Senin, 09 Maret 2009

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Suatu hari, bu Darmi, salah satu pasienku, datang dengan perasaan tidak menentu ke klinik. "Pak dokter", katanya, "tolong periksa jantung saya".

Ibu Sudarmi memang pasien tetapku. Ia biasanya memeriksakan kondisi depo asam uratnya yang menumpuk di sendi-sendi tubuhnya. Dengan stetoskop, jantungnya kuperiksa detaknya. Memang ada sedikit percepatan pada detaknya (takhikardia).

"Jantung ibu baik-baik saja", kataku, "belum copot", aku bergurau. "Hanya saat ini ibu sedang kaget saja", kataku. "Tidak apa-apa", kataku untuk menenangkannya. Lalu bu Darmi tanpa kuminta lantas bercerita.

Pagi itu, sekitar jam delapan, dia dicandai seorang tetangganya. "Saya sedang beres-beres pot bunga ketika itu", kata bu Darmi.

"Nah, begitu, yang rapi, supaya pak Kirman senang", ujar tetangga tersebut. Pak (Su)kirman adalah suami bu Darmi. Kemudian si bapak setelah basi-basi bertetangga, bla-bla, berlalu dari depan rumah. Eh, tahu-tahu jam sepuluh pagi, dari pengeras suara masjid, ada pengumuman yang isinya menyebutkan bahwa si bapak tersebut telah meninggal dunia. Jelas saja bu Darmi kaget bukan kepalang. Itu sebabnya dalam suasana terkejut beliau datang ke klinik.

"Kemungkinan bapak tersebut ada gangguan pada jantungnya. Mungkin ada serangan jantung akibat organ tersebut tersumbat", kataku menjelaskan. Setelah dijelaskan panjang lebar, bu Darmi pulang dengan tidak membawa galau di hatinya.

Sebenarnya apa yang terjadi pada si bapak itu sudah sering kita dengar. Ada seorang insan yang memang sudah waktunya dijemput malaikat maut dengan cara demikian. Rutinitas kehidupan yang wajar, sebenarnya. Hanya karena maut menjemput dengan tiba-tiba, maka hal tersebut menjadi berita seantero komplek perumahan bu Darmi.

Inilah penyakit yang sering disebut ahli jantung sebagai serangan penyakit Jantung Koroner. Ini biasanya disebabkan oleh adanya penyumbatan athroma (berupa plak pada pembuluh darah jantung). Untuk jelasnya bisa dilihat pada gambar zoom pembuluh darah di bawah tulisan ini. Plak tersebut terletak pada dinding bagian dalam pembuluh darah korone
r jantung.

Jantung berfungsi memompa darah yang kaya oksigen paru ke seluruh tubuh. Bila otot jantung kekurangan oksigen, maka kemampuannya berkurang. Ia tidak mampu memberi oksigen kepada organ-organ tubuh sesuai kebutuhan. Inilah kondisi yang disebut payah jantung.


Bila pembuluh darah koroner jantung tersumbat mendadak dan tidak segera digantikan fungsinya oleh pembuluh darah koroner yang lain, maka otot jantung akan mati. Gejala yang muncul akan tergantung berapa persen penyumbatan yang terjadi. Penderita akan merasakan nyeri dada (Angina pectoris) yang terus ada. Tetapi ada kalanya muncul nyeri dada yang tidak stabil (Unstable Angina pectoris). Bila suplai oksigen sangat berkurang dan bahkan tanpa suplai sama sekali, maka akan menyebabkan matinya sebagian otot jantung (Infark Myocardium). Bahkan orang dapat mati mendadak akibat serangan jantung.

Faktor penyebab penyumbat yang disebut faktor resiko mempunyai 2 (dua) tingkatan. Ada yang penyebab utama (Mayor), yaitu para perokok, penderita darah tinggi dan kencing manis, kholesterol tinggi, serta adanya faktor keturunan.


Penyebab sampingan (Minor) umumnya dalam bentuk
kegemukan (obesitas), kurang olah raga/ fisik (Sedentary), pekerjaan dan suasana stress yang berkepanjangan, umur yang semakin tua dan pemakaian obat-obatan tertentu (jenis steroid) dalam waktu lama.

Bila Jantungnya Sudah Menyumbat


Orang yang jantungnya belum tersumbat, ia harus memahami faktor resiko apa saja yang perlu dan bisa dihindari. Namun bila sudah terkena, maka harus disiplin berobat terapi fisik secara khusus.


Dengan memahami bahwa penyakit kardiovaskuler (pembuluh darah jantung) merupakan proses pengobatan yang berkelanjutan, maka diperlukan beberapa komponen terapi seperti pendidikan kesehatan, bimbingan tentang pola makan dan metabolisme tubuh, serta bimbingan psikologis untuk membantu penyembuhan pasien.
(dari berbagai sumber)

1 komentar: