Selasa, 04 Mei 2010

Masturbasi /Onani

Pengantar

Sebenarnya ada 2 (dua) orang yang “pesan” tulisan. Seorang teman di Kalimantan Selatan pesan tulisan tentang Tatto. Pesanan itu saya sanggupi, tetapi sampai sekarang belum juga terrealisasi. Padahal, bahan tulisan sudah ada. MInimal Paman Google bisa diandalkan. Tapi kayaknya belum mood aja, barangkali.

Kemudian seorang ibu muda, tinggal di Ad Doha (Qattar), sahabat Facebook yang juga adik kelasku semasa di Institut Pertanian Bogor, meminta kepada saya menuliskan sebuah topik tentang Masturbasi /Onani. Saya katakan, insya Allah akan saya usahakan. “Tunggulah sampai anak saya menyelesaikan ulangan /ujian di sekolahnya.

Setelah ujian sekolah selesai, saya mencoba mengumpulkan bahan tulisan. Walau dengan susah payah, akhirnya terkumpullah berbagai tulisan. Tugas merangkumkan dalam bentuk tulisan, ternyata tidak gampang. Alhamdulillah, selesai juga tugas itu. Inilah tulisan itu, dengan berbagai kelemahan di sana-sini. Mohon maklum.

Apa Itu Masturbasi?

Masturbasi, onani, atau rancap adalah perangsangan seksual yang sengaja dilakukan pada organ kelamin untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual.

Perangsangan ini dilakukan tanpa alat bantu atau menggunakan objek atau alat, atau kombinasinya: tangan, jari tangan, boneka, alas tempat tidur, atau benda-benda lain yang akrab ada di sekitar kita. Masturbasi merupakan suatu bentuk autoerotisisme yang paling umum, meskipun ia dapat dilakukan dengan bantuan pihak (orang) lain. Menurut Alfred Kinsey, masturbasi merupakan rangsangan yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh kepuasan erotik. Titik erotik pada perempuan adalah klitoris dan pada laki-laki adalah penis. Rangsangan ini bersifat taktil (rabaan atau sentuhan) dan pada umumnya terkait dengan masalah psikis pelaku.

Fase Usia Pelaku

Pelaku pada usia anak, mereka suka bermain-main dengan alat genitalnya dengan tujuan untuk mencapai kenikmatan. Pusat kenikmatan anak usia ini berada di sekitar alat genitalnya (biasa disebut dengan fase phallic).

Fase perkembangan anak diawali dari usia 1-1,5 tahun (fase oral). Pada fase ini anak senang memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya. Ada fase anal, yaitu fase anak yang mulai menahan keinginan BAB-nya dan biasa dijumpai pada anak yang berusia 1,5 hingga 3 tahun. Sedangkan fase phallic terjadi pada anak usia 3 tahun ke atas, dan biasanya akan berhenti sampai anak berumur 6 tahun.

Fase phallic alias fase masturbasi pada anak merupakan aktivitas yang wajar, kerap terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan. Selain itu, ada zona erogen (Erogenous zone) yang ada pada alat kelamin yang peka terhadap stimulasi sehingga memberikan kenikmatan bila distimulasi. Oleh karena itu, anak-anak di usia ini seringkali menstimulasi alat kelamin mereka sendiri untuk memperoleh kenikmatan (masturbasi).

Pada fase usia remaja dan dewasa, perilaku ini sesungguhnya merupakan lanjutan pada fase phallic yang belum mampu dihentikan. Kalau pada fase ini bisa jadi akan tetap berlangsung walau mereka sudah punya istri sekalipun. Dengan kata lain, bila tidak ada niat untuk menghentikan kebiasaan buruk ini, maka perbuatan itu akan dilakukan seumur hidupnya

Frekuensi dari perilaku ini bisa terjadi satu minggu sekali hingga beberapa kali dalam sehari. Secara umum terjadi ketika anak mau tidur, bosan, sedang menonton televisi, atau sedang dalam tekanan (stres). Perlu diketahui bahwa seorang anak di fase phallic yang melakukan masturbasi bukanlah didorong oleh pikiran kotor ataupun moralitas yang rendah. Mereka melakukan itu semata-mata sebagai reaksi alamiah untuk melakukan eksplorasi dan alat kelamin mereka menjadi peka.

Pengertian dari Segi Istilah dan Aksinya

Masturbasi memunculkan banyak mitos yang dampaknya dapat merusak dan memalukan. Citra ini bisa dilihat ke kata asalnya dari bahasa Latin, mastubare, yang merupakan gabungan dua kata Latin manus (tangan) dan stuprare (penyalahgunaan), sehingga berarti "penyalahgunaan dengan tangan".

Masturbasi dikenal juga dengan kata merancap. Namun kata ini sudah jarang dipergunakan. Ada juga kata kiasan untuk menyebutkan kegiatan ini, seperti "mengocok", "main sabun", dan sebagainya. Dalam percakapan sehari-hari bahasa Indonesia, kata coli cukup sering dipakai.

Gerakan menahan pipis memang bisa merangsang gairah karena gerakan tersebut adalah gerakan otot-otot vagina. Di saat ambang seksual tercapai, otot-otot vagina memang melakukan gerakan "menjepit". Dilihat dari istilah masturbasi itu sendiri, gerakan menahan pipis bukanlah tindakan merangsang vagina itu sendiri, sehingga itu bukan masturbasi. Tetapi ia merupakan awal dari aktifitas masturbasi.

Perlu diketahui juga bahwa gerakan menahan pipis ini biasa disebut juga sebagai senam vagina yang juga berguna untuk meningkatkan gairah seksual. Karena itu, tidaklah menjadi masalah jika anda melakukannya. Selain itu, aktifitas ini tidak menghilangkan keperawanan, kecuali benar-benar melakukan hubungan seksual atau masturbasi dengan memasukkan sesuatu ke vagina.

Kontroversi Masturbasi (Ulasan yang Bebas Nilai

Hingga abad ke-20 masturbasi dianggap sebagai hal yang tidak baik. Anggapan memalukan dan berdosa yang terlanjur tertanam disebabkan karena porsi "penyalahgunaan" pada kata itu hingga kini masih tetap ada dalam terjemahan modern - meskipun para aparatur kesehatan telah sepakat bahwa masturbasi tidak mengakibatkan kerusakan fisik maupun mental. Tidak juga ditemukan bukti bahwa anak kecil yang melakukan perangsangan diri sendiri bisa mengalami celaka.

Sumber kepuasan seksual yang penting ini oleh beberapa kalangan masih ditanggapi dengan rasa bersalah dan kecemasan karena ketidaktahuan mereka bahwa masturbasi adalah kegiatan yang aman. Selain itu, pengajaran agama berabad-abad menganggapnya sebagai kegiatan yang berdosa. Terlebih lagi, banyak di antara kita telah menerima pesan-pesan negatif dari para orang tua kita, atau pernah dihukum ketika tertangkap basah melakukan masturbasi saat kanak-kanak.

Pengaruh kumulatif dari kejadian-kejadian ini seringkali berwujud kebingungan dan rasa berdosa, yang juga seringkali sukar dipilah. Saat di mana masturbasi menjadi begitu berbahaya adalah ketika ia sudah merasuk jiwa (kompulsif). Masturbasi kompulsif - sebagaimana perilaku kejiwaan yang lain - adalah pertanda adanya masalah kejiwaan dan perlu mendapatkan penanganan dari dokter jiwa.

Memang betul bahwa masturbasi tidak akan menyebabkan munculnya birahi tanpa kendali, tidak akan menyebabkan anda buta atau tuli, menyebabkan anda flu, gila, tumbuh rambut pada tangan anda, gagap, atau membunuh anda.

Masturbasi adalah ungkapan seksualitas yang alami dan tidak berbahaya bagi pria dan wanita, dan cara yang sangat baik untuk mengalami kenikmatan seksual. Bahkan, beberapa pakar berpendapat bahwa masturbasi bisa meningkatkan kesehatan seksual karena meningkatkan pemahaman seseorang akan bagian-bagian tubuhnya dan dengan cara bagaimana memuaskannya, membangun rasa percaya diri dan sikap dapat memahami diri sendiri.

Pengetahuan ini selanjutnya bisa dibawa untuk memperoleh hubungan seksual yang memuaskan di masa depan, baik dengan cara masturbasi bersama-sama pasangan, atau karena bisa memberitahukan pasangannya apa-apa saja yang bisa memuaskan diri mereka. Ini adalah usul yang bagus bagi setiap pasangan untuk membicarakan perilaku masturbasi mereka dan juga untuk menenangkan pasangan jika sewaktu-waktu salah satu di antara mereka lebih memilih untuk melakukan masturbasi daripada senggama.

Dalam beberapa kejadian, masturbasi bersama-sama mungkin bisa diterima. Dilakukan sendirian ataupun dengan kehadiran pasangan, kegiatan ini bisa sangat menyenangkan dan menambah keintiman, jika ini tidak dianggap sebagai sebuah bentuk penolakan. Seperti kegiatan yang lainnya, jika ini tidak dikomunikasikan dengan baik, masturbasi bisa diterjemahkan sebagai tanda amarah, keterasingan, ataupun ketidakbahagiaan terhadap hubungan yang sedang berlangsung.

Aktivitas seks berupa marsturbasi yang dilakukan dengan pasangan dinamakan masturbasi mutual di mana masing-masing saling merangsang dan saling bermasturbasi atau dengan saling melihat bermasturbasi.

Dengan mengatasi stereotip negatif masyarakat dan perasaan pribadi masing-masing individu tentang masturbasi, maka para pria dan wanita bisa dengan bebas mengeksplorasi dan menikmati seksualitas mereka secara pribadi, dengan cara yang memuaskan.

Satu peringatan: untuk tetap memperoleh seks yang aman, masturbasi dengan pasangan bisa merupakan suatu alternatif yang menyenangkan bagi senggama, sepanjang kontak dengan kelenjar Cowper atau lubrikasi vaginal pasangan dihindari, khususnya jika mempunyai goresan atau luka terbuka.

Dampak dari Masturbasi

A. Segi Medik


Sudah pasti jika aksi memuaskan diri sendiri atau masturbasi akan menjadi rahasia yang disimpan pelakunya dengan apik. Karena itu, sudah sepatutnya Anda pun tahu sisi negatif akibat frekuensi masturbasi yang terlalu sering.

Ditilik dari sisi biologis, masturbasi kronik berdampak pada otak dan zat kimia tubuh karena masturbasi memacu produksi hormon seks dan neurotransmitter.

Produksi berlebihan hormon seks memberi dampak berbeda pada setiap orang, tapi secara umum gejalanya berupa kelelahan, nyeri pinggul, perubahan penglihatan, nyeri tulang belakang, nyeri testis, dan kerontokan rambut.

Dilansir dari penelitian teranyar yang menyatakan bahwa peningkatan produksi testosteron dikaitkan dengan produksi Dihydrotestosterone (DHT) yang identik dengan pola kerontokan rambut pria. Namun, hasil kajian tersebut masih menjadi perdebatan.

Tapi setidaknya, jika Anda merasakan gejala tersebut, cobalah hentikan kebiasaan masturbasi selama beberapa bulan. Lihat apakah cara ini membantu meringankan gejala yang muncul akibat masturbasi berlebihan. Kalau gejala itu masih terasa, maka konsultasikan ke dokter dan cari bantuan medis.

Lebih jauh, masturbasi kompulsif juga bisa berdampak negatif pada pelakunya. Masturbasi kompulsif terjadi saat pelaku sudah menyinggung kebiasaannya pada masalah kejiwaan. Pelaku masturbasi kompulsif memiliki kesulitan untuk keluar dari kebiasaan masturbasi.

Sebenarnya tidak ada jumlah atau angka pasti seseorang dikatakan masturbasi berlebihan. Gambarannya, seorang pria yang masturbasi enam kali sehari dan merasa diri lebih baik dan produktif, sedangkan pria lainnya justru merasakan dampak yang berbeda.

Bagi mereka, masturbasi kompulsif bahkan bisa berdampak buruk pada pekerjaan, hubungan, harga diri, keuangan, dan dukungan sosialnya. Pelakunya juga bisa terseret masalah hukum jika ia tidak mampu menemukan keseimbangan antara bertanggung jawab terhadap hidupnya dan memuaskan kesenangan atau hasratnya.

B. Segi Psikosomatik (Kejiwaa)

Masturbasi mengundang dampak psikologis berupa rasa malu dan berdosa. Budaya, agama, ataupun moralitas adalah batasan seseorang saat menyinggung urusan seks. Masih terdapat perdebatan antara kepuasan yang dihasilkan versus apa dampak yang dirasakan pada rasa percaya diri, harga diri, dan cinta diri.

Kendati wajar terjadi, fase masturbasi pada anak ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Sebab, jika sudah menjadi kebiasaan, maka akivitas tersebut akan berdampak buruk pada mental anak. Dampak psikosomatis juga bisa terjadi, di mana gejala-gejala fisik muncul karena faktor-faktor psikis (malu, berdosa, cemas, dan sebagainya) yang bermanifestasi menjadi rasa sakit kepala, nyeri tulang belakang, nyeri kronik, dan sebagainya.

Onani (Masturbasi) di Kalangan Anak dan Remaja

Pernahkah Anda terbayang menangkap basah anak, adik, atau saudara kecil Anda sedang bermasturbasi? Apa reaksi Anda? Bagaimana Anda harus bersikap? Simaklah penjelasan berikut ini.

Saudara kecil saya sering melakukan masturbasi dengan cara menggosok-gosokkan alat kelaminnya ke pegangan kursi. Ia melakukan hal itu jika dirasa tidak ada orang lain yang memperhatikannya. Sebelum tidur, ia seringkali memainkan alat kelaminnya. Orang tuanya belum melakukan tindakan apa-apa karena belum tahu bagaimana cara yang bijaksana untuk menganggapinya.

Masturbasi sering dianggap hal yang tabu dan memalukan sehingga orang yang melakukannya sering dikenakan peraturan tidak tertulis yang normatif. Masalah seksual yang tabu dibicarakan secara terbuka kepada anak membuat tanggapan orang tua seringkali tidak tepat, misalnya dengan mengabaikan, memarahi, mencaci maki, atau memberi kekerasan fisik seperti dipukul. Orang tua seringkali merasa bingung apakah ini wajar dalam fase perkembangannya atau sudah memasuki gangguan seksual.

1. Aksi yang Harus Dilakukan

Anda tidak perlu panik seperti berteriak, memarahi, atau memukul, ketika menemukan anak Anda masturbasi. Cara mengendalikan masturbasi lainnya adalah dengan cara mengalihkan perhatiannya. Libatkan ia dalam aktivitas yang harus menggunakan tangan misalnya bermain play dough, membuat karya dari lego, dan lainnya. Orang tua juga bisa membacakan buku sebelum tidur agar perilaku masturbasi anak menjadi teralih. Selain itu jika hal ini terjadi di sekolah, orang tua harus mengkomunikasikan kepada guru di sekolah untuk melibatkan anak secara aktif dalam proses belajar ketika perilaku tersebut muncul.

Tingkatkan kontak fisik dengan anak. Beberapa anak akan mengurangi perilaku masturbasinya ketika mereka mendapatkan pelukan yang penuh afeksi dari orang tua sepanjang hari. Yakinkanlah bahwa anak Anda menerima setidaknya satu jam per hari waktu yang berkualitas bersama Anda.

Walau masturbasi itu bisa jadi lumrah terjadi, namun jangan sampai kita melihat dia melakukan di tempat umum ketika mereka sudah masuk umur lima atau enam tahun. Ia bukan indikasi bahwa anak memiliki gangguan seksual. Selain itu, orang tua jangan bertindak berlebihan dan membuat mastrubasi adalah hal yang kotor dan menekan kejiwaan anak, yang itu mempengaruhi kondisi emosional anak seperti perasaan bersalah dan sexual hang-ups.

2 Aksi Menghentikannya pada Segala Usia

1. Jangan mengingat lagi film porno /bacaan yang membangkitkan hasrat seksual kita, karena akan membawa kita menuju fantasi seksual yang menyebabkan kita masturbasi.

2. Jangan menyentuh lagi alat2 /benda-benda yang sering kita gunakan untuk masturbasi (misal selang air /bantal /guling) karena itu akan membawa kita pada perbuatan itu lagi.

3. Ceritakan pada sahabat kita tentang masalah ini, karena dengan begitu kita lebih dikuatkan untuk tidak masturbasi lagi.

4. Biasakan untuk tidak mengunci kamar saat kita di dalamnya, karena akan memancing kita untuk kembali masturbasi.

5. Perbanyak shalat tahajud di malam hari, karena akan menjauhkan kita dari godaan fantasi seks yang berlebihan.

6. jangan pernah mengingat kenikmatan yang pernah kita rasakan, karena tubuh kita akan segera merasa ketagihan untuk melakukannya kembali.

Seksual pada hakekatnya terlahir bersamaan dengan adanya manusia. Berbagai teori tentang kebutuhan dasar, seksualitas merupakan salah satu dari kebutuhan dasar manusia. Seksualitas di sini tidak semata-mata dalam arti yang sempit hanya hubungan suami istri tetapi adalah hubungan dua orang atau yang lebih yang saling menyayangi dan mengasihi.

Ada remaja yang melakukan onani /masturbasi tetapi dia tidak tahu bahwa yang dilakukannya itu adalah onani. Atau ada juga remaja yang belum pernah melakukan onani dan ketika dia mengetahui informasi tentang hal itu, dia mencoba melakukan onani.

Dari sisi kesehatan onani /masturbasi tidak menimbulkan dampak yang membahayakan kesehatan sepanjang dilakukan dengan tidak merusak bagian tubuh. Kalau sudah merusak bagian tubuh atau alat kelamin dapat menimbulkan infeksi. Ada beberapa anggapan bahwa onani / masturbasi dapat menyebabkan kebutaan, dengkul kopong, kerusakan syaraf atau kemandulan adalah tidak benar.

Tidak ada larangan khusus untuk seseorang, bahkan untuk remaja, untuk melakukan masturbasi, karena mereka melakukannya pada diri sendiri dan untuk memuaskan diri sendiri. Tapi coba pikirkan baik-baik, di usia remaja seperti ini, apakah benar-benar tidak ada kegiatan menyenangkan lain yang lebih bermanfaat dari pada berpikir yang macam-macam dan masturbasi? Cobalah anda alihkan energi anda ke arah yang lebih baik. Coba berkomunikasi kepada orang tua. Keterbukaan dalam keluarga itu punya jalan keluar yang baik.

Pandangan dari sisi psikologis onani /masturbasi banyak menimbulkan masalah, antara lain ketagihan sehingga aktivitas ini menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan, lalu dapat timbul rasa bersalah, rasa tertekan karena melakukan aktivitas seksual padahal belum menikah.

Masalah lain yang dapat timbul adalah karena terlalu dipikirkan dan perasaan ke arah seks (lihat sedikit gadis cantik terangsang dan ingin onani /masturbasi) dapat mengakibatkan konsentrasi menurun yang dapat mengganggu aktivitas belajar maupun bekerja, produktivitas akan menurun. Juga karena onani menghabiskan energi yang cukup banyak sehingga biasanya orang mudah merasa lelah dan berdampak pada produktivitasnya.

A. Bahayanya Dalam Merusak Mental

Masturbasi memang tidak ada efek samping bagi kesehatan (penyakit dalam atau penyakit luar). Masturbasi memang tidak membuat kita berpenyakitan. Tetapi ada bahaya yang lebih berbahaya berupa penyakit mental. Berikut beberapa dampak buruk masturbasi:

1. Memandang Orang Lain Sebagai Obyek Seks

Orang yang terbiasa melakukan masturbasi, mereka biasanya memandang orang lain hanya sebagai objek seks, penyalur hasrat seksual mereka.

Ada kalimat: Memandang orang lain sebagai potongan-potongan daging belaka, sebagai objek untuk dieksploitasi demi nafsu kesenangan sendiri.

2. Kadar Pornografi Akan Terus Bertambah

Tidak ada kata puas bagi mereka yang terbiasa melakukan masturbasi. Mungkin dulu, cukup dengan membaca cerita seks saja, mereka bisa terangsang, tetapi semakin mereka terus terjerumus, itu tidak akan cukup! Maka, akan terus bertambah ulangan yang akan dilakukan.

3. Tidak Mampu Mengendalikan Diri

Nah, yang ini adalah yang paling penting! Seorang remaja atau pun orang dewasa yang memiliki masalah masturbasi jelas tidak mampu mengendalikan diri.

Seperti di awal tadi, sungguh sangat wajar apabila seseorang apalagi seorang remaja terangsang secara seksual bahkan tanpa sebab, akan tetapi yang tidak wajar adalah jika dia tidak mampu mengendalikannya.

B. Cara Mengatasinya

Beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk ‘mengalihkan perhatian’, melarikan diri dari situasi merangsang dan melawan kebiasaan masturbasi.

1. Mengalihkan Perhatian

Ketika kamu berada dalam situasi yang membuatmu tergoda untuk bermasturbasi, segera alihkan perhatianmu. Ada banyak cara dan hal yang bisa kamu lakuin untuk mengalihkan perhatian dan fokus. Misalnya kamu bisa membaca buku-buku yang sedikit menguras kerja otak, menulis, melakukan aktivitas ntah apa pun itu. Yang pasti harus bisa mengalihkan perhatianmu dari ‘pikiran-pikiran aneh’ tersebut
.
Aktivitas masturbasi yang dilakukan anak dapat dihentikan dengan cara mengalihkan perhatiannya. Orang tua bisa menghentikan kegiatan tersebut dengan beberapa cara. Di antaranya dengan melakukan pendekatan secara halus dan mengalihkan perhatian si anak. Bentuk pengalihan perhatian tersebut adalah dengan cara memindahkan tangan si anak dari aktivitasnya itu, lalu memberikan mainan yang menarik minatnya. Bila diperlukan, ajak dan temani anak bermain, hingga ia lupa dengan aktivitasnya tadi.

Apabila penanganannya tepat, biasanya pada umur 6-7 tahun kebiasaan memegang-megang alat kelamin atau masturbasi pada anak ini akan hilang dengan sendirinya.

2. Lari dari Situasi yang Merangsang

Langkah selanjutnya ternyata tidak cukup dengan ‘mengalihkan perhatian’. Bila terangsang untuk bermasturbasi kalau lagi berada di kamar, maka segera keluar kamar lalu lakukan aktifitas apa saja yang tujuannya mengalihkan fikiran tersebut. Bila tanpa sengaja melihat adegan panas atau gambar erotis, segera matikan atau ditutup. Intinya kalau ada dalam ’situasi-situasi panas’, jangan berlama-lama di sana. Bahkan jangan biarkan untuk berfikir dua kali buat ‘lari’ dari situasi tersebut.

3. Lawan Kebiasaan Masturbasi

Ada 3 tips utama buat kamu remaja putri, remaja putra atau pun orang dewasa yang punya masalah masturbasi.

Cegahlah! Jangan biarkan dirimu masuk ke dalam situasi yang merangsang. Jangan menyimpan apa pun yang berbau pornografi!

Terus sibukkan diri! Dengan punya banyak kegiatan, pasti banyak hal yang dapat dilakukan. Fokuskan fikiran pada aktifitas positif.

Bicara dengan orang lain! Memang rada gila untuk mau cerita sama orang lain. Tapi cara ini bener-bener ampuh. Kalau ada orang yang kamu percaya dan matang cara berfikirnya dan tahu masalahmu, kamu bakal beruntung. Apalagi dia bisa memotivasi kamu untuk tetap tidak menyerah.

4. Pantang Mundur

Yang terakhir dan yang ngga kalah penting adalah: pantang mundur. Sekali gagal boleh, dua kali oke, dan seterusnya. Tapi hal terpenting: jangan menyerah.

Ada ilustrasi bagus tentang masturbasi: Seandainya kita sedang menaiki tangga dan lalu tergelincir satu dua anak tangga, apakah kita akan bernalar untuk kembali ke dasar dan mulai dari awal?

C. Tip Melawan Fikiran “Ngeres (Seks)”

Bagaimana caranya agar “pengendalian diri” ini bisa bekerja dengan baik? Apakah dengan terus dekat dengan apa yang ‘merangsang’ tetapi kita punya pengendalian diri? Kita tetap bisa (harus yakin) - terutama buat remaja.

Beberapa faktor nangkring-nya fantasi seks di otak kita dalam bentuk tidak sengaja dan sengaja. Secara tidak sengaja adalah dengan melihat gambar-gambar mesum itu atau juga yang secara alami terjadi tiba-tiba nongol begitu saja ‘adegan seks’. Sedangkan yang kedua adalah secara disengaja, ini dia! Emang otaknya mesum!

Masalah pertama adalah gambar, cerita-cerita seks atau bacaan amoral, atau bahkan video yang ‘begituan’. Sekali dan sekilas saja melihat gambar, video atau cerita seks, ia bakal ‘terekam dan tidak pernah mati’ di pikiran.

Rangsangan alami yang senantiasa muncul bakal makin ‘berbahaya’. Ketika rangsangan ada tentunya tidak ada bahan bakarnya. Ini rangsangan sesa[a]t saja dan bisa kita atasi dengan cepat!

Memang tidaklah ada yang tak pernah melihat ‘yang mesum-mesum’ itu, baik secara tidak sengaja maupun sengaja. Itu balik lagi ke “pengendalian diri” yang disebutkan di atas. Apakah kita membiarkan diri kita terbawa arus negatif tersebut? Ketika kita tidak sengaja melihatnya, apakah kita malah semakin penasaran?

Kalau saya boleh bilang: Segera tutup gambar, bacaan, cerita ataupun dalam bentuk lainnya jika tiba-tiba muncul! Tips dan kuncinya adalah “lari” dan “lawan”!

Pandangan Islam Tentang Masturbasi (Onani)

Ada perbedaan pendapat dalam hal ini. Pertama haram, dan kedua boleh-boleh saja. Ulama yang berpendapat demikian, mendasarkan keharamannya pada Al-Qur'an surah Al-Mu'minuun:5-7, yang artinya:

"Dan orang orang yang mememelihara kemaluannya kecuali terhadap istrinya atau hamba sahaya, Mereka yang demikian itu tak tercela. Tetapi barangsiapa mau selain yang demikian itu, maka mereka itu orang-orang yang melewati batas".

Keharaman ini juga didasarkan pada alasan bahwa orang yang onani itu ibaratnya melepaskan syahwatnya bukan pada tempatnya. Seperti itu jelas tidak diperbolehkan.

Sedang ulama yang memperbolehkan onani atau masturbasi ini beralasan bahwa mani adalah sesuatu yang lebih. Karenanya boleh dikeluarkan. Bahkan hal itu diibaratkan dengan memotong daging lebih. Pendapat demikian ini didukung Imam Hambali dan Ibnu Hazm. Sedang ulama Hanafiah memberikan batas kebolehan dalam keadaan:

1. Karena takut melakukan perzinaan;
2. Karena tidak mampu kawin (tapi syahwat berlebihan).

Rasulullah Saw juga telah mengajarkan bagaimana menghindari luapan birahi, bagi para pemuda yang belum mampu menikah; hendaknya sering-sering melakukan puasa, karena puasa itu hikmah, dan puasa bisa membendung syahwat atau nafsu birahi. Sabda Rasul:

"Hai para pemuda, siapa saja di antara kalian sudah ada kemampuan (fisik dan modal berumah tangga), maka kawinlah karena perkawinan itu bisa menjinakkan pandangan dan kemaluan. Tetapi siapa saja yang belum mampu, maka hendaknya ia berpuasa, sebab puasa itu bisa membendung syahwat. (HR. Bukhari).

A. Kebiasaan Buruk yang Tersembunyi

Onani /Masturbasi hukumnya haram dikarenakan merupakan istimta’ (meraih kesenangan /kenikmatan) dengan cara yang tidak dihalalkan. Allah tidak membolehkan istimta’ dan penyaluran kenikmatan seksual kecuali pada istri atau budak wanita.

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ ﴿٥﴾ إِلاَّ عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ ﴿٦﴾ [المؤمنون: ٥ - ٦]

"Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela" [QS Al Mu’minuun: 5 - 6]

Perilaku istimta’ apapun yang dilakukan bukan pada istri atau budak perempuan, maka tergolong bentuk kezaliman yang haram. Nabi Saw telah memberi petunjuk kepada para pemuda agar menikah untuk menghilangkan keliaran dan pengaruh negatif syahwat.

“Wahai para pemuda, siapa saja di antara kalian telah mampu menikah, maka hendaklah dia menikah karena nikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Sedang barangsiapa yang belum mampu maka hendaknya dia berpuasa karena puasa itu akan menjadi tameng baginya”. [Hadits Riwayat Bukhari 4/106 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas’ud]

Rasulullah Saw memberi petunjuk cara mematahkan (godaan) syahwat dan menjauhkan diri dari bahayanya dengan dua cara : berpuasa untuk yang tidak mampu menikah, dan menikah untuk yang mampu. Petunjuk ini menunjukkan bahwa tidak ada cara ketiga yang dipergunakan untuk menghilangkan (godaan) syahwat. Dengan demikian, onani /masturbasi haram hukumnya sehingga tidak boleh dilakukan dalam kondisi apapun menurut jumhur ulama.

Wajib untuk bertaubat kepada Allah SWT dan tidak mengulangi perbuatan itu, menjauhi hal-hal yang dapat mengobarkan syahwat (menonton televisi dan video serta melihat acara yang membangkitkan syahwat). Wajib menjauhi acara yang membangkitkan syahwat karena semua itu termasuk dapat mendatangkan keburukan.

Seorang Muslim seyogyanya menutup pintu-pintu keburukan untuk dirinya dan membuka pintu-pintu kebaikan. Segala sesuatu yang mendatangkan keburukan dan fitnah, hendaknya dijauhi. Di antara sarana fitnah adalah film dan drama seri yang menampilkan perempuan-perempuan penggoda dan adegan-adegan yang membakar syahwat. Jauhilah semua itu dan putuskan jalannya.

Melakukan kebiasaan tersembunyi (onani), yaitu mengeluarkan mani dengan tangan atau lainnya hukumnya adalah haram berdasarkan dalil Al-Qur’an dan Sunnah serta penelitian yang benar. Penelitian yang benar pun telah membuktikan banyak bahaya yang timbul akibat kebiasaan tersembunyi itu, sebagaimana telah dijelaskan oleh para dokter. Ada bahayanya yang kembali kepada tubuh dan kepada system reproduksi, kepada fikiran dan juga kepada sikap. Bahkan dapat menghambat pernikahan yang sesungguhnya. Sebab apabila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan biologisnya dengan cara seperti itu, maka boleh jadi ia tidak lagi menghiraukan pernikahannya.

B. Kebiasan Jelek (Buruk)

Ini yang disebut oleh sebagian orang “kebiasaan tersembunyi” dan disebut pula “jildu ‘umairah” dan ‘‘istimna” (onani). Jumhur ulama mengharamkannya, dan inilah yang benar, sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika menyebutkan orang-orang Mu’min dan sifat-sifatnya.

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ ﴿٥﴾ إِلاَّ عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ ﴿٦﴾ فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ ﴿٧﴾ [المؤمنون: ٥ - ٧]

"Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Siapa saja yang mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas" [QS Al Mu'minuun: 5-7]

Al-‘Adiy artinya orang yang zhalim yang melanggar aturan-aturan Allah. Siapa saja yang tidak bersetubuh dengan istrinya dan melakukan onani, maka berarti ia telah melampaui batas ; dan tidak syak lagi bahwa onani itu melanggar batasan Allah.

Para ulama berkesimpulan bahwa kebiasaan tersembunyi (onani) itu haram hukumnya. Kebiasaan rahasia itu adalah mengeluarkan sperma dengan tangan di saat syahwat bergejolak. Perbuatan ini tidak boleh ia lakukan, karena mengandung banyak bahaya sebagaimana dijelaskan oleh para dokter kesehatan. Bahkan ada sebagian ulama yang menulis kitab tentang masalah ini, di dalamnya dikumpulkan bahaya-bahaya kebiasan buruk tersebut. Jauhi kebiasaan buruk itu, karena banyak mengandung bahaya yang sudah tidak diragukan lagi, dan juga betentangan dengan makna yang gamblang dari ayat Al-Qur’an dan menyalahi apa yang dihalalkan oleh Allah bagi hamba-hambaNya.

Tinggalkan dan siapa saja yang dorongan syahwatnya dahsyat dan merasa khawatir terhadap dirinya (perbuatan yang tercela), hendaknya segera menikah. Jika belum mampu hendaknya ia berpuasa, sebagaimana arahan Rasulullah Saw:

“Wahai sekalian para pemuda, siapa saja di antara kamu yang mempunyai kemampuan hendaklah segera menikah, karena nikah itu lebih menundukkan mata dan lebih menjaga kehormatan diri. Dan siapa saja yang belum mampu hendakanya berpuasa, karena puasa itu dapat membentenginya” [Muttafaq ‘Alaih]

Beliau tidak mengatakan : “Siapa saja yang belum mampu, maka lakukanlah onani, atau hendaklah ia mengeluarkan spermanya”. Justru beliau mengatakan : “Dan siapa saja yang belum mampu hendaknya berpuasa, karena puasa itu dapat membentenginya”

Rasulullah Saw menyebutkan dua hal. Pertama, segera menikah bagi yang mampu. Kedua, meredam nafsu syahwat dengan melakukan puasa bagi orang yang belum mampu menikah. Puasa itu dapat melemahkan godaan dan bisikan syetan.

Penutup

Beretikalah dengan etika agama dan bersungguh-sungguh di dalam berupaya memelihara kehormatan diri anda dengan nikah syar’i sekalipun harus dengan berhutang atau meminjam dana. Insya Allah, Dia akan memberimu kecukupan untuk melunasinya. Menikah itu merupakan amal shalih dan orang yang menikah pasti mendapat pertolongan.

"Ada tiga orang yang pasti (berhak) mendapat pertolongan Allah Azza wa Jalla:

1. Al-Mukatab (budak yang berupaya merdeka) yang hendak menunaikan tebusan dirinya.
2. Lelaki yang menikah karena ingin menjaga kesucian dan kehormatan dirinya, dan
3. Mujahid (pejuang) di jalan Allah”.

[Diriwayatkan oleh At-Turmudzi, Nasa’i dan Ibnu Majah].

1 komentar:

  1. Terima kasih atas informasinya. Kini saya tahu harus bagaimana... Semoga saya bisa mengatasi 'yang aneh-aneh' itu. Sekali lagi, terima kasih...

    BalasHapus