Selasa, 04 Mei 2010

Maju Terus, Bung!

Pengantar

Thaoriq bin Ziyad adalah motivator cerdas. Begitu pasukannya mendarat di Eropa, langkah pertamanya adalah membakar semua kapal. Dengan demikian tentaranya tahu bahwa tidak ada jalan kembali kecuali bertahan atau berhasil.

Begitu pula dengan Khalid bin Walid. Dalam suatu pertempuran, banyak tentara yang lari dari medan laga. Beliau lantas memerintahkan wanita berbaris di barisan belakang dengan tugas menghadang pria yang mundur dari medan pertempuran.

Pada Perang Dunia I, pasukan Rusia melawan Nazi Jerman yang sangat kuat. Rusia menggunakan sistem pertahanan berlapis. Lapis pertama bertugas menghalau tentara Jerman. Lapis kedua menembaki lapis pertama kalau mundur sebelum diperintahkan. Jika lapis pertama kalah dan diperintahkan mundur, mereka lantas mundur dan bergabung dengan lapis kedua. Di belakangnya ada lapis ke tiga yang siap menembaki lapis pertama dan kedua kalau mundur sebelum diperintahkan. Sistem ini membuat tentara Rusia di front depan tidak punya pilihan kecuali melawan Jerman. Kejam memang, tapi Rusia adalah negeri yang gagal dikuasai Nazi Jerman di Perang Dunia II.

Di Libya ada Umar Mochtar yang melawan penjajahan Itali . Ia membuat Itali sampai lima kali ganti jendral karena tidak pernah menang. Salah satu keberanian pasukan Umar Moctar ditunjukkan dengan mengikat lutut mereka dengan simpul mati ketika sudah dalam posisi stand by di padang pasir, sehingga mereka tidak bisa lari sekalipun sudah terjepit.

Ingin Menang

Kegagalan bisa terjadi dalam usaha, dalam prestasi di sekolah, dalam keluarga. Kegagalan terjadi karena kita acap menyiapkan kemungkinan untuk mundur, tidak serius dan tidak fokus pada apa yang kita lakukan. Dalam kondisi ini, strategi no way back, banyak berhasil karena memang tidak memberikan pilihan pada kita untuk mundur.

Dalam hidup sebenarnya banyak sekali tuntutan no way back. Namun kita tidak menyadarinya. Memutuskan punya anak, itu no way back. Tidak mungkin mengembalikannya ke rahim karena, misalnya, tidak punya penghasilan cukup. Strategi perang tentara Rusia yang berlapis (satu sampai tiga lapis), atau wanita yang menjaga front pertempuran di belakang pasukan khalid bin walid, bisa jadi kita bekerja sungguh sungguh. Atau bayi (anak) kita menuntut kesejahteraan sebagaimana debt collector menagih hutang dengan kasar, bisa jadi kita bekerja lebih keras.

Sebagian besar manusia butuh dimotivasi, dipaksa untuk maju. Kita perlu memaksa diri untuk maju, membuat kita sukses, dengan cara memanupulasi diri.

Penutup: Menghukum Diri

Buatlah bentuk hukuman agar kita patuh pada tujuan sukses. Ini cara tanpa resiko, dengan tingkat manipulatifnya rendah. Hukuman bisa bentuk fisik dan membuat jera. Buatlah hukuman itu sederhana dan tidak menyiksa dan menyehatkan.
Kalau nilai ujian di bawah 8, hukumannya push up 100 kali. Kalau gagal bisnis ini, saya jogging setiap hari sejam selama seminggu. Atau ngomel pada anak tanpa alasan proporsional, hukumannya sit up 20 kali.

Bentuk dramatis No Way Back adalah dengan cara mengambil resiko. Misalnya, saya akan berhenti bekerja (pada pekerjaan yang sudah tetap) supaya bisnis ini sukses: tidak sukses tidak ada penghasilan lain. (Cara ini tidak di anjurkan bagi yang punya tanggungan keluarga; kalau anak muda masih ditanggung orang tua mungkin bisa, tapi jika Anda bukan tipe risk taker, strategi ini bisa jadi bumerang). Silahkan pikirkan yang cocok untuk Anda. Kita harus sering memanipulasi diri agar jangan mudah mundur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar