Minggu, 07 Maret 2010

Perempuan Buta Itu

Di sudut pasar kota Madinah, seorang pengemis Yahudi bermata buta duduk di pojok pasar. Setiap hari ia berseru kepada orang-orang yang mendekatinya:

"Wahai saudaraku, jangan kau dekati Muhammad. Dia itu orang gila, pembohong besar. Dia itu tukang sihir. Bila mendekatinya, kalian akan dipengaruhinya".

Tetapi setiap pagi pula Rasulullah Saw mendatanginya dengan membawa makanan. Tanpa berkata sepatah katapun, beliau menyuapinya walaupun pengemis itu selalu berteriak untuk tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Kebiasaan itu dilakukan beliau sampai menjelang wafat. Setelah beliau wafat, maka tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi buat pengemis buta itu.

Suatu saat Abubakar R.a berkunjung ke rumah anaknya, Aisyah R.ha. Beliau bertanya kepada anaknya,

"Anakku, apakah masih ada lagi sunnah kekasihku yang belum kukerjakan".

Aisyah R.ha menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah ahli sunnah. Hampir tidak ada satu sunnahpun yang belum ayah lakukan, kecuali satu sunnah lagi".

"Apakah Itu?", tanya Abubakar R.a.

Lalu Aisyah bercerita bahwa setiap pagi Rasulullah Saw selalu pergi ke ujung pasar. Beliau membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi yang matanya buta.

Esok harinya, Abubakar R.a. ke pasar, membawa makanan untuk pengemis buta itu. Abubakar R.a. mulai menyuapi. Tiba-tiba pengemis itu marah dan berteriak,

"Siapa kamu ?".

Abubakar r.a menjawab, "Aku orang yang biasa dan akan terus memberimu makan".

Karena merasa berbeda, pengemis buta itu berkata, "Bukan. Engkau bukan orang itu".

Kemudian pengemis buta itu bercerita bahwa orang yang biasanya datang kepadanya tangannya tidak canggung dan kaku. Tidak susah mulutnya mengunyah. “Dia menyuapiku dengan terlebih dahulu makanan itu dihaluskannya dengan mulutnya”. Perlu diketahui bahwa di kalangan masyarakat Arab, kebiasaan mengunyahkan makanan buat orang yang disayangi itu lumrah dilakukan.

Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya. Beliau menangis sesunggukan.

“Aku memang bukan orang yang biasa mendatangimu. Tetapi aku adalah salah seorang sahabatnya. Dia orang yang mulia. Tetapi dia telah meninggal dunia. Dia adalah Muhammad Rasulullah Saw”, kata Abubakar Ra di sela-sela tangisnya.

Mendengar keterangan Abubakar Ra, pengemis itu tertegun, termenung sejenak. Tetapi ia kemudian menangis sejadi-jadinya. Berulang-ulang ia bertanya, apa itu benar? Kemudian ia berkata:

“Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya. Ya Allah, ia tidak pernah marah kepadaku sedikitpun. Ia bahkan mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi. Ya Allah, betapa mulianya dia”, ujarnya di antara tangisan. Pengemis Yahudi yang buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar R.a. Ia masuk Islam


------------------------------------------
Sumber : Kitab Hayatush Shahabah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar