Dan sampaikanlah Shalawat kami kepada Nabi Muhammad”.

Tahukah Anda?




Dulu, tanggal 17 Agustus Tahun 1945, saat Indonesia menyatakan kemerdekaannya, Mufti Palestina, Shaikh Al-Hajj Amin Al Husaini, adalah orang yang pertama-tama menyiarkan Kemerdekaan Indonesia di radio Internasional, dan rakyat Palestina adalah warga dunia yang pertama sekali mendukung dan mengakui kemerdekaan Indonesia. Kemudian, atas jasa Al-Hajj Amin Al Husaini dan lobi-lobi yang beliau lakukan, akhirnya Mesir adalah negara yang berikutnya mengakui Kemerdekaan Indonesia. Tidak itu saja, seorang saudagar kaya dari Palestina bernama Ahmad Taher, langsung mengambil tabungannya untuk membantu Indonesia yang waktu itu baru merdeka. Ini fakta sejarah, bung!

Lalu jika saat ini kaum Muslimin (rakyat) Palestina, ditindas, dibunuhi, diusir dari tanah mereka sendiri oleh penjajah Israel laknatullah, adakah tergetar hati kita merasakan apa yang mereka rasakan? Bergetarkah hati kita bahwa setiap hari Yahudi Israel Laknatullah itu membunuhi satu demi satu warga Palestina?

22 Sifat Durjana Bangsa Terkutuk Itu

Al Qur’aan Abadikan 22 Sifat Bangsa Israel


Pengantar


Bukan kali ini Israel melakukan tindakan brutal dan tidak manusiawi terhadap para relawan kemanusiaan dari berbagai negara di Kapal Mavi Marmara. Namun sebelum tragedi Mavi terjadi, bangsa zionis ini sudah menumpahkan darah dengan membantai secara keji dan biadab rakyat Palestina. Tua-muda, wanita hingga anak-anak warga Palestina yang tidak berdosa menjadi kekejaman kaum penjajah itu. Kutukan dan kecaman dari berbagai negara di dunia hanya dianggap angin lalu. Israel tetap melakukan misinya mendirikan negara di tanah Palestina.

Israel juga tidak sudi atas kemerdekaan bangsa Palestina. Tak ayal, sepanjang sejarah perjalanan kaum Zionis ini kental dengan perang dan pertumpahan darah di tanah Palestina. Israel menjadi biang kerok konflik di kawasan Arab ini. Meski wilayah dan penduduknya sedikit, anehnya dunia hanya bisa mengutuk keganasan Israel tanpa ada tindakan konkret. Ini karena Amerika Serikat ada di belakangnya sebagai pembela dan pendukung semua tindakan Zionis itu. Padahal jelas-jelas agresi terhadap Palestina adalah pelanggaran hak azasi manusia. Israel nyata-nyata menjadi penjahat perang. Namun sayangnya PBB hanya bisa mengeluarkan sederet resolusi tanpa efek, sedangkan negara Arab dan komunitas Muslim dunia pun tidak mampu berbuat banyak layaknya macan ompong.

Sifat Durjana Bangsa Tekutuk

Jika melihat karakter Israel demikian, sebenarnya tidak perlu heran. Sebab, Allah SWT melalui wahyunya dalam Alquran sudah menggambarkan sifat buruk orang-orang Yahudi yang zalim, membuat kerusakan di muka bumi, dan senang mengobarkan api peperangan dengan bangsa lainnya, terutama kaum Muslimin.

Dalam Alquran sedikitnya disebutkan 22 sifat buruk bangsa Yahudi, yakni:

1. Keras hati dan dzalim (Al-Baqarah:75,91,93,120,145,170; An-Nisa:160; Al-Maidah:41)
2. Kebanyakan fasik dan sedikit yang beriman kepada Allah SWT (Ali Imran:110; An-Nisa:55)
3. Musuh orang Islam yang paling berbahaya (Al-Maidah:82)
4. Amat tahu kekuatan dan kelemahan orang Islam, layaknya seperti mengenal anak mereka sendiri (Al-An’am:20)
5. Mengubah dan memutarbalikkan kebenaran (Al-Baqarah:75,91,101,140,145,211; Ali Imron:71,78; An-Nisa:46; Al-Maidah:41)
6. Menyembunyikan bukti kebenaran (Al-Baqarah:76,101,120,146; Ali Imron:71)
7. Hanya menerima perkara atau kebenaran yang memenuhi cita rasa atau nafsu mereka (Al-Baqarah:87,101,120,146; Al-Maidah:41)
8. Ingkar dan tidak dapat menerima keterangan dan kebenaran AlQuran (Al-Baqarah:91,99; Ali Imron:70)
9. Menulikan (diri) (memekakkan) telinga kepada seruan kebenaran, membisukan diri untuk mengucapkan perkara yang benar, membutakan mata terhadap bukti kebenaran dan tidak menggunakan akal untuk menimbangkan kebenaran (Al-Baqarah:171)
10. Mencampuradukkan yang benar dan yang salah, yang hak dan yang batil (Ali Imran:71)
11. Berpura-pura mendukung orang Islam tetapi apabila ada di belakang orang-orang Islam, mereka mengutuk dengan sekeras-kerasnya (Al-Baqarah:76; Ali Imran:72,119)
12. Hati mereka sudah tertutup akan Islam karena dilaknat oleh Allah SWT yang disebabkan oleh kekufuran mereka sendiri (Al-Baqarah:88,120,145,146)
13. Kuat berpegang pada rasa kebangsaan mereka dan mengatakan bahwa mereka adalah bangsa yang istimewa yang dipilih oleh Tuhan dan menyakini agama yang selain daripada Yahudi adalah salah (Al-Baqarah:94,111,113,120,135,145; Al-Maidah:18)
14. Tidak akan ada kebaikan untuk seluruh manusia jika mereka memimpin (An-Nisa:53)
15. Tidak suka, dengki, iri hati terhadap orang Islam (Al-Baqarah:90,105,109,120)
16. Mencintai semua kesenangan tetapi takut mati (kemewahan dan kehidupan dunia, bersifat tamak dan rakus, menginginkan umur yang panjang dan mengejar kesenangan serta takut mati) (Al-Baqarah:90,95,96,212)
17. Berkata bohong, mengingkari janji dan melampaui batas (Al-Baqarah:100,246,249 Ali Imran:183,184; An-Nisa:46)
18. Berlindung di balik mulut yang manis dan perkataan yang baik (Al-Baqarah:204,246; Ali Imron:72; An-Nisa:46)
19. Suka berdusta (mengada-ada perkara-perkara dusta dan suka kepada perkara-perkara dusta) (Ali Imran:24,94,183,184; Al-Maidah:41)
20. Berlaku sombong dan memandang rendah orang Islam (Al-Baqarah:206,212,247)
21. Tidak amanah dan memakan hak orang lain dengan cara yang bathil (Ali Imran:75,76; At-Taubah:34)
22. Selalu melakukan kerusakan dan menganjurkan (suka dengan) peperangan (Ali Imran:64)

---------------------------------------
source: okezone (Dakwatuna).
Baca Juga Sumber yang Menarik di Bawah Ini:
http://www.nadwah-unsri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=97%3Asejarah-indonesia-dekat-dengan-palestina-&catid=34%3Aislam-di-indonesia&Itemid=44

Surat dari Gaza

Untuk Saudaraku di Indonesia




Saya tidak tahu, mengapa saya harus menulis dan mengirim surat ini untuk kalian. Namun jika kalian tetap bertanya kepadaku, kenapa? Mungkin satu-satunya jawaban adalah karena negeri kalian berpenduduk muslim terbanyak di punggung bumi ini.

Saat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, saya berkenalan dengan salah seorang aktivis da'wah dari jama'ah haji asal Indonesia. Dia mengatakan bahwa setiap musim haji ada sekitar 205 ribu jama'ah haji asal Indonesia datang ke Baitullah ini. Sungguh jumlah yang sangat fantastis dan membuat saya berdecak kagum.

Lalu saya mengatakan kepadanya, saudaraku, jika jumlah jama'ah haji asal Gaza sejak tahun 1987 Sampai sekarang, digabung, itu belum bisa menyamai jumlah jama'ah haji dari negeri kalian dalam satu musim haji saja. Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih dekat dibanding kalian. Saya lantas berfikir bahwa pasti uang kalian sangat banyak. Menurut sahabatku itu, ada 5% dari rombongan tersebut yang menunaikan ibadah haji untuk kedua kalinya, Subhanallah.

Saudaraku,

Pernah saya berkhayal dalam hati, kenapa saya dan kami yang ada di Gaza ini, tidak dilahirkan di negeri kalian saja. Pasti negeri yang indah dan mengagumkan. Selain itu, negeri kalian aman, kaya dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui. Pasti para ibu di sana mudah menyusui bayi-bayinya. Susu formula pasti dengan mudah kalian dapatkan di toko-toko. Para wanita hamil mungkin mudah bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan.

Ini yang membuatku iri kepada kalian. Di negeri kami, saudaraku, bayi kami lahir di tenda-tenda pengungsian. Bahkan tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulans yang akan mengantarkan istri kami melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di daerah Rafah. Sehingga istri kami terpaksa melahirkan di atas mobil. Ya, betul, di atas mobil!

Susu formula bayi adalah barang langka di Gaza sejak kami di blokade 2 (dua) tahun lalu. Namun isteri kami tetap menyusui bayinya dan menyapihnya hingga dua tahun lamanya. Walau terkadang untuk memperlancar ASI, isteri kami rela minum air rendaman gandum saja. Namun, mengapa di negeri kalian, katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah dan ibunya. Bahkan, terkadang ditemukan mati di parit-parit, di selokan-selokan dan di tempat sampah. Semua informasi itu kami dapatkan dari televisi.

Ada yang membuat kami terkejut dan merinding. Ternyata negeri kalian adalah negeri yang tertinggi kasus Abortusnya untuk wilayah Asia. Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian? Apakah karena negeri kalian tidak ada konflik bersenjata seperti kami di sini, sehingga orang bisa melakukan hal hina seperti itu? Mengapa kalian belum bisa menghargai arti sebuah nyawa seperti kami di sini?

Setiap hari di Gaza sejak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi-bayi kami mati, Namun mereka mati bukanlah di selokan atau got, apalagi di tempat sampah. Mereka mati syahid, saudaraku, karena serangan roket tentara Israel!

Kami temukan mereka tak bernyawa dipangkuan ibunya, di bawah puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan roket tentara Zionis Israel. Bagi kami nilai seorang bayi adalah aset perjuangan perlawanan kami terhadap penjajah Yahudi. Mereka adalah mata rantai yang akan menyambungkan perjuangan kami memerdekakan Negeri ini.

Perlu kalian ketahui, sejak serangan Israel tanggal 27 desember (2009) kemarin, Saudara-saudara kami yang syahid sampai 1400 orang. Sejumlah 600 orang di antaranya adalah anak-anak kami. Namun sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru di Jalur Gaza. Subhanallah, kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak yang kembar pula. Allahu Akbar!

Saudaraku,

Negeri kalian subur dan makmur. Tanaman apa saja yang kalian tanam akan tumbuh dan berbuah. Namun kenapa di negeri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi, menderita busung lapar. Apa karena kalian sulit mencari rezki di sana? Apa negeri kalian sedang di blokade juga? Di negeri kami, yang bertolak belakang keadaannya, tidak ada satupun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi apalagi sampai mati kelaparan, walau sudah lama kami diblokade. Saya berfikir bahwa kalian terlalu manja! Saya adalah pegawai Tata Usaha di kantor pemerintahan Hamas. Sudah 7 bulan ini, gaji bulanan belum saya terima. Tetapi Allah SWT tetap mencukupkan rezki untuk kami.

Perlu kalian ketahui, bulan ini ada sekitar 300 pasang pemuda baru melangsungkan pernikahan. Mereka menikah di sela-sela serangan agresi Israel, Mereka mengucapkan akad nikah di antara bunyi letupan bom dan peluru. Alhamdulillah, Perdana Menteri kami, yaitu Ust Isma'il Haniya memberikan santunan awal pernikahan bagi semua keluarga baru tersebut.

Saudaraku,

Terkadang saya iri, bila saja saya menghadiri pengajian atau halaqoh pembinaan di negeri kalian, seperti yang diceritakan teman saya itu, program pengajian kalian pasti bagus. Banyak kitab yang telah kalian baca, dan buku-buku yang telah kalian lahap. Pastilah kalian sangat bersemangat, karena kalian punya banyak waktu. Kami tidak punya waktu. Satu jam adalah waktu yang dipatok untuk kami untuk halaqoh. Setelah itu kami harus terjun langsung ke lapanagn jihad, sesuai dengan tugas yang telah diberikan kepada kami. Walau hanya sejam, namun kami sangat menanti-nantikan hari halaqoh. Kalian di sini lebih beruntung karena kalian lebih punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqoh, Seperti ta'aruf, tafahum dan takaful.

Hafalan kalian pasti lebih banyak dari kami. Semua pegawai dan pejuang Hamas di sini wajib menghapal surat Al Anfaal sebagai nyanyian perang kami. Saya sendiri menghapalnya di sela-sela waktu istirahat perang.

Akhir Desember kemarin, saya menghadiri acara wisuda penamatan hafalan 30 juz anakku yang pertama. Ia ada di antara 1000 anak yang tahun ini menghapal Al-Qur'aan. Umurnya baru 10 tahun. Saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghapal Al-Qur’aan ketimbang anak-anak kami di sini.

Di Gaza tidak ada SDIT seperti di tempat kalian, yang menyebar seperti jamur. Anak-anak kami belajar di antara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah diratakan. Di atasnya diberi beberapa helai daun pohon kurma. Di tempat itulah mereka belajar. Bunyi suara setoran hafalan Al-Qur’aan mereka bergemuruh di antara bunyi letusan senapan tentara Israel. Ayat-ayat jihad paling cepat mereka hafal, karena memang mereka berada di depannya, yang langsung mereka rasakan.

Saudaraku,

Kami berterima kasih melihat aksi solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia. Kami menyaksikan demo-demo kalian. Subhanallah, kami terhibur karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan.

Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami, termasuk kalian di Indonesia. Namun, bukan tangisan kalian yang kami butuhkan. Biarlah butiran air mata kalian dijadikan catatan bukti nanti di akhirat, dicatat Allah SWT sebagai bukti ukhuwah kalian kepada kami. Doa-doa kalian dan dana kalian lebih kami rasakan manfaatnya.

Hari semakin larut. Sebentar lagi giliran saya menjaga kantor. Tugasku menunggu dan menjawab telepon dan fax yang masuk. Insya Allah, nanti saya sambung dengan surat yang lain lagi. Sampaikan salamku untuk semua pejuang-pejuang Islam di Indonesia.

Saudaramu:
Abdullah (Gaza City 1430 H)

Zionis Yahudi Itu Pasti Hancur

Pengantar

Tragedi Flotilla yang dialami kapal laut Mavi Marmara, pekan lalu, benar-benar menggetarkan hati manusia di seluruh dunia yang masih memiliki nurani kemanusiaan. Kutukan terhadap kebiadaban Israel terus mengalir dari berbagai belahan dunia. Tragedi itu menunjukkan dengan kasat mata, betapa kejahatan Israel tidak memandang agama, ras, dan nilai-nilai kemanusiaan. Pokoknya siapa saja yang menentang kebijakan Israel memblokade Gaza akan mereka serang dengan cara apa pun. Kejahatan semacam ini belum seberapa dibandingkan dengan kejahatan nenek moyang mereka terhadap para Nabi. Berikut ini sejumlah kejahatan Yahudi yang direkam oleh Al-Qur’an dan Hadits.

Allah Ta'ala berfirman:

وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا

"Dan telah Kami tetapkan bagi Israil dalam al-Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar” (QS. Al-Isra: 4).

Sifat Dengki Yahudi



وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ

“Sebagian besar Ahli Kitab (Yahudi) menginginkan sekali agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena kedengkian yang timbul dari diri mereka sendiri setelah nyata bagi mereka kebenaran......" (QS. Al-Baqarah: 109).

Makar jahat mereka yang pertama terjadi pada zaman Nabi Ya’qub, moyang mereka. Mereka berkeinginan menyingkirkan saudaranya sendiri, Yusuf, yang berakhlaq mulia dengan maksud agar mereka lebih dicintai bapaknya. (QS.Yusuf: 7-18).

Yahudi gemar Membunuhi Para Nabi dan Orang Sholeh

Kegemaran mereka membunuh para Nabi dan Rasul seperti membunuh Nabi Yahya secara kejam, yaitu memenggal lehernya dan kepalanya diletakkan di nampan emas. Nabi Zakaria juga dibunuh secara keji, yaitu dengan digergaji tubuhnya. Kedua pembunuhan ini terjadi pada masa pemerintahan raja Herodes. Mereka juga gemar membunuh orang-orang sholeh lainnya.

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَيَقْتُلُونَ الَّذِينَ يَأْمُرُونَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar, dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka dengan siksa yang pedih" (QS. Ali Imran: 21).

Nabi Isa pun tidak luput dari rencana busuk mereka, akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala menyelamatkannya.

“Dan karena ucapan mereka: Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih Isa ibnu Maryam Rasul Allah”. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh dan salib itu ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka (Yudas Iskaryot). Sesungguhnya orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan Isa) benar-benar dalam keraguan tentang (yang dibunuh) itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh itu Isa” (QS. An-Nisa’: 157).

Zu Nuwas
adalah seorang raja Yahudi Najran di Yaman yang sangat fanatik, tidak ingin ada agama lain di daerah kekuasaannya. Alkisah ada sekelompok pengikut Nabi Isa yang setia (Nasrani), ketahuan oleh mata-mata kerajaan. Lalu mereka dipaksa murtad dan masuk Yahudi, siapa tidak mau akan dibakar hidup-hidup. Raja Zu Nuwas memerintahkan pasukannya untuk menggali parit dan menyiapkan kayu bakar, yang akan digunakan untuk membakar umat Nasrani yang tidak mau murtad. Kejadian ini dikisahkan di dalam Al-Qur’an:

"Binasalah orang-orang yang membuat parit, yang berapi dinyalakan dengan kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu, melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji" (QS. al-Buruj: 4-8).

Yahudi Suka Berkhianat


Singkat cerita, kejahatan Yahudi pada masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam-pun tak kurang kejinya. Yahudi Bani Qainuqa' adalah Yahudi pertama yang mengingkari janjinya dengan Rasulullah, pemicunya adalah diganggunya seorang muslimah yang datang ke pasar mereka. Ia duduk di depan salah seorang pengrajin perhiasaan, mereka merayunya agar membuka cadar yang dipakainya namun ia menolak. Lalu si pengrajin menarik ujung baju si wanita dan mengikatkannya ke punggung wanita tadi, ketika berdiri terbukalah auratnya, lalu mereka menertawakannya. Sang wanita pun berteriak minta tolong. Seorang lelaki muslim mendengar lalu menerjang si pengrajin dan membunuhnya. Melihat kejadian itu orang-orang Yahudi mengerumuninya, dan beramai-ramai membunuh lelaki muslim tersebut. Mendengar berita kematian lelaki itu, maka keluarganya menuntut pertanggungjawaban orang-orang Yahudi. Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam datang bersama para sahabat mengepung mereka selama 15 malam. Atas perintah beliau mereka diberi hukuman untuk meninggalkan Madinah.

Yahudi Bani Nadhir melakukan pengkhianatan yang kedua. Suatu saat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pergi ke perkampungan Yahudi bani Nadhir untuk meminta diyat (denda) dua orang muslim yang terbunuh dari Bani Amir, yang melakukan pembunuhan adalah Amr bin Umayyah Ad-Dhimari, seorang Yahudi. Permintaan itu diajukan karena sudah adanya ikatan perjanjian persahabatan antara Rasulullah dengan mereka. Ketika beliau datang mengutarakan maksud kedatangannya, mereka berkata: “Baik wahai Abu Qasim! kami akan membantumu dengan apa yang engkau inginkan.”

Pada saat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam duduk bersandar di dinding rumah mereka, kemudian mereka saling berbisik, kata mereka: “Kalian tidak pernah mendapati lelaki itu dalam keadaan seperti sekarang ini, ini kesempatan buat kita. Karena itu hendaklah salah seorang dari kita naik ke atas rumah dan menjatuhkan batu karang ke arahnya”, dan untuk tugas ini diserahkan kepada Amr bin Jahsy bin Ka’ab. Lantas ia naik ke atas rumah guna melaksanakan rencana pembunuhan ini, tetapi Allah melindungi Rasul-Nya dari makar orang-orang Yahudi tersebut dengan mengirimkan berita lewat Malaikat Jibril tentang rencana jahat itu. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bergegas pulang ke Madinah, dan memberitahukan kepada para sahabatnya tentang usaha makar tersebut. Beliau memerintahkan para sahabatnya untuk bersiap-siap pergi memerangi mereka.

Ketika orang Yahudi Bani Nadhir mengetahui kedatangan pasukan Rasulullah, mereka cepat pergi berlindung di balik benteng. Pasukan Islam mengepung perkampungan mereka selama 6 malam, beliau memerintahkan untuk menebang pohon kurma mereka dan membakarnya. Kemudian Allah memasukkan rasa gentar dan takut di hati mereka, sehingga mereka memohon izin kepada Rasulullah untuk keluar dari Madinah dan mengampuni nyawa mereka. Mereka juga meminta izin untuk membawa harta seberat yang mampu dipikul unta-unta mereka kecuali persenjataan, dan Rasulullah pun mengizinkannya.

Peristiwa ini diabadikan Al-Qur’an:

هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ دِيَارِهِمْ لِأَوَّلِ الْحَشْرِ مَا ظَنَنْتُمْ أَنْ يَخْرُجُوا وَظَنُّوا أَنَّهُمْ مَانِعَتُهُمْ حُصُونُهُمْ مِنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ

"Dialah yag mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari siksaan Allah, maka Allah mendatangkan kepada mereka hukuman dari arah yang mereka tidak sangka. Dan Allah menancapkan ketakutan di dalam hati mereka, dan memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang beriman. Maka ambillah kejadian itu untuk menjadi pelajaran wahai orang yang mempunyai pandangan" (QS. al-Hasyr: 2).

Yahudi Bani Quraizhah melakukan pengkhianatan yang ketiga. Mereka membentuk pasukan Koalisi (al-Ahzab), antara pasukan musyrik dan pasukan Yahudi. Suku Quraisy dipimpin Abu Sufyan ibnu Harb, suku Gathafan di bawah pimpinan Uyainah ibnu Hushn, suku bani Murrah di bawah pimpinan Harits ibnu Auf dan suku-suku yang lain, sementara pasukan Yahudi bani Quraizhah akan menusuk dari belakang. Peperangan Al-Ahzab itu betul-betul menyesakkan dada kaum muslimin yang terkepung, apalagi tingkah golongan munafik yang membuat goyah pasukan Islam.

Berkat kesabaran kaum muslimin, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala mengirim pasukan Malaikat dengan mendatangkan serangan berupa angin topan dan guntur yang memporak-porandakan pasukan koalisi. Mereka kocar-kacir, dan pulang ke tempat masing-masing dengan membawa kekalahan. Tinggallah Yahudi Bani Quraizhah, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengumumkan kepada pasukan Islam: “Bagi mereka yang mau mendengar dan taat agar jangan shalat ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizhah.”

Kaum muslimin langsung bergerak menuju perkampungan Yahudi Bani Quraizhah, dan mengepung mereka selama 25 malam. Orang-orang Yahudi tersebut benar-benar dicekam rasa ketakutan, lalu memohon kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar memberikan izin kepada mereka untuk keluar, sebagaimana yang beliau lakukan kepada Yahudi Bani Nadhir. Beliau menolak permohonan mereka, kecuali mereka keluar dan taat pada keputusan beliau. Kemudian Rasululah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyerahkan keputusan atas mereka kepada Sa’ad ibnu Mu’adz pemimpin suku Aus.

Keputusan telah ditetapkan yaitu: laki-laki dewasa dieksekusi, harta dirampas, anak-anak dan wanita menjadi tawanan. Hukuman terhadap pengkhianatan Bani Quraizhah lebih berat dari pada Bani Qainuqa' dan Bani Nadzir, karena dampak dari pengkhianatan mereka hampir saja merontokkan moral kaum muslimin dan membahayakan nyawa mereka semua.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا إِذْ جَاءُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالًا شَدِيدًا

"Hai orang-orang yang beriman ingatlah akan nikmat Allah kepadamu, ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan. Yaitu ketika datang (musuh) dari atas dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatanmu dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan, dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka disitulah diuji orang-orang mukmin, dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang sangat" (QS. al-Ahzab: 9-11)

Kehancuran Yahudi Pasti Tiba


Secara global Al-Qur’an mengabarkan kehancuran Yahudi, seperti firman-Nya:

فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآَخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا

"Dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan Israel) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang Islam di bawah pimpinan Imam Mahdi) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam Masjid (Al-Aqsha), sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama, dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa yang mereka kuasai” (QS. Al-Isra’: 7).

Sejak 1948 Yahudi merampas tanah Palestina. Dan sejak 2006 sampai sekarang mereka memblokade Gaza. Sehingga sekitar 1,5 juta jiwa muslim terkurung rapat dari dunia luar. Berbagai upaya kemanusiaan untuk membantu mereka selalu digagalkan oleh Israel, termasuk misi kemanusiaan yang baru saja diserang pasukan komando Israel di perairan Gaza (Laut Mediterania).

Tidak ada kekuatan di dunia ini yang mampu menghentikan kebiadaban Israel. Pengepungan dan pemenjaraan massal oleh penjajah Israel dengan pembangunan tembok pemisah dimulai 16 Juni 2002 di Tepi Barat dengan dalih pengamanan. Panjang tembok tersebut mencapai 721 km sepanjang Tepi Barat, tinggi 8 meter sehingga mengisolasi lahan pertanian milik penduduk Palestina yang ditanami berbagai buah, seperti anggur dan zaitun. Hal ini berakibat perekonomian Palestina terpuruk. Pengepungan ini sudah dinubuwatkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

"Hampir tiba masanya tidak dibolehkan masuk (embargo) kepada penduduk Iraq meski hanya satu qafiz makanan dan satu dirham," Kami bertanya dari mana larangan itu? Beliau menjawab: "Dari orang-orang asing yang melarangnya." Kemudian berkata lagi: "Hampir tiba masanya tidak diperbolehkan masuk (blokade) kepada penduduk Syam (Palestina) meski hanya satu dinar dan satu mud makanan." Kami bertanya: "Dari mana larangan itu? Beliau menjawab: Dari orang-orang Romawi" (HR. Muslim).

Siapa dan kekuatan mana yang mampu menghancurkan Israel? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan:

“Akan muncul dari Khurasan (Afghanistan) bendera-bendera hitam, maka tidak ada seorang pun yang mampu mencegahnya, sehingga bendera-bendera itu ditancapkan di Eliya (al-Quds)“ (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Nu’aim bin Hammad).

Kehancuran Israel berarti kiamat telah dekat, sehingga banyak orang mempertahankan eksistensi Negara Israel tersebut, namun janji Allah dan Rasul-Nya pasti akan terlaksana:

“Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin memerangi bangsa Yahudi, sampai-sampai orang Yahudi berlindung di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon tadi akan berbicara; Wahai orang Islam, hai hamba Allah! di belakangku ada orang-orang Yahudi, kemarilah, bunuhlah dia, kecuali pohon Ghorqod, sebab ia itu sungguh pohonnya Yahudi” (HR. Ahmad)

“Kalian akan memerangi orang-orang Yahudi sehingga seorang diantara mereka bersembunyi di balik batu. Maka batu itu berkata, “Wahai hamba Allah, inilah si Yahudi di belakangku, maka bunuhlah ia” [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (2767), dan Muslim dalam Shahih-nya (2922)].


Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Dalam hadits ini terdapat tanda-tanda dekatnya hari kiamat, berupa berbicaranya benda-benda mati, pohon, dan batu. Lahiriahnya hadits ini (menunjukkan) bahwa benda-benda itu berbicara secara hakikat”.[Fathul Bari (6/610)].

Wallahu a’lam.

Ide Merampingkan Bahasa Indonesia




Abjad yang digunakan bahasa Indonesia berjumlah 26. Ke-26 abjad tersebut rasanya masih terlalu banyak, dan ada beberapa abjad yang jarang sekali digunakan. Oleh karena itu mari kita sederhanakan abjad-abjad tersebut dan menyesuaikan dengan kata-kata yang kita gunakan.

Huruf X, kita ganti dengan gabungan huruf K dan S. Kebetulan hampir tidak ada kata dalam bahasa Indonesia asli yang menggunakan huruf ini. Kebanyakan merupakan kata serapan dari bahasa asing.
Misalnya taxi menjadi taksi, maximal menjadi maksimal, dan seterusnya.

Huruf Q diganti dengan KW atau Ku.
Serupa dengan X, kata-kata yang mengunakan huruf ini juga sangat sedikit sekali.
Huruf Z. Huruf Z kita ganti menjadi C. Tetapi tidak ada alasan kuat tentang hal ini.
Huruf Y diganti dengan I.
Hal ini dilakukan sebab bunii huruf tersebut mirip dengan I.
Huruf F dan V keduania diganti menjadi P. Pada lepel ini masih belum terjadi perubahan iang signipikan.
Hurup W diganti menjadi hurup U.

Berarti sampai saat ini kita sudah mengeliminasi 7 hurup.

Hurup iang bisa dieliminasi lagi adalah R, mengingat baniak orang iang kesulitan meniebutkan hurup tersebut.
R kita ganti dengan L.
Selanjutnia, gabungan hulup KH diganti menjadi H.
Iang paling belpengaluh adalah hulup S iang diganti menjadi C.
Hulup G juga diganti menjadi K.
Dan hulup J juga diganti menjadi C.

Caia laca cudah cukup untuk hulup-hulup konconannia. Cekalank kita kanti hulup pokalnia.
Cuma ada lima hulup pokal, A, I , U, E, O.Kita akan eliminaci dua hulup pokal.
Hulup I mencadi dua hulup E iaitu EE.
Cementala hulup U mencadee dua hulup O iaitoo OO.
Cadi, campe cekalank, keeta belhaceel menkulangee hooloop-hooloop keeta.

Kalaoo keeta tooleeckan lakee, hooloop-hooloop eeang telceeca adalah: A, B, C, D, E, H, K, L, M, N, O, P, T. Haneea ada 12 (dooa belac) hooloop!! Looal beeaca bookan?? Padahal cebeloomneea keeta pooneea 26 hooloop.

Eenee adalah penemooan eeang cankat penteenk dan ceekneepeekan..!
(Duh, ampun, deh! Lama-lama lidah gue keseleo juga, nih!).

Pelajaran bagi Kaum Muslimin




Pengantar

Kebrutalan yang dilakukan Zionis Israel terhadap awak kapal laut Marvi Marmara menunjukkan kepada kita bahwa Umat Islam saat ini benar-benar sangat lemah. Sekadar untuk mendapatkan bantuan makanan dan obat-obatanpun, kaum Musliman Palestina tidak diperbolehkan. Kejadian brutal seperti ini sudah berulang kali terjadi.

Zionis tidak takut lagi dengan kebesaran Islam, karena sadar bahwa raksasa itu tengah tertidur. Mereka tahu, Sistem Nation State yang diterapkan di negeri-negeri Muslim ampuh menjadi penghalang umat Islam membantu saudaranya. Zionis tahu, meskipun mereka telah melakukan tindakan biadab apapun, seperti menghadang rombongan Freedom Frotilla to Gaza (ke Palestina), para penguasa Muslim tidak akan berani mengirimkan tentaranya untuk menyerbu.

Zionis paham, PBB tidak mungkin berani macam-macam, karena mereka punya sahabat sejati, yakni Negeri Paman Sam (AS), yang siap memveto keputusan apapun dari PBB yang merugikan Negara Israel. Lagi pula PBB yang dulu mengesahkan berdirinya Negara Israel melalui resolusinya.

Penjara Besar

Ada hal yang perlu diketahui oleh umat Islam, bahwa saat ini ada penjara besar yang mengkerangkeng mereka, dan itu telah membatasi semua gerak yang seharusnya dapat diterabas:

1) Adanya sistem jahiliyah, salah satunya adalah sistem Nation State
2) Adanya penguasa yang lebih takut sama Amerika Serikat daripada takut kepada Allah.
3) Adanya PBB yang menjadi alat untuk menguasai negeri-negeri Islam.

Saat ini, tidak ada satupun negeri-negeri Islam yang mengirimkan tentaranya guna membantu saudara mereka di negeri lain dengan alasan tidak ada instruksi dari PBB.

Persoalan Palestina adalah persoalan saudara Muslim kita yang ada di belahan bumi ini. Di Iraq, Amerika dengan pongahnya menumpahkan darah ribuan kaum muslim, dengan alasan mencari senjata pemusnah masal yang tidak terbukti kebenarannya. Di Afghanistan sampai saat ini AS belum mau menarik pasukkanya, bahkan baru saja menambah sebanyak 30 000 pasukan bersenjata.Tapi aneh, dunia memberikan Nobel perdamaian kepada Obama, sang komando perang itu.

Berikutnya, Paman Sam saat ini berusaha mencoba menancapkan pengaruhnya di Yaman, Pakistan, Bangladesh, langsung maupun lewat tentara bayaran (Blackwater). Nasib serupa juga menimpa umat Islam di negeri minoritas Muslim, seperti Cina, Philippina dan negri lain yang mendapatkan perlakuan tidak semestinya. Di negeri kita tercinta ini, kisahnya sedikit berbeda: Saat ini kita dijajah secara nonfisik.

Harus Ada Usaha Berkesinambungan

Setiap Muslim harus berusaha merobohkan penjara besar itu, dengan berjuang mengganti sistem jahiliyah, semisal Nation State, dengan sistem Islam. Kepala negaranya adalah seorang Khalifah yang tidak takut lagi sama Amerika, tidak peduli lagi dengan instruksi maupun sanksi PBB. Sang Khalifah berkewajiban melindungi seluruh kaum Muslimin. Tugas dan fungsi Khalifah adalah pengatur atau pemelihara urusan umat, menjaga dan melindungi mereka.

“Dan seorang Imam (Kepala Negara) adalah laksana penggembala, dan ia bertanggungjawab terhadap urusan rakyatnya” (HR. Bukhari).

"Sesungguhnya Imam itu adalah laksana perisai, benteng bagi orang-orang akan berperang di belakangnya dan menjadikannya sebagai pelindung" (HR. Muslim).


Dalam sejarah kaum Muslimin, banyak contoh yang pernah dilakukan oleh seorang Khalifah. Satu contoh yang terkenal adalah seperti yang dilakukan oleh Khalifah Al-Mu’tashim Billah, tatkala seorang wanita di kota Ammuriah (letaknya antara Iraq dan wilayah Syam) berteriak minta tolong karena kehormatannya akan dinodai oleh seorang pembesar Romawi:

"Di mana engkau, wahai Mu’tashim?"

Tak lama setelah berita teriakan wanita itu sampai ke telinga Khalifah, ia segera memberikan bantuan dengan mengerahkan pasukan kaum Muslimin yang ujung barisannya berada di kota Ammuriah, sedangkan ekornya berada di kota Baghad Iraq.

Khalifah yang merupakan imam pemimpin Negara Khilafah juga melindungi seluruh warga yang Nonmuslim (kafir dzimmi). Setiap warga Negara yang memiliki kewarganegaraan Islam adalah rakyat Negara Khilafah, sehingga wajib memelihara mereka seluruhnya.

Saat ini bagi pengemban dakwah dan seluruh kaum Muslimin, memang wajib berusaha terus menerus dan berkesinambungan untuk mewujudkan sebuah pemerintahan bagi kaum Muslimin sedunia. Kita tidak ingin melihat ada kapal laut lainnya yang ditembaki oleh Zionis. Kita tidak ingin melihat kaum Muslimin dibunuhi di Palestinan, Irak, Afghanistas, Philippina, Thailad, Burma, Chehnya, Bosnia-Herzhegovina, dan di belahan bumi manapun. Kita tidak ingin lagi melihat kaum Muslimin menjadi korban kebiadaban dan kezdaliman di manapun mereka berada.

Penutup

Telah 2 (dua) tahun Zionis Israel Laknatullah itu memblokade Gaza. Namun negeri kaum Muslimin mana yang telah berteriak menghardik Zionis Israel, atau, yang mengirimkan tentaranya untuk melawannya.

Jawabannya: Tidak ada dan tidak akan pernah ada. Bagaimana dengan Indonesia? Entahlah. Apa mungkin kita dan negeri-negeri itu takut kepada tuannya yang memang sekutunya Zionis?

Munajat




Seandainya aku harus "pulang"
kuingin menyebut namaMU untuk terakhir kali,
karena selama ini aku telah lalai
dan terjerembab ke dalam dosa.

Di mana diriku, aku tidak tahu
bekal apa yang harus ku bawa pulang, aku juga tidak tahu
mencurangi waktu,
tidak pernah berpikir panjang,
tidak mau memakai akal jernih,
tidak beramal dengan ikhlas
suka meninggi-ninggikan diri
Itulah yang acap kulakukan

Ya Allah kami,
jika hamba harus pulang
berikanlah karuniaMU agar aku tidak tersesat ke jurang hitam dan dalam tanpa pijakan
berikan setetes hidayah agar hamba tidak lagi curang di dunia
biarkan ada waktuku membawa bekal walau sedikit
biarkan ada amal kebaikan bagiku sebagai bekal di alam berikutnya

Amin ya Robbal ‘alamin

Nenek Penjual Bunga Cempaka




Hari ini, kemarin dan hari-hari sebelumnya, kulihat orang tua itu menyapu halaman masjid, mengumpulkan helai demi helai daun-daun yang jatuh berserakan. Kata orang-orang, pekerjaan itu sudah dilakukannya sejak ia masih muda. Pekerjaan nenek itu adalah penjual bunga Cempaka.

Si Nenek itu harus berjalan jauh ke pasar kota untuk menjual bunga Cempaka. Itu kerja rutin hariannya. Selepas berjualan, beliau singgah ke masjid di kota untuk sholat zhuhur. Selepas berdoa dan wirid sekadarnya, nenek itu membersihkan dedaun yang berserakan di halaman masjid. Itu dilakukannya tiap hari berjualan bunga Cempaka. Terik matahari zhuhur tidak pernah dirasakannya. Setelah halaman masjid bersih dari dedaun, barulah beliau pulang ke desanya.

Bagi jama’ah dan pengurus masjid, mereka terus menyaksikan nenek itu melakukan pekerjaan tersebut. Terkadang ada rasa iba melihatnya. Namun, tidak ada yang mau mencegahnya. Mereka membiarkannya melakukan. Toh, pekerjaan baik, mengapa harus dilarang dan dicegah.

Namun, suatu hari pengurus masjid memutuskan untuk membersihkan dedaun yang berserakan di halaman masjid sebelum nenek itu datang. Mereka ingin membantu si nenek agar tidak perlu bersusah payah membersihkan halaman masjid.

Niat baik itu ternyata telah membuat nenek tersebut menangis. Ia bersedih. Bahkan beliau bermohon supaya diberi kesempatan membersihkan halaman masjid seperti biasa. Karena si nenek bermohon dengan menangis, akhirnya, pihak masjid membiarkan situasi berjalan seperti biasa: si nenek tetap dapat membersihkan halaman masjid.

"Saya ini perempuan bodoh, nak. Saya tahu amal saya yang kecil ini mungkin juga tidak benar dijalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari kiamat tanpa syafaat Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam. Tiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu shalawat kepada Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam. Saya berharap bila mati nanti, saya ingin Rasulullah menjemput saya. Jadi, biarlah semua dedaunan ini bersaksi bahwa saya telah membacakan shalawat untuk beliau".

Itulah jawaban nenek desa itu ketika ditanya.. Sebuah kebiasaan yang telah beliau lakukan sejak muda dulu, dan itu berlangsung sampai usia tua. Nenek tua bisa jadi tidak faham bahwa Allah SWT telah berfirman:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيما

"Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bershalawatsalamlah kepadanya" (QS Al-Ahzab 33: 56).

Juga nenek tua itu juga bisa jadi tidak tahu bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda:

"Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa mennjawab salam itu” (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih).

Kisah ini saya dengar dari Kiai Madura, D. Zawawi Imran, membuat bulu kuduk saya merinding. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja telah mengungkapkan cintanya kepada Rasul dalam bentuk yang tulus, tetapi ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal di hadapan Alloh SWT. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak selalu mengandalkan amalnya. Ia menggantungkan pada rahmat Alloh. Siapa lagi yang dapat merangkum rahmat semua alam selain Rasululloh Saw?

Sebuah bentuk kecintaan beliau kepada Rasulullah Saw. Sebuah harapan yang sederhana pula, disandarkan pada pekerjaan menyapu halaman masjid itu, mengumpulkan helai demia helai dedaunan yang berserakan. Kesederhanaan laku orang desa, yang tidak pandai berteori, tetapi lebih faham pada aksi nyata nan sederhana. Tidak muluk-muluk.

Mundurnya Wartawan Senior Gedung Putih

“Bangsa Yahudi harus keluar dari Palestina dan pulang ke kampung halaman mereka di Polandia, Jerman, Amerika Serikat, dan tempat-tempat lainnya”.



WASHINGTON – Wartawan senior Gedung Putih, Helen Thomas, 89, Senin (7/6) akhirnya menyatakan pensiun setelah muncul kecaman dari berbagai pihak atas komentarnya mengenai bangsa Yahudi.

Helen Thomas, adalah wartawan senior Gedung Putih yang dikenal sangat kritis dan vokal di antara para wartawan Gedung Putih. Ia mengecam keras Israel yang masih tetap menduduki Palestina.

“Bangsa Yahudi harus keluar dari Palestina dan pulang ke kampung halaman mereka di Polandia, Jerman,Amerika, dan tempat-tempat lainnya,” ujar Helen dalam sebuah rekaman video. Pernyataan Helen itu direkam oleh David Nesenoff, seorang rabi yang berkunjung ke Gedung Putih saat ada acara kebudayaan Yahudi, 27 Mei lalu.

“Saya kenali dia dan saya pikir pernyataannya itu menarik sekali. Lalu saya menjelaskan mengapa kami berada di sana dan saya mengajukan pertanyaan kepada orang orang mengenai Israel. Namun saya tidak percaya dengan apa yang keluar dari mulutnya. Saya terkejut dan juga tersinggung”, ujar Nesenoff, seperti dikutip New YorkTimes kemarin.

Sejak menjadi wartawan Gedung Putih pada masa Presiden John F Kennedy, Helen dikenal memang kritis dan cenderung suka mengeluarkan opininya. Kursinya di barisan depan ruang jumpa pers Gedung Putih. Kursinya khusus memiliki plakat dengan nama Helen Thomas yang tidak bisa duduki oleh orang lain.

Ndut Fuad Jadi Santri




Sore, sekitar jam 14.30, kami sekeluarga mengantarkan si Ndut Fuad, anakku, jadi santri di SMPIT Insantama. Sekolah itu masih berada di sekitar Bogor juga, kota domisili kami sekeluarga. Kami boyongan ke sekolah tersebut: aku, istriku (yang sembunyi-sembunyi menangisi “kepergian” anaknya itu. Baru kali ini ia melepaskan anaknya dan tidak bakalan dapat melihatnya beberapa waktu lamanya), ada adiknya Ndut (Fauzan), Tantenya, om Bambang (yang selamanya ini setia mengantarkan Ndut sekolah di SD Polisi 5), Pak De Agus (yang kita boleh numpang mobilnya. Kebetulan beliau mengantarkan anaknya jadi santriwati di sekolah yang sama, tetapi di Sekolah Menengah Atas), Bu De Sofie, Nisaa’ (Nama panjangnya Sobrina Fitriyah Chairunniss’. Ini yang jadi santriwati itu), dan dua adiknya (Nabila dan Farhan).

Kusebut namanya Ndut bukan bermaksud memberi nama “jelek” kapadanya. Ia tidak lebih sebutan sayang kami, aku dan istriku, kepadanya. Lagi pula tubuhnya memang ndut yang menggemaskan. Tapi kini, masya Allah, tubuhnya semakin menjulang tinggi, yang telah melewati tinggi tubuhku. Alhamdulillah, ia tumbuh dan besar dengan kasih sayang kami.

Mobil Pak De Agus luar biasanya penuhnya. Penuh orangnya. Penuh barang-barang bawaan kedua santriwan-santriwati itu. Bahkan dalam perjalanan ke sekolah Insantama, Pak De Agus harus menambahkan angin pada ban-ban mobilnya..

Di perjalanan yang singkat (sekitar 20 menit), mobil dipenuhi canda. Tetapi ibunya Ndut Fuad kulihat tidak dapat menyembunyikan perasaan galaunya, akan berpisah dengan anaknya. Dia sayang pada Ndut. Bahkan dalam sayangnya itu, sering dilimpahkan dalam bentuk perasaan gemas yang tak tertahankan: kulit putranya itu dicubit sayang,, direngkuhnya, lalu kemudian diciuminya.

Ini hari ahad, tanggal 18 Juli 2010. Mobil melaju tanpa hambatan. Padahal biasanya hari ahad begini, Bogor selalu dirundung persoalan macet jalanan. Hujan turun rintik-rintik membasahi, permukaan kaca depan mobil yang kemudian disapu oleh wiper mobil yang bergerak ke kiri dan kanan.

Aku duduk di depan, mendampingi Pak De Agus, sementara istriku duduk berdampingan dengan anaknya itu, seakan tidak ingin melepaskannya. Tangannya melingkar ke bahu Ndut Fuad. Sesekali diciuminya. Ia memang sayang anak-anaknya, yang kadarnya tak terkatakan. Itu yang terasakan olehku.

“Aku belum bisa sepenuhnya tega melepaskannya untuk jadi santri, berbulan-bulan tanpa dapat melihat anakku itu”, begitu yang terkatakan dari mulutnya ketika kuputuskan anakku itu kusekolahkan di sana. Keputusanku itu kulakukan agar anakku punya bekal ilmu agama Islam. Syukur-syukur ia dapat menjadi pemimpin masa depan, seperti tekad yang dicanangkan oleh pengurus Yayasan sekolah tersebut.

“Harus direlakan hatimu, agar anakmu itu legowo hatinya dalam menuntut ilmu”, itu yang kukatakan kepada istriku.

Hari-hari berikutnya, apalagi mendekati hari H Ndut Fuad masuk sekolah, acap kulihat air mata istriku mengalir begitu saja. Dia sesungguhnya rela anaknya itu menjadi santri. Namun rasa sedih seorang ibu mengalir begitu saja.

“Anakmu itu masih berada di sekitar kota Bogor. Bahkan setiap saat bisa dijenguk kalau kita kangen”, kataku menenangkan perasaannya.

Pak De Agus juga mengingatkan agar perasaan sedih jangan diteruskan. “Kalau kita rela, maka anak akan mudah menerima pelajaran”, begitu nasehatnya. Aku maklum, beliau memang punya pengalaman bersekolah di Pondok Pesantren Modern Gontor. “Saya dijenguk keluarga paling setengah tahun sekali”, begitu katanya. “Kalau sering-sering dijenguk, nanti anak itu jadi tidak betah di sana”, kata Pak De Agus menambahkan.

Kami tiba tepat waktu, jam 14.30 Wib, waktu yang disyaratkan oleh fihak sekolah. Suasana sangat ramai. Area parkiran sudah dipenuhi mobil yang mengantarkan santriwan-santriwati oleh keluarganya.

Ibunya masuk ke ruangan registrasi, mengambil form isian akad serah terima antara fihak sekolah dengan orang tua murid. Disertakan juga dengan form isian barang bawaan santri.

Tak berapa lama kemudian, muncul Pak De Jabbar dan Bu De Endah. Anaknya juga disekolahkan di tempat yang sama dengan Ndut Fuad. Hanya saja Ndut Fuad di SMPIT, maka Raihan (anaknya itu) berada di level SMAIT.

Waktu terus bergulir. Menjelang masuk waktu shalat Ashar, kami digiring memasuki aula SDIT untuk melaksanakan shalat. Usai shalat, baru dilaksanakan acara serah terima santri. Beberapa dari anak-anak santri itu diambil untuk mewakili upacara secara simbolis. Untuk santriwan, oleh ketua yayasan sekolah mereka dikalungkan sorban, sementara wakil dari santriwati diserahkan buku oleh ketua asrama santriwati, ibu Fathimah.

“Itu murid saya. Dulu saya yang mengajarinya bahasa Arab”, tiba-tiba saja Pak De Agus neyeletuk. Dulu, beliau pernah mengajari Bahasa Arab kepada beberapa mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Salah satu muridnya adalah ibu Fathimah itu.

Selesai acara serah terima santri, kami dipersilahkan ke asrama santri, mengantarkan anak-anaknya. Satu koper besar pakaian Ndut Fuad harus digotong, naik ke lantai dua gedung asrama. Dengan susah payah, koper itu tiba juga di sana, itupun Ndut Fuad ikut membantu menggotong.

Dua bulan sebelum didaftarkan di sekoiah itu, aku bersama istri meninjau sekoiah tersebut. Kebetulan dari keterangan kepala sekolah SDIT, mereka baru punya satu angkatan yang itu juga baru berjalan, yaitu SDIT, SMPIT, dan tahun ini baru ada SMAIT.

Itu memang sekolah baru, digagas sekitar 10 tahun yang lalu oleh teman-teman. Munculnya sekolah tersebut bermula dari keprihatinan kami atas ketidakjelasan maksud dan tujuan dunia pendidikan Indonesia. Beberapa teman-teman lalu berkumpul dan berniat membuat sekolah, minimal sekolah tersebut dapat menampung anak-anak kami. Syukur-syukur dapat berjalan baik. Kalaupun berhenti di tengah jalan, ya, kembalikan saja anak-anak itu ke sekolah terdekat.

Begitu idenya. Ternyata Alhamdulillah mampu bertahan dan berjalan sampai sekarang. Angkatan pertama SMAIT yang akan berlangsungpun, gedung dan asramanya masih dalam taraf penyelesaian, kata Ir. Ismail Yusanto. MSc, ketua yayasan (juga teman) yang lulusan UGM dari Fakultas Teknik jurusan Geodesi (ternyata mampu menangani dunia pendidikan).

Itu sebabnya ketika masuk ke dalam asramanya, kondisi masih belum dilengkapi. Ada tempat tidur tingkat dua, namun baru sebagian yang telah dirakit. Itupun belum satupun tempat tidur itu yang telah digelari kasur (busa). Jadi kasur busa itu sementara tergeletak di lantai, berjejer sekian banyak. Ini pula yang membuat istriku menitikkan air mata. Sedih hatinya membayangkan anaknya tidur dilantai dengan alas kasur busa itu.

“Nanti kita belikan kasur Palembang (kasur tipis yang biasanya dipakai untuk leyeh-leyeh di depan televisi)”, begitu kataku kepada istri agar hatinya tidak semakin gundah. “Nanti kita buatkan dua sarungnya sekaligus ke om Teguh. Om Teguh adalah penjahit kenalanku yang sangat baik hatinya. Terkadang sesekali kalau aku menjahitkan baju, ia tidak mau dibayar walau aku paksa untuk menerima uang jerih payahnya.

“Jangan”, katanya. “Aku ini mencari dulur di rantau orang. Saudara bagiku, bang, lebih penting daripada uang beberapa puluh ribu itu”, katanya. Ia telah menganggap aku dan istriku sebagai saudaranya. Sesekali, di antara kesibukannya, ia sempatkan datang ke rumah. Selalu ada saja buah tangan yang dibawanya. Bahkan, sebelum pulang, Ndut dan adiknya selalu mendapat “salam tempel”. Aku suka melarangnya, tetapi ia tetap bersikeras ingin memberi. “Aku jangan dilarang untuk yang satu ini. Mereka itu ponakanku”, begitu katanya. Sebuah persaudaraan yang indah dan mengharukan. Aku juga masih ingat bagaimana ia minta pendapat ketika akan membeli rumah dengan cara kredit. Alhamdulillah, rumah itu kini sudah ditempatinya.

Malam, jam 20.00 Wib. Kulihat istriku SMS-an dengan anaknya. “Ndut sudah makan malam. Dia makan pakai sayur sop dan ayam goring. Jam 21.00 waktu kami beranjak keperaduan, kulihat ia masih SMS-an.

“Sudah, ayo tidur”, kataku. Waktu beranjak ke 22.00 Wib

“Belum bisa tidur”, katanya. Dia tersenyum. Aku tahu ia masih menyimpan rasa sedih itu. Jam 01.00 Wib aku terbangun. Aku berusaha untuk memejamkan mata. Tetapi susah sangat untuk tertidur kembali.

Aku ke kamar mandi untuk buang air kecil, lalu berwudhuk. Di ruangan tamu aku gelarkan sajadah untuk sholat malam. Aku ingat ingat perkataan Ustadz Muhib, ketua asrama santriwan:

“Anak-anak ibu dan bapak sudah kami terima di sini untuk dididik. Namun kami juga ingin agar bapak dan ibu juga ikut mendoakan mereka”.

Dalam sujud-sujudku, aku berdoa agar Ndut Fuad mampu melewati hari-harinya dengan mudah, riang, dan gampang menangkap semua pelajaran yang ia terima.

“Ya Allah kami, jadikanlah anak itu sebagai permata kami, yang mampu menyejukkan hingga ke relung-relung terdalam pada rongga-rongga hati kami”.