Senin, 23 November 2009

Ujian

(Untuk Anakku yang Sedang Marah)




Tingkatan kesabaran menghadapi ujian ada pada Nabi Ya’qub as.
kesabaran terhadap anak-anaknya yang mendengki
tersebab mampu membaca kehendak Allah
Mengantarkannya menaiki tangga kemuliaan
Buah dari kesabaran, tidak menghakimi, ratapan penuh kerinduan, dan keluhuran bahasa
digunakannya untuk membimbing mereka yang khilaf

Ujian terkadang sesuatu yang menyekat leher
ia berupa kesedihan dan kemarahan yang kerap bersatu
berupa nikmat yang bisa saja berubah menjadi siksaan terdekat dan tercepat
kalau tidak tahu bagaimana cara bersyukur.
karena ujian terkuat adalah kecamuk sanubari
merajai jiwa, penggerak heroik yang mengaktualisasikan diri

Gejolak hati berjalan sendiri dan acap melepaskannya dari nalar
di sana bersemayam kesombongan, iri dan dengki
ada juga khayalan yang melambung ke kaki langit
sampai tersesat di pintu realita, indra maupun nalar

Bersyukur adalah kecerdikan memberi nilai
sakit, sempit, teraniaya, bukanlah siksaan dan pengabaian
ia adalah penempaan hati untuk mencapai derajat mulia
yang mampu menghargai kenikmatan sekecil apapun

Seorang pandai besi membakar, menempa besi siang malam
Bukan ia benci besi, tetapi supaya besi itu tajam dan berbentuk
Demikianlah Allah menempatkan dimensi hambanya
agar merindukan apa yang ada disisiNya

Tertawa dan menangis adalah bagian dari ujian
Agar kita memiliki kepekaan hati
untuk merasakan kebahagian dan kesedihan
buah dari keinganan dan harapan
percayalah setiap kita diberi takaran yang berbeda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar