Senin, 23 November 2009

Matematika Allah

Oleh Burhan Solihin




Seorang sahabatku bertanya dengan kalimat lirih:

Sampai juga engkau di kampung halaman itu: Ka'bah.
bukan kata yang terucap, tapi air mata.
Kekasih yang lama bersemayam sepanjang usia,
kini cuma seayunan mata.

Labaik allahumma labaik
dari jauh beribu kilo di negeri rantau
kubertanya: kapan kiranya giliran hamba



Ah, andai saja mereka tahu, matematika Allah jauh lebih mencengangkan ketimbang 1+1 = 2 atau Rp 36 jt : Rp 500 rb/bulan = 72 bulan. Percayalah. Setidaknya saya telah berjumpa dengan empat orang yang mengalami dan membuktikan betapa mencengangkan matematika Allah itu. Hitungan itu meleset, jauh lebih cepat dari perkiraan.

Mereka percaya seperti percayanya para sahabat Nabi terhadap pertolongan Allah saat berperang: 100 orang melawan 1.000 orang di medan Badar. Saat segelintir orang berteriak dg harap-harap cemas, "matta nasrullah, matta nasrullah (mana pertolongan allah)? Sahabat lain berjuang dengan penuh keyakinan. dan pertolongan itu datang kepada orang-orang yang yakin... Begitu kata ustad di masjid kampung sebelah sana.

Andai sang kekasih itu bisa menceritakan segalanya. Bahwa, betapa banyak orang-orang Pakistan dan India yang jauh lebih miskin dari kebanyakan orang Jakarta yang ber-hp dua. Mereka pincang. Tidur di emperan Masjidil Haram dengan baju butut dan koper pakaian. Tak ada asrama. Mereka meniru Ibnu Batutah, menempuh perjalanan nan berdebu, penuh perompak, lewat darat atau kapal, memenuhi panggilan Kekasih.

Jangan pernah berhenti berharap. Jangan under estimate. Allah pasti memudahkan jalan orang-orang yang bersungguh-sungguh.

------------------------------------------------------------------------------------------------
(Lagi nabung untuk pergi dengan istri tercinta. Ya Allah kami, mudahkan dan panggil hamba-hambamu ini).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar