Rabu, 21 Juli 2010

Mereka Memang Takut

Sudah mendarah daging diketahui bahwa Yahudi dan Dunia Barat terus memerangi Islam. Dalam berbagai kesempatan, mereka selalu berkata bahwa Islam bukanlah musuh. Namun, sembunyi-sembunyi mereka terus memprovokasi dengan berbagai propaganda untuk merusak citra Islam di mata dunia.

Beberapa tahun silam, di hadapan masa ormas Islam Indonesia, Presiden Iran Mahmud Ahmad Dinejad mengatakan bahwa sesungguhnya musuh yang nyata sudah nampak di mata kalian dan terang benderang memusuhi Islam. Mereka adalah Dunia Barat beserta kroni-kroninya (Zionis Yahudi). Namun umat Islam tidak gentar, karena dalam diri pemuda Islam adalah nuklir bagi Dunia Barat.

Ini bukan omong kosong. Seorang dedengkot Yahudi mengatakan bahwa satu hal yang kami takuti dalam Islam adalah ancamannya bagi masa depan kami. Itu yang membuat kami selalu merasa dalam ancaman dan ketakutan. Ia adalah “persatuan Islam di seluruh dunia, seperti yang kalian tunjukkan pada waktu shalat berjamaah.

"Dan apabila kamu bersama mereka (musuh-musuhmu) lalu kalian hendak mendirikan shalat, maka hendaklah segolongan dari kalian berdiri (shalat) bersamamu dan yang lainnya menyandang senjata" (QS. 4:102).

"Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh aku bermaksud hendak menyuruh orang-orang mengumpulkan kayu bakar, kemudian menyuruh seseorang menyerukan adzan, lalu menyuruh seseorang pula untuk menjadi imam bagi orang banyak. Maka saya akan mendatangi orang-orang yang tidak ikut berjama'ah, lantas aku bakar rumah-rumah mereka" (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA).


Dari Ibnu Abbas Ra berkata:

"Saya menginap di rumah bibiku Maimunah (isteri Rasulullah SAW). Nabi Saw bangun untuk shalat malam. Aku ikut bangun untuk shalat bersama beliau. Aku berdiri di sisi kirinya dan dipeganglah kepalaku dan digeser posisiku ke sebelah kanan beliau" (HR. Jama'ah, hadits shahih).

Itulah gambaran umat Islam: Berjama’ah, ada pemimpin dan yang dipimpin. Semua dalam barisan yang teratur rapi. Seorang imam harus membimbing dan meluruskan sikap dan perilaku jama’ahnya. Selain itu, umat Islam harus saling menjaga dan menghormati satu sama lain. Perbedaan dalam hal-hal yang tidak prinsip, tidak boleh menjadikan kelompok umat Islam yang satu membenci apalagi menghujat kelompok lainnya.

Yang berjanggut panjang maupun yang janggutnya dibonsai, yang pakai celana setengah kaki maupun tiga perempat kaki, yang pakai jilbab lebar maupun jilbab modis, yang berbusana putih-putih maupun yang berwarna, semauanya adalah saudara. Kita harus menjaga persatuan dan kesatuan umat. Inilah gambaram ketakutan yang benar-benar menjadi ancaman Dunia Barat dan kroni-kroninya.

Perbedaan sekecil apa pun, bila disikapi dengan jiwa kerdil, dada sempit, sikap egois, dan mau menang sendiri, pasti akan mendatangkan perpecahan dan malapetaka. Apalagi kalau perbedaannya besar, ia lebih banyak menimbulkan kerusakan dan kehancuran. Sebaliknya, perbedaan sebesar apa pun, kalau disikapi dengan jiwa besar, dada lapang, saling memahami dan menghormati, insya Allah tidak akan menimbulkan perpecahan. Pastikanlah kita selalu dapat bersatu untuk menggetarkan musuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar