Senin, 23 November 2009

Rasa Malu

Ibn Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, (yang artinya):

"Sesungguhnya di antara kalam nubuwwah (ungkapan kenabian) yang disampaikan kepada manusia adalah, “Jika kamu tidak punya rasa malu, berbuatlah sesukamu!" (HR al-Bukhari).

Ibn Hajar, terkait dengan syarah (komentar) atas hadis ini, menyatakan antara lain:

Pertama, Nubuwwah itu adalah sesuatu yang telah disepakati para nabi. Ia merupakan perintah (kepada manusia). Ia tidak hapus bersamaan dengan dihapusnya syariah mereka. Ia juga perintah yang dibebankan kepada setiap akal manusia (di mana pun dan pada kapan).

Kedua, phrase “berbuatlah sesukamu” adalah kalimat perintah yang mengandung konotasi berita dalam bentuk ancaman. Dengan kata lain, kalimat tersebut bermakna: “Berbuatlah sesukamu karena pasti Allah akan membalasmu”. Makna lainnya adalah dorongan agar ada rasa malu (Ibn Hajar, Fath al-Bari, XVII/303).

Rasa malu yang dimaksud tentu saja malu kepada Allah Swt. Malu ini dikaitkan dengan keimanan. Sabda Rasulullah saw.,

“Malu itu sebagian dari iman" (HR Abu Dawud).

Beliau juga bersabda,

“Setiap agama memiliki akhlak dan akhlak Islam adalah rasa malu" (HR Malik).

Rasa malu kepada Allah harus dibuktikan dengan meninggalkan semua keburukan dan kekejian serta melakukan berbagai macam kebaikan dan kebajikan. Menurut Imam al-Baidhawi, hakikat malu kepada Allah adalah memelihara diri dari segala ucapan dan tindakan yang tidak Allah ridhai (Faydh al-Qadir, 1/623).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar