Senin, 21 Desember 2009

Oh, Perempuan

(Kemuliaan Itu Milik Perempuan, Karena itu Jangan Cengeng)



Jangankan lelaki biasa, Nabi pun terasa sunyi tanpa wanita. Tanpa mereka, hati, fikiran, perasaan lelaki akan resah dan gelisah. Bahkan lelaki terkadang masih mencari satu dua lagi, walaupun sudah ada segala galanya. Di syurga semua ada, namun Nabi Adam As tetap merindukan bunda Siti Hawa. Ketahuilah bahwa kepada wanitalah seorang lelaki memanggil seruan ibu, isteri atau anak puterinya.

Konon mereka dijadikan dari tulang rusuk yang bengkok tetapi untuk diluruskan oleh lelaki. Tetapi kalau lelaki yang tak lurus, mana mungkin mampu meluruskan mereka. Tak mungkin kayu bengkok menghadirkan bayang-bayang yang lurus. Karena itu, luruskanlah wanita dengan petunjuk dan panduan Allah. Karena mereka diciptakan oleh Mahapencipta memang begitu rupa.

Jangan jinakkan mereka dengan harta. Nanti mereka liar. Jangan hibur mereka dengan kecantikan. Nanti mereka justru menderita. Sebab, semua itu sifatnya antara dan sementara, dan tidak menyelesaikan masalah apapun. Lebih baik kenalkan mereka kepada Allah, zat yang kekal. Di situlah kuncinya.

Bila akalnya setipis rambut, maka tebalkan ia dengan ilmu. Bila hatinya serapuh kaca, kuatkan ia dengan iman. Ketahuilah bahwa perasaan mereka selembut sutera. Bahkan akan lebih lembut lagi bila ia berhias dengan akhlak yang terpancar dari akidah dan syari’ahNya.

Hati lelaki terhibur dan bahagia walau mereka, para perempuan itu, tidak menjadi ratu kecantikan, presiden atau women gladiator. Bisikkan ke telinga mereka bahwa kelembutan bukan kelemahan. Katakan bahwa itu bukan diskriminasi dari Tuhan. Sebab di sana justru ada kasih sayang Tuhan.Bukankah dari rahim perempuan terlahir lelaki negarawan, karyawan, jutawan dan profesi lainnya. Tidak ada superman tanpa superwoman.

Wanita yang lupa pada hakikat dirinya, ia tidak terhibur dan tidak bisa menghibur orang lain. Tanpa ilmu, iman dan amal, mereka tidak bisa diluruskan. Bahkan mereka justru yang membengkokkan. Ingatlah bahwa banyak lelaki yang dirusak perempuan, dan tidak sebaliknya. Sebodoh apapun perempuan, ia mampu menundukkan sepandai-pandainya lelaki.

Tetapi itu adalah perempuan yang tidak kenal Tuhannya. Mereka tidak kenal diri mereka, apalagi kenal hakikat lelaki. Akibat ulah merekalah, banyak kaum lelaki kehilangan sekretarisnya, anak kehilangan ibunya, suami kehilangan isteri, dan bapa kehilangan puterinya. Bila wanita menjadi durhaka, dunia jadi huru-hara. Bila tulang rusuk patah, tertusuklah dan menjadi rusak jantung, hati dan limpa. Darah akan mengucur deras dari sana.

Ingatlah wahai para lelaki, jangan hanya mengharap ketaatan tetapi berusahalah bina kepemimpinanmu. Pastikan bahwa sebelum memimpin seorang perempuan, pimpinlah dirimu menuju Allah. Jinakkan dirimu, pasti akan jinak semua yang berada di bawah kepemimpinanmu. Jangan berharap istri seperti Siti Aisyah atau Fatimah Az Zahra bila pribadi belum mau meniru pribadi Rasulullah Saw atau setara dengan Sayyidina Ali Ra. Mengapa kaum lelaki tidak hendak menggapainya? Jika mau, pasti bisa. Mengapa tidak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar