Senin, 21 Desember 2009

Abubakar Ash Shiddiqy

Memerah Susu



Berkata Ibnu Sa'd dari Aisyah, bahwa Abu Bakar itu pedagang yang tiap hari ke pasar untuk berdagang. Beliau punya domba-domba yang diurus sendiri, digembalakan atau diserahkan kepada orang lain. Tiap pagi memerah air susu untuk diberikan kepada orang kampung. Usai dibaiat sebagai khalifah, seorang gadis kecil berkata:

"Tentunya sekarang dia tidak mau lagi memerahkan air susu untuk kita". Abu Bakar ra. mendengar ini, lalu berkata, 'Aku bersumpah untuk tetap memerah air susu bagi kalian, dan aku berharap agar tugasku yang baru ini tidak mengubah kebiasaanku.' Karena itu beliau tetap memerahkan susu seperti biasa dan diberikan kepada tetangganya.

Namun kemudian hari karena kesibukan sebagai khalifah, beliau berkata, "Demi Allah, urusan berdagang telah mengganggu tugas-tugasku. Tugas ini bisa berjalan lancar bila aku fokus terhadap urusan manusia. Tidak selayaknya aku hanya menyibukkan diri dengan urusan keluargaku." Atas alasan tersebut, beliau meninggalkan usaha dagangnya.

Berdagang adalah usaha untuk memenuhi keperluan hidup keluarganya. Jalan untuk mendapatkan rezeki dari Allah SWT. Berhenti berdagang, terputuslah pemasukan keuangan. Untuk itu, beliau mengambil gaji dari Baitul-Mal milik umat, sekedar mencukupi keperluannya setiap hari, juga untuk keperluan haji dan umrah. Konon, gaji setahunnya adalah 6.000 dirham. Menjelang kematiannya, dia berkata:

"Kembalikan sisa gaji itu ke Baitul-Mal milik Kaum Muslimin. Aku tidak ingin mengambil sedikit pun yang bukan hakku. Juga tanahku yang ada di tempat ini, dan itu juga buat Kaum Muslimin."

Kepada Umar beliau menyerahkan seekor unta yang air susunya biasa diperah, seorang budak dan selembar permadani seharga lima dirham. Umar sempat berkata, "Yang ini bisa jadi dapat menyebabkan kesusahan kepada khalifah sesudahku."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar