Selasa, 19 Januari 2010

Secangkir Kopi yang Ada Lalatnya


Pengantar

Ada 2 (dua) kondisi yang kuingin ceritakan.

Pertama, seseorang sedang asik berada di warung kopi, ditemani secangkir kopi. Di tangannya ada koran yang matanya melahap berita yang tercetak di sana. Asik betul orang itu, sampai-sampai dia tidak memperhatikan bahwa cangkirnya dirubungi lalat. Bahkan ada dua lalat yang nyempung di dalamnya.

Kedua, akhir 2008 kita menyaksikan kebiadaban Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza. Alasan agresi Israel ke Gaza seperti yang dinyatakan Tzipi Livni-Menlu Israel saat itu adalah karena serangan misil-misil Hamas ke wilayah Israel. Tetapi itu semua bualan Israel yang tidak terbukti. Kita melihat bahwa balasan agresi Israel terhadap warga sipil Palestina sudah kelewat batas.

Respon yang Berbeda

Apa yang terjadi pada secangkir kopi yang ada lalatnya itu? Di bawah ini, ada cerita yang menarik. Lalu hubungan antara secangkir kopi berlalat dengan polah agresi Israel terhadap warga Palestina? Entahlah. Tapi saya tantang Anda bagaimana caranya menghubung-hubungan dua keadaan di atas. Bagaimana? Bisa? Selamat mencoba.

1. Orang Inggris

Membuang isi cangkir tersebut di jalan dan tidak akan kembali ke kedai kopi tersebut untuk selamanya.

2. Orang Amerika

Membuang lalatnya lalu meminum kopinya.

3. Orang China

Menelan lalatnya lantas meminum kopinya juga.

4. Orang Israel

Menjual kopi tersebut ke Amerika dan menjual lalat ke China. Menangis di seluruh media dunia dan mengatakan bahwa mereka dalam bahaya. Menuduh orang Palestina, Hisbullah, Syiria dan Iran telah menggunakan senjata serangga. Menangis sambil mengecam akibat antisemit dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap mereka. Meminta Presiden Palestina untuk menghentikan pembiakan lalat di cangkir-cangkir kopi. Menduduki kembali West Bank, Garis Gaza. Menghancurkan rumah-rumah, tanah pertanian, memutus aliran air dan listrik penduduk Palestina, menembaki orang-orang Palestina secara acak. Meminta AS mengirimkan bantuan militer dan pinjaman 1 juta dollar untuk membeli cangkir kopi baru. Meminta PBB menghukum pemilik kedai kopi dengan denda membuatkan secangkir kopi gratis selama 1 abad. Yang akhir tapi bukan terakhir, menuduh seluruh dunia yang hanya diam saja bahkan sama sekali tidak bersimpati kepada Negara Israel. (Sally Seti, dimodifikasi oleh Islisyah Asman).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar