Selasa, 04 Mei 2010

April Mop

Tragedi Pembantaian Umat Islam Spanyol



Pengantar


Tiap tanggal 1 April, ada saja orang—terutama anak-anak muda— merayakannya. Ada aneka kejutan dan keisengan. April Fools Day, demikian orang Barat menyebutkan 1 April. Inilah sebutan popular ‘April Mop’.

Namun perayaan itu sesungguhnya berasal dari sejarah pembantaian tentara Salib terhadap kaum Muslimin Spanyol, yang didahului dengan upaya penipuan. Inilah sejarahnya yang dicuplik dari buku “Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Halloween: So What?” (Rizki Ridyasmara, Pustaka Alkautsar, 2005)

Spanyol di Bawah Naungan Islam


April Mop yang awalnya berupa kejutan, diakhiri dengan kegembiraan, sesungguhnya berawal dari satu tragedi besar yang memilukan. April Mop atau The April’s Fool Day berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 atau bertepatan dengan 892 H.

Sejak dibebaskan Islam abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol tumbuh menjadi negeri yang makmur. Pasukan Islam terus melakukan pembebasan menuju Perancis Selatan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours, dan sebagainya berhasil dikuasai. Walau sangat kuat, pasukan Islam masih memberikan toleransi kepada suku Goth dan Navaro di daerah sebelah Barat yang berupa pegunungan.

Islam menerangi Spanyol. Para penguasa Islam begitu baik dan rendah hati, banyak orang Spanyol dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan hanya beragama Islam, namun mereka sungguh-sungguh mempraktekkan kehidupan secara Islami. Mereka tidak hanya membaca Al-Qur'an tapi juga bertingkah laku berdasarkan Al-Qur'an. Mereka selalu berkata tidak untuk musik, bir, pergaulan bebas, dan segala hal yang dilarang Islam. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.

Upaya Gabungan Pasukan Salib

Kaum kafir di sekeliling Spanyol terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun berulang kali mereka gagal. Sejumlah mata-mata mempelajari kelemahan umat Islam Spanyol. Akhirnya ditemukan cara menaklukkan Islam Spanyol, yakni:

1. Lemahkan imannya lewat serangan pemikiran dan budaya.
2. Mengobarkan sikap hidup Hedonisme (kesenangan semata). Dikirimlah alkohol dan rokok gratis. Musik dan tari disebarkan di kalangan pemuda. Ajaran Alqur’aan dijauhkan dari mereka.
3. Ulama palsu dikirimkan ke tengah masyarakat untuk menebarkan fatwa dan ajaran yang menyesatkan.

Upaya ini membuahkan hasil. Akhirnya Spanyol jatuh dan bisa dikuasai pasukan Salib. Penyerangan oleh pasukan Salib benar-benar dilakukan dengan kejam tanpa mengenal peri kemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang idbantai, juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua, semuanya dihabisi dengan sadis.

Satu persatu daerah di Spanyol jatuh, Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk-penduduk Islam di Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentara-tentara kafir terus mengejar

Ketika jalan-jalan sudah sepi, menyisakan ribuan mayat yang bergelimpangan bermandikan darah, tentara Salib mengetahui bahwa banyak Muslim Granada yang masih bersembunyi di rumah-rumah. Dengan lantang tentara Salib itu meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar dari Spanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka.

“Kapal-kapal yang akan membawa kalian keluar dari Spanyol sudah kami persiapkan di pelabuhan. Kami menjamin keselamatan kalian jika ingin keluar dari Spanyol, setelah ini maka kami tidak lagi memberikan jaminan!” demikian bujuk tentara Salib.

Orang-orang Islam masih curiga. Beberapa dari orang Islam diperbolehkan melihat sendiri kapal-kapal penumpang yang sudah dipersiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat ada kapal yang sudah dipersiapkan, maka mereka segera bersiap untuk meninggalkan Granada bersama-sama menuju ke kapal-kapal tersebut untuk berlayar.

Keesokan harinya, ribuan penduduk Muslim Granada yang keluar dari rumah-rumahnya dengan membawa seluruh barang-barang keperluannya beriringan jalan menuju pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai tentara Salib bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumahnya. Setelah ribuan umat Islam Spanyol berkumpul di pelabuhan, dengan cepat tentara Salib menggeledah rumah-rumah yang telah itinggalkan penghuninya. Lidah api terlihat menjilat-jilat angkasa ketika para tentara Salib itu membakari rumah-rumah tersebut bersama orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.

April Mop Itu

Di pelabuhan, ribuan umat Islam terpana ketika tentara Salib juga membakari kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka keluar dari Spanyol. Kapal-kapal itu dengan cepat tenggelam. Ribuan umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa karena sama sekali tidak bersenjata. Mereka juga kebanyakan terdiri dari para perempuan dan anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Sedang tentara Salib itu telah mengepung mereka dengan pedang terhunus.

Dengan satu teriakan dari pemimpinnya, ribuan tentara Salib itu segera membantai dan menghabisi umat Islam Spanyol tanpa perasaan belas kasihan. Jerit tangis dan takbir membahana. Dengan buas tentara Salib terus membunuhi warga sipil yang sama sekali tidak berdaya. Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu dibunuh dengan kejam. Darah menggenang di mana-mana. Laut biru berubah menjadi merah kehitam-hitaman.

Penutup

Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian diperingati oleh dunia Barat setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The Aprils Fool Day).

Bagi umat Islam, April Mop merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Ada ribuan saudara kita seiman disembelih, disula, dibakar dan dibantai oleh tentara Salib di Granada, Spanyol. Adalah tidak pantas jika ada orang Islam yang ikut-ikutan merayakan tradisi ini. Dengan ikut merayakan April Mop, sesungguhnya orang-orang Islam itu ikut bergembira dan tertawa di atas tragedi tersebut. Siapa pun orang Islam yang turut merayakan April Mop, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol, beberapa abad silam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar