Minggu, 07 Maret 2010

Pesankan Neraka Buatku

Musim panas merupakan ujian yang berat, terutama bagi Muslimah untuk tetap mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan panas tak menjadikannya menggadaikan etika. Ketika musim dingin, ditutup telinga dan leher, untuk menjaga kehangatan badan. Karenanya, Jilbab memang memiliki multifungsi.

Dalam sebuah perjalanan cukup panjang, antara Kairo ke Alexandria; di sebuah mikrobus seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat. Ia menantang kesopanan. Ia duduk di ujung kursi dekat pintu ke luar. Tentu cara berpakaian seperti itu mengundang 'perhatian', dan bisa dibahasakan sebagai bentuk keprihatinan sosial oleh orang-orang.

Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk di sampingnya mengingatkan bahwa pakaian yang dikenakannya bisa mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi dirinya. Di samping itu, pakaian tersebut melanggar aturan agama dan norma kesopanan. Orang tua itu bicara hati-hati, pelan-pelan, layaknya seorang bapak terhadap anaknya.

Apa respon perempuan muda tersebut? Dia tersinggung, lalu merasa hak privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seorang manusia Ia mengespresikan kemarahannya dengan kata-kata:

"Jika bapak mau, ini ponsel saya, tolong pesankan tempat buat saya di neraka Tuhan Anda!"

Sebuah respon frontal. Orang tua berjanggut itu hanya beristighfar, menggumamkan kalimat-kalimat Allah. Penumpang lain yang mendengar kemarahan si wanita ikut kaget, lalu terdiam.

Detik-detik berikutnya menjadi senyap. Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpi, tak terkecuali perempuan muda itu.

Pada penghujung perjalanan di terminal terakhir mikrobus, Alexandria, semua penumpang bersiap-siap untuk turun. Tetapi mereka terhalangi tubuh perempuan muda itu yang masih terlihat tidur. Posisi tidurnya berada dekat pintu keluar.

"Bangunkan saja!" kata seorang penumpang.
"Iya, bangunkan saja!" teriak yang lainnya.

Gadis itu tetap bungkam, tiada bergeming. Salah seorang mencoba mendekati si wanita, menggerak-gerakkan tubuh gadis itu agar posisinya berpindah.

Astaghfirullah! Apa yang terjadi? Perempuan muda tersebut benar-benar tidak bangun lagi. Ia menemui ajalnya dalam keadaan telah memesan neraka! Kontan seisi mikrobus beristighfar, kalimat tauhid serta menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua tadi. Ada pula yang histeris meneriakkan Allahu Akbar dengan linangan air mata. Sebuah akhir yang menakutkan.

Ia mati dalam keadaan menantang Tuhan.
Ia telah memilih cara akhir hidupnya.
Ia tidak tahu bahwa hidupnya bisa berakhir setiap saat...
Ia tidak takut bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan yang buruk...
Ia tidak takut sama sekali bagaimana murka Allah...

Sungguh Allah masih menyayangi kita dan terus dibimbingNya. Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang dekat denganNya semakin dekat. Mereka yang terlena seharusnya segera sadar, mumpung kesempatan masih ada. Mumpung nyawa kehidupan masih melekat.

Apakah booking tempat wanita muda telah terpenuhi di alam sana? Wallahu a'lam.


------------------------------------------------------------------
Diadaptasi dalam Majalah (Neo) Al Manaar-Mesir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar